Liputan6.com, Jakarta Indonesia bisa mempertahankan surplus neraca perdagangan selama 16 bulan berturut-turut. Neraca perdagangan surplus sejak Mei 2020 hingga pada Agustus 2021 tercatat sebesar USD 4,74 miliar.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto membeberkan penyebab Indonesia bisa meraih surplus neraca perdagangan selama 16 bulan terakhir.
Baca Juga
Dikatakan hal itu seiring membaiknya permintaan global. Selain itu, harga komoditas utama dunia juga mengalami kenaikan yang cukup pesat di tengah pandemi Covid-19.
Advertisement
"Pulihnya permintaan (global) dan meningkatnya harga komoditas global telah membuat neraca perdagangan mengalami surplus selama beberapa bulan berturut-turut," tuturnya dalam mikro forum virtual Forwada 2021, Kamis (23/9/2021).
Dia pun meminta kerjasama seluruh pihak agar momentum emas ini bisa terus dijaga. Diantaranya, dengan membantu pemulihan sektor UMKM yang sempat terpukul parah pandemi Covid-19 di tahun 2020 lalu.
"Ini menjadi kesempatan yang baik bagi kita semua untuk mendorong globalisasi ekonomi," tutupnya.
Terakhir Defisit
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan, Indonesia berhasil menorehkan surplus neraca perdagangan sebesar USD 19,17 miliar secara kumulatif pada Januari-Agustus 2021.
Menurut laporan BPS, Indonesia memang terus mengukir catatan surplus neraca perdagangan sejak 16 bulan terakhir. Indonesia terakhir kali mencatat defisit pada April 2020 lalu.
"Kalau kita lihat, selama Januari-Agustus 2021 itu neraca perdagangan kita surplus USD 19,17 miliar. Jadi cukup tinggi," kata Kepala BPS Margo Yuwono dalam sesi teleconference, Rabu (15/9).
Margo menyebutkan, surplus neraca perdagangan Indonesia pada 8 bulan pertama tahun ini pun bahkan lebih tinggi dari total keseluruhan pada 2020 lalu.
"Kalau secara grafik, 2020 hanya tercatat USD 10,96 miliar. Kemudian bahkan di 2019 sempat defisit dan seterusnya, bahwa ini surplusnya cukup besar USD 19,17 miliar," ungkapnya.
Reporter: Sulaeman
Sumber: Merdeka.com
Advertisement