Tak Terhalang Pandemi, Perdagangan Indonesia-Mesir Capai Rp 11 Triliun

KBRI Kairo melaporkan hubungan perdagangan Indonesia-Mesir yang terus bertumbuh di masa pandemi Covid-19.

oleh Maulandy Rizki Bayu Kencana diperbarui 09 Sep 2021, 12:10 WIB
Diterbitkan 09 Sep 2021, 12:10 WIB
FOTO: Ekspor Impor Indonesia Merosot Akibat Pandemi COVID-19
Aktivitas bongkar muat kontainer di dermaga ekspor impor Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (5/8/2020). Menurut BPS, pandemi COVID-19 mengkibatkan ekspor barang dan jasa kuartal II/2020 kontraksi 11,66 persen secara yoy dibandingkan kuartal II/2019 sebesar -1,73. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - KBRI Kairo melaporkan hubungan perdagangan Indonesia-Mesir yang terus bertumbuh di masa pandemi Covid-19. Pada periode Januari-Mei 2021, hubungan dagang kedua negara tumbuh 37,4 persen secara tahunan (yoy), dari USD 571 juta atau setara Rp 8,13 triliun (kurs Rp 14.250 Per dolar AS) menjadi Rp 785 juta (Rp 11,18 triliun).

Duta Besar RI untuk Mesir Lutfi Rauf mengatakan, pertumbuhan positif tersebut juga dibarengi dengan kenaikan mitra UMKM yang terlibat dalam hubungan dagang Indonesia-Mesir secara digital.

"Desember 2020, jumlah UMKM yang memasuki ekosistem digital mencapai 3,8 juta. Bahkan per Maret 2021, jumlah UMKM yang memasuki ekosistem digital kembali melonjak menjadi 4,8 juta," kata Lutfi dalam keterangan tertulis, Selasa (9/9/2021).

Capaian itu turut disokong oleh pelaku UMKM yang tergabung dalam Asosiasi Dagang dan Bisnis atau Asdin Pesantren, yang memasarkan 1.070 produk siap ekspor dari 120 perusahaan.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Keterlibatan Pelaku UMKM

Dorong Pertumbuhan Ekonomi Pelindo III Permudah Proses Ekspor Impor
(Foto:@Pelindo III)

Atase Perdagangan KBRI Kairo Irman Adi Purwanto mengulas, keterlibatan pelaku UMKM di lingkup pesantren punya potensi menjanjikan untuk mendongkrak hubungan dagang antara Indonesia dan Mesir.

"Keberadaan pondok pesantren di Indonesia merupakan potensi besar untuk pelaku ekonomi syariah dan industri halal agar dapat mengisi ceruk pasar ekspor produk pangan, makanan olahan, dan produk industri halal lainnya yang sangat dibutuhkan pasar Mesir," tuturnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya