Menkes: Ada 21 Jaringan Lab di Indonesia Bisa Tes Covid-19 Canggih

Pemerintah saat ini salah satunya tengah fokus terhadap perkembangan varian baru Covid-19 yang menjangkit di beberapa negara.

oleh Arief Rahman H diperbarui 13 Sep 2021, 21:23 WIB
Diterbitkan 13 Sep 2021, 21:18 WIB
Covid-19 Jadi Nama Penganti Virus Corona
Petugas laboratorium melakukan pengujian sampel dari orang yang akan diuji untuk virus corona COVID-19 di sebuah laboratorium di Shenyang, provinsi Liaoning timur laut China, Rabu (12/2/2020). WHO kini tidak lagi menyebut virus yang merebak di China sebagai Virus Corona Baru. (STR/AFP)

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah saat ini salah satunya tengah fokus terhadap perkembangan varian baru Covid-19 yang menjangkit di beberapa negara. Salah satu caranya adalah dengan memastikan testing secara canggih untuk mengetahui jenis varian virus yang menjangkit.

Guna mendapatkan hasil tersebut, Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin mengatakan, satu cara identifikasinya dengan keandalan laboratorium yang dimiliki.

Saat ini, Indonesia telah memiliki 21 laboratorium canggih yang mampu mengidentifikasi jenis varian Covid-19.

“21 jaringan lab di indonesia yang bisa lakukan testing yang canggih, saat ini setiap bulannya kita sudah bisa lakukan 1866 genome sequencing, dan pada Januari sampai Agustus sudah melakukan 6161 genome sequencing,” katanya dalam Evaluasi PPKM Level, Senin (13/9/2021).

Dengan demikian, ia juga mengatakan bahwa Presiden Joko Widodo meminta untuk memperkuat jaringan laboratorium agar bisa dengan cepat melakukan identifikasi varian baru.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Masih Lakukan Penelitian

Pemeriksaan Kesehatan Gratis Prodia
Petugas medis merapikan tabung di Laboratorium Klinik Prodia Kramat, Jakarta, Sabtu (8/5/2021). Memasuki usia ke 48 tahun PT Prodia Widyahusada Tbk memberikan pemeriksaan kesehatan gratis kepada media mulai dari pemeriksaan kolesterol hingga Anti SARS-CoV-2 Kuantitatif. (Liputan6.com/HO/Prodia)

Lebih lanjut, menurut pantauan Menkes Budi, bahwa sejumlah peneliti di seluruh dunia sedang melakukan penelitian terkait perilaku dari varian-varian mutasi baru virus Covid-19.

Kemudian juga soal laju penularannya, serta karakter dari varian baru tersebut. Ia mengatakan, bahwa terkait informasi tersebut belum ada hasil riset pasti yang bisa menjamin perilaku varian baru yang telah ditemukan.

“Ini sedang dalam penelitian bagaimana perilakunya laju penularannya, apakah mereka bisa menghindar dari antibodi atau bentuk dari vaksinasi, kini belum ada rist pasti, ketiga varian ini belum ada di Indonesia,” tuturnya.

Tiga varian baru yang belum masuk Indonesia tersebut, lanjut Menkes terdeteksi di negara-negara seperti Peru, Kolombia, dan Afrika Selatan.

Rinciannya, varian Lambda, pertama kali ditemukan di Peru pada Desember 2020 dan telah menyebar ke 42 negara. Kemudian varian Mu, yang muncul di Kolombia pada Januari 2021, serta yang paling baru adalah varian C.1.2 yang ditemukan di Afrika Selatan pada Mei 2021 dan telah menyebar ke 9 negara di dunia.

“Virus Sars-cov-2 ini sangat mudah bermutasi, sejak muncul desember 2020, banyak muncul mutan dan varian baru, diantaranya alpha, beta, gamma, dan delta yang sebabkan lonjakan kasus tinggi India dan Indonesia,” katanya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya