Kejar Target Investasi Rp 1.200 T, Menteri Bahlil Minta Tambahan Anggaran Rp 600 Miliar

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia kembali menyampaikan usulan tambahan anggaran sebesar Rp 600 miliar di Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR RI, Rabu (22/9/2021).

oleh Arief Rahman H diperbarui 22 Sep 2021, 12:30 WIB
Diterbitkan 22 Sep 2021, 12:30 WIB
Kepala BKPM Bahlil Lahadalia meluncurkan Pusat Komando Operasi dan Pengawalan Investasi, Senin (23/3/2020). (Athika/Liputan6.com)
Kepala BKPM Bahlil Lahadalia meluncurkan Pusat Komando Operasi dan Pengawalan Investasi, Senin (23/3/2020). (Athika/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia kembali menyampaikan usulan tambahan anggaran sebesar Rp 600 miliar di Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR RI, Rabu (22/9/2021).

Namun, ia belum berani memastikan jumlah tersebut telah disetujui atau dipastikan jumlahnya.

Menteri Bahlil menyebut, permintaan tamabahan anggaran tersebut sebagai tindak lanjut target yang diemban Kementerian Investasi untuk meraup investasi sebesar Rp 1.200 triliun di tahun 2022.

“Anggaran kedepan untuk memenuhi target, mengusulkan penambahan sekitar Rp 600 miliar, telah disampaikan dalam rapat sebelumnya tentang permohonan tambahan anggaran tersebut, namun sampai hari ini kami belum berani untuk nyatakan itu sudah pasti,” katanya.

Ia menuturkan sedikitnya anggaran tersebut akan dibagi ke dalam enam poin sebagai langkah percepatan investasi.

Sebelumnya, untuk target investasi di 2021, Kementerian Investasi ditarget meraup sebesar Rp 900 triliun investasi.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Rincian Alokasi

Bahlil Lahadalia selaku Menteri Investasi Republik Indonesia/Kepala BKPM
Bahlil Lahadalia selaku Menteri Investasi Republik Indonesia/Kepala BKPM

Lebih lanjut, Menteri Bahlil merinci rencana alokasi tambahan anggaran yang diusulkannya tersebut. sedikitnya ada enam kegiatan dengan target dan nominal dana yang dibutuhkan dengan angka yang berbeda-beda.

Pertama, tambahan anggaran tersebut akan dialokasikan unutk Peta Peluang Investasi dengan target 24 Proyek dan usulan anggaran senilai Rp 95 miliar. Kemudian, Relokasi perusahaan asing ke Indonesia dengan target 50 perusahaan dan usulan anggaran Rp 140 miliar.

Kemudian, Eksekusi realisasi investasi bagi perusahaan penerima fasilitas penanaman modal sebesar kurleb Rp 2.900 triliun (eksekusi realisasi investasi penerima fasilitas penanaman modal) dengan target 159 perusahaan dan usulan anggaran Rp 110 miliar.

“Ternyata ada Rp 2.900 triliun potensi investasi sejak tahun 2017, 2018, 2019, 2020 yang insentifnya sudah diberikan namun itu belum tereksekusi,” katanya tegas.

Untuk mengatasi hal tersebut, Menteri Bahlil menyebut akan mengambil langkah komprehensif sesuai dengan temuan di lapangan.

“Ini kita lagi bedah, kalau itu cuma bisnis casual kami akan lakukan langkah komprehensif dan terukur agar negara tidak disandra oleh saudara-saudara saya, atau teman-teman kita sebagai pengusaha yang telah mendapatkan insentif atau izin-izin lain dalam rangka menjalankan usahanya,” paparnya.

Selanjutnya, alokasi untuk Eksekusi realisasi investasi mangkrak (eksekusi realisasi investasi proyek-proyek strategis) dengan target 80 proyek strategis dan usulan anggaran senilai Rp 120 miliar. Lalu, Peningkatan Investasi baru dengan target 3 roadmap, 6 proyek dan 6 perusahaan, dengan usulan anggaran Rp 85 miliar.

Terakhir, guna pembentukan dan gerak Satgas Percepatan Investasi dengan target 30 perusahaan/proyek/kasus dengan usulan penggunaan anggaran senilai Rp 50 miliar.   

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya