Ternyata Ini Penyebab Neraca Perdagangan Indonesia Bisa Surplus 16 Bulan Berturut-turut

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto membeberkan penyebab Indonesia bisa meraih surplus neraca perdagangan selama 16 bulan terakhir.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Sep 2021, 16:08 WIB
Diterbitkan 23 Sep 2021, 13:41 WIB
20161018-Ekspor Impor RI Melemah di Bulan September-Jakarta
Aktivitas bongkar muat peti kemas di JICT Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (18/10). Penurunan impor yang lebih dalam dibandingkan ekspor menyebabkan surplus neraca dagang pada September 2016 mencapai US$ 1,22 miliar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Indonesia bisa mempertahankan surplus neraca perdagangan selama 16 bulan berturut-turut. Neraca perdagangan surplus sejak Mei 2020 hingga pada Agustus 2021 tercatat sebesar USD 4,74 miliar.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto membeberkan penyebab Indonesia bisa meraih surplus neraca perdagangan selama 16 bulan terakhir.

Dikatakan hal itu seiring membaiknya permintaan global. Selain itu, harga komoditas utama dunia juga mengalami kenaikan yang cukup pesat di tengah pandemi Covid-19.

"Pulihnya permintaan (global) dan meningkatnya harga komoditas global telah membuat neraca perdagangan mengalami surplus selama beberapa bulan berturut-turut," tuturnya dalam mikro forum virtual Forwada 2021, Kamis (23/9/2021).

Dia pun meminta kerjasama seluruh pihak agar momentum emas ini bisa terus dijaga. Diantaranya, dengan membantu pemulihan sektor UMKM yang sempat terpukul parah pandemi Covid-19 di tahun 2020 lalu.

"Ini menjadi kesempatan yang baik bagi kita semua untuk mendorong globalisasi ekonomi," tutupnya.

 


Terakhir Defisit

Neraca Perdagangan Indonesia Meningkat
Suasana bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Minggu (11/1/2021). Berdasarkan data yang dirilis Bank Indonesia (BI), neraca perdagangan Indonesia pada Januari-November 2020 mencapai surplus 19,66 miliar dolar AS. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan, Indonesia berhasil menorehkan surplus neraca perdagangan sebesar USD 19,17 miliar secara kumulatif pada Januari-Agustus 2021.

Menurut laporan BPS, Indonesia memang terus mengukir catatan surplus neraca perdagangan sejak 16 bulan terakhir. Indonesia terakhir kali mencatat defisit pada April 2020 lalu.

"Kalau kita lihat, selama Januari-Agustus 2021 itu neraca perdagangan kita surplus USD 19,17 miliar. Jadi cukup tinggi," kata Kepala BPS Margo Yuwono dalam sesi teleconference, Rabu (15/9).

Margo menyebutkan, surplus neraca perdagangan Indonesia pada 8 bulan pertama tahun ini pun bahkan lebih tinggi dari total keseluruhan pada 2020 lalu.

"Kalau secara grafik, 2020 hanya tercatat USD 10,96 miliar. Kemudian bahkan di 2019 sempat defisit dan seterusnya, bahwa ini surplusnya cukup besar USD 19,17 miliar," ungkapnya.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya