PMN Cair, Hutama Karya Lanjutkan Pembangunan Trans Sumatera

Hutama Karya juga sedang mengajukan usulan PMN Tahun Anggaran 2022 sebesar Rp 31,350 triliun

oleh Arief Rahman H diperbarui 08 Sep 2021, 19:47 WIB
Diterbitkan 08 Sep 2021, 19:47 WIB
Hutama Karya mengoperasikan dua ruas tol di Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) secara fungsional alias tanpa tarif selama libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2020/2021.
Hutama Karya mengoperasikan dua ruas tol di Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) secara fungsional alias tanpa tarif selama libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2020/2021.

Liputan6.com, Jakarta - Dana Penyertaan Modal Negara (PMN) bagi PT Hutama Karya (Persero) tahap pertama cair Rp 6,2 triliun pada akhir Agustus 2021. Dana itu, sebagai dorongan lanjutan terhadap proyek Tol Trans Sumatera yang saat ini tengah digarap Hutama Karya.

EVP Sekretaris Perusahaan Tjahjo Purnomo menyampaikan bahwa PMN yang telah diterima perusahaan akan digunakan untuk tiga ruas JTTS. Sesuai yang terdapat di dalam APBN tahun 2021, PMN sebesar Rp 6,2 triliun akan dialokasikan untuk percepatan pembangunan tol ruas Sigli – Banda Aceh sebesar Rp 3,092 triliun, ruas Lubuk Linggau – Curup – Bengkulu sebesar Rp 2,702 triliun dan ruas Kuala Tanjung – Tebing Tinggi – Parapat sebesar Rp 414 miliar.

“Selain menerima PMN tahap 1, saat ini perusahaan juga tengah mengusulkan penambahan PMN 2021 Tahap II dan III sebesar Rp 19 triliun yang akan digunakan untuk mengoptimalkan pembangunan di 8 ruas JTTS diantaranya ruas Medan – Binjai, ruas Pekanbaru – Dumai, ruas Binjai – Langsa seksi Binjai – Pangkalan Brandan, ruas Kuala Tanjung – Tebing Tinggi – Parapat, ruas Sp. Indralaya – Muara Enim, ruas Kisaran – Indrapura, ruas Sigli – Banda Aceh dan ruas Pekanbaru – Pangkalan,” katanya dalam keterangan tertulis, Rabu (8/9/2021).

Sebelumnya perusahaan telah melakukan berbagai alternatif pendanaan melalui creative financing mulai dari pendanaan perbankan nasional hingga penerbitan obligasi. Namun di luar itu, Perusahaan juga membutuhkan financing support melalui PMN berkelanjutan ini untuk menjaga arus kas perusahaan tetap sehat.

“Kami telah membangun 531 km tol dan saat ini sudah beroperasi. Menjelang akhir tahun ini, kami berharap akan bertambah sepanjang sekitar 80 Km diantaranya Tol Sigli – Banda Aceh seksi 2,5 dan 6 sepanjang 19 Km, Tol Binjai – Langsa segmen Binjai – Stabat (12 Km), Tol Pekanbaru – Bangkinang (31 Km) dan Tol Bengkulu – Taba Penanjung (18 Km). Sehingga rencana total terbangun Jalan Tol Trans Sumatera di tahun 2021 yakni sepanjang sekitar 611 Km,” tutur Tjahjo.

Dengan adanya PMN ini, perusahaan memastikan akan sangat berhati-hati dalam penggunaannya. Hingga saat ini seluruh PMN yang diterima perusahaan telah menghasilkan JTTS yang terbangun dan beroperasi hingga kurang lebih 531 Km.

Diantaranya yakni Tol Bakauheni – Terbanggi Besar (141 Km), Tol Terbanggi Besar – Pematang Panggang – Kayu Agung (189 Km), Tol Palembang – Indralaya (22 Km), Tol Medan Binjai (17 Km), Tol Pekanbaru – Dumai (132 Km), Tol Sigli – Banda Aceh seksi 3 Jantho – Indrapuri (16 Km) dan seksi 4 Indrapuri – Blang Bintang (14 Km).

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Ajukan PMN 2022

Hutama Karya terus melanjutkan penugasan untuk membangun Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS). (Dok HK))
Hutama Karya terus melanjutkan penugasan untuk membangun Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS). (Dok HK))

Saat ini, HK juga sedang mengajukan usulan PMN Tahun Anggaran 2022 sebesar Rp 31,350 triliun dalam bentuk tunai yang akan dialokasikan untuk menyelesaikan beberapa ruas JTTS yang ditargetkan rampung keseluruhan di 2023.

“Alokasi PMN TA 2022 sebesar Rp 31,350 Triliun akan digunakan untuk ruas Pekanbaru – Dumai senilai Rp 293 miliar, Binjai – Langsa senilai Rp 3,581 triliun, Sp. Indralaya – Muara Enim Rp senilai 7,180 triliun, Kisaran – Indrapura senilai Rp 2,422 triliun, Kuala Tanjung – Tebing Tinggi – Parapat senilai Rp 5,057 triliun, Bengkulu – Taba Penanjung senilai Rp 1,237 triliun, Sigli – Banda Aceh Rp 6,376 triliun dan Pekanbaru – Pangkalan senilai Rp 5,204 triliun.” terang Tjahjo.

Sebagai informasi, Hutama Karya terus berupaya menyelesaikan pembangunan di 8 (delapan) ruas JTTS tahap I, adapun progres masing-masing ruas tersebut yakni Tol Sigli Banda – Aceh (74 Km) sebesar 71 persen, Tol Kisaran – Indrapura (48 Km) sebesar 24 persen, Tol Kuala Tanjung – Tebing Tinggi – Parapat (143 Km) sebesar 60 persen.

Kemudian, Tol Sp. Indralaya – Muara Enim (121 Km) sebesar 33 persen, Tol Padang – Sicincin (36 Km) sebesar 44 persen, Tol Pekanbaru – Pangkalan (64 Km) sebesar 62 persen, Tol Bengkulu – Taba Penanjung (18 Km) sebesar 81 persen dan Tol Binjai Langsa seksi Binjai – Pangkalan Brandan (58 Km) sebesar 38 persen.

 

Manfaat PMN

Jalan Tol Sigli Banda Aceh (Sibanceh) Seksi 4 (Indrapuri–Blang Bintang) yang menjadi bagian dari Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) sepanjang 2.765 km. (Dok Hutama Karya)
Jalan Tol Sigli Banda Aceh (Sibanceh) Seksi 4 (Indrapuri–Blang Bintang) yang menjadi bagian dari Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) sepanjang 2.765 km. (Dok Hutama Karya)

Kemudian, dalam keterangan tersebut, Hutama Karya merinci manfaat dari realisasi PMN ini. Manfaat tersebut dikatakan mampu memengaruhi tidak sektor, pemerintah, perusahaan, dan masyarakat secara umum.

Secara umum, kegiatan perekonomian akan semakin meningkat dengan efisiennya pengerjaan proyek yang ditangani Hutama Karya.

“Hadirnya Jalan Tol Trans Sumatera diharapkan dapat memfasilitasi pengolahan potensi sumber daya, sehingga Sumatra dapat menjadi mesin pertumbuhan ekonomi Indonesia, karena pengembangan kegiatan ekonomi utama juga memerlukan konektivitas (infrastruktur),” tulisnya.

Sementara bagi Pemerintah, penyaluran PMN ini dapat memberikan manfaat berupa terhubungnya konektivitas di Pulau Sumatra, serta meningkatnya economic IRR dan fiskal selama masa konsesi. Tak hanya itu, PMN juga dinilai sebagai bentuk investasi jangka panjang Pemerintah yang disalurkan ke dalam bentuk infrastruktur jalan tol.

Konektivitas di Sumatra perlu didukung agar pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak hanya bertumpu di Pulau Jawa, namun merata ke berbagai wilayah sehingga keseimbangan kondisi infrastruktur dapat tercapai.

Kemudian, bagi Perusahaan, diharapkan dapat meningkatkan struktur permodalan yang lebih kuat dalam melakukan pengusahaan jalan tol serta mampu meningkatkan Financial IRR.

“Bagi Masyarakat, keberadaan Jalan Tol Trans Sumatera tidak hanya mampu mempersingkat jarak tempuh antar daerah di Sumatera, namun mampu menurunkan biaya transportasi barang dan/atau manusia rata-rata sebesar 24,22 persen hingga mampu menyerap tenaga kerja selama masa konsesi di sepanjang JTTS,” tutup Tjahjo.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya