Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani menjelaskan, harga Vaksin Gotong Royong (VGR) turun menjadi Rp 188 ribu per dosis. Sebelumnya, harga pembelian vaksin ditetapkan sebesar Rp 321.660 per dosis.
Sedangkan untuk tarif pelayanan vaksinasi maksimal sebesar Rp 117.910 per dosis. Artinya untuk satu kali suntikan maka biaya yang dikeluarkan untuk vaksin Gotong Royong berkisar di Rp 305 ribu.Â
Baca Juga
"Harga vaksin sudah turun, kalau saya tidak salah harganya Rp 188 ribu per dosis. Itu nanti dikali dua karena dua kali disuntik yaitu vaksinnya adalah Sinopharm," kata dia dalam acara Upaya Bersama Memutus Pandemi Covid-19 dan Membangkitkan Ekonomi, Selasa (24/8/2021).
Advertisement
Hariyadi mengatakan, untuk biaya pelayanan ini bisa berbeda-beda di tiap daerah. "Masing daerah nanti tentunya akan mengupayakannya sendiri atau kalau memang dari Bio Farma dalam koordinasi Bio Farma akan ada tambahan biaya untuk pelayanan kesehatan tersebut," tandasnya.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kimia Farma-Astra Agro Gelar Vaksinasi Gotong Royong
Sebelumnya, PT Kimia Farma Tbk melalui cucu usaha PT Kimia Farma Diagnostika menggelar program vaksinasi gotong royong untuk para pekerja PT Astra Agro Lestari Tbk beserta keluarga yang tersebar di Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi.
Program vaksinasi ini dilakukan secara on site di perkebunan kelapa sawit yang jadi lahan kerja para pegawai Astra Agro, dengan tenaga kerja mencapai sekitar 36 ribu orang.
ÂPlt Direktur Utama Kimia Farma Diagnostika Agus Chandra mengatakan, program vaksinasi gotong royong ini dilakukan untuk menciptakan herd immunity di kalangan pekerja lapangan, sekaligus menjaga produktivitas minyak kelapa sawit di tengah pandemi Covid-19.
"Secara total keseluruhan, peserta dari Astra Agro merupakan mitra strategis kami yang cukup besar," kata Agus Chandra dalam sesi teleconference, Jumat (13/8/2021).
Agus menyampaikan, distribusi vaksin sendiri berasal dari National Distribution Center (NDC) milik Kimia Farma Diagnostika di Jakarta. Itu kemudian didistribusikan melalui udara secara serentak dari Aceh sampai dengan Papua.
"Itu kita lakukan tidak hanya perkebunan, jadi ada pertambangan, ada juga untuk industri otomotif, beberapa cabang-cabang otomotif yang ada di seluruh Indonesia," jelas dia.
Advertisement