Liputan6.com, Jakarta - Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Dian Ediana Rae mengatakan normal jika terjadi transaksi dalam jumlah triliunan dari individu untuk disumbangkan. Hanya saja penyumbang dan dana sumbangannya harus jelas asal muasalnya dari mana.
“Kalau yang menyumbang itu 10 konglomerat terbesar Indonesia nyumbang. Maka mereka tidak akan menjadi isu karena profiling mereka sudah pasti, uang mereka banyak dan keuntungannya juga besar. Jadi kalau menyumbangkan Rp 1-2 triliun masyarakat juga tidak akan mempersoalkan,” kata Dian dalam Live Talk Kepala PPATK-Tribun, Misteri Sumbangan Rp. 2 Triliun, Selasa (3/8/2021).
Advertisement
Dia menjelaskan, sama halnya dengan transaksi dalam bisnis dan transaksi triliunan sudah biasa keluar masuk di pasar modal. Namun yang membuat transaksi itu tidak normal atau mencurigakan ketika adanya “isu”.
Advertisement
“Menurut pengamatan kita nih dalam transaksi bisnis, dalam transaksi yang terkait dengan jual beli dan lain sebagainya sesuatu hal yang normal-normal. Tapi yg menjadi tidak normal ketika profiling orang dengan jumlah uang dan dengan pejabat penerima kemudian menjadi persoalan itu yang jadi isu utama buat kita PPATK,” jelasnya.
Oleh karena itu, PPATK turun tangan dalam kasus sumbangan senilai Rp 2 triliun dari keluarga Almarhum pengusaha Akidi Tio, untuk penanganan Covid-19 warga Palembang.
Lantaran sumbangan yang diserahkan oleh Heriyanti bersama dokter keluarga Akidi Tio, Prof Hardi Dermawan secara simbolis sebesar Rp2 triliun kepada Kapolda Sumsel, pada hari Senin (26/7/2021) lalu tidak ada kepastian.
“Inilah kenapa kita harus turun tangan dan melakukan klarifikasi. Ini yang harus kita amati betul. Sebetulnya yang salah ini adalah inkonsistensi,” ujarnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Gemar Beri Sumbangan
Dian tidak menampik bahwa masyarakat Indonesia gemar memberikan sumbangan atau bantuan bagi yang membutuhkan. Hal itu terlihat berdasarkan data world giving index, Indonesia berada di urutan ke 10.
“Giving index kita selalu tinggi Indonesia di rangking 10. Masyarakat kita sangat suka sekali memberikan bantuan dan saya kira ini sesuatu yang harus kita apresiasi. Makanya kalau ada kasus seperti ini tentu kita harus tangani dengan baik,” pungkasnya.
Advertisement