Lewat Program Makmur, Petani Lebih Mudah Akses Modal hingga Asuransi

Menteri BUMN, Erick Thohir turut menyaksikan penandatanganan MoU antara PT Pupuk Indonesia dan Bank BRI terkait program Makmur.

oleh Arief Rahman H diperbarui 30 Sep 2021, 12:40 WIB
Diterbitkan 30 Sep 2021, 12:40 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir
Menteri BUMN, Erick Thohir ketika meluncurkan Program Makmur saat kunjungan kerja di Subang, Jawa Barat, Sabtu (28/8/2021). Dok BUMN

Liputan6.com, Jakarta Menteri BUMN, Erick Thohir turut menyaksikan penandatanganan MoU antara PT Pupuk Indonesia dan Bank BRI terkait program Makmur. Dirut PT Pupuk Indonesia, Bakir Pasaman mengungkap makna dari program Makmur tersebut.

Bakir menyebut makmur memiliki kepanjangan Mari Kita Majukan Usaha Rakyat. Artinya, upaya-upaya yang dilakukan perusahaan pelat merah tersebut guna menunjang kemakmuran rakyat.

Bakir juga mengapresiasi dukungan para stakeholder terhadap program Makmur, salah satunya dukungan permodalan dari Bank Rakyat Indonesia (BRI).

"Kami menyampaikan apresiasi dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Menteri BUMN atas kesediaannya menyaksikan penandatanganan Nota Kesepahaman ini," kata Bakir, dalam penandatanganan MoU antara Pupuk Indonesia dan BRI, di Jakarta, Kamis (30/9/2021).

Bakir menceritakan bahwa program Makmur merupakan program agro solution yang bertujuan memberikan pendampingan dan pengawalan intensif kepada petani dan budidaya pertanian.

Melalui program Makmur, dikatakan Bakir, petani mendapatkan kemudahan akses permodalan, agro input seperti pupuk, benih, pestisida, kawalan tekonologi budidaya, jaminan offtaker, hingga asuransi bila terjadi gagal panen.

"Kami mendapat dukungan dari Bank BRI dalam hal akses permodalan serta layanan produk dan jasa perbankan lainnya. Insha Allah dengan dukungan ini, program Makmur dapat berjalan lebih baik dan bisa menjangkau lebih banyak petani di Indonesia, sehingga manfaatnya semakin dapat dirasakan oleh masyarakat," kata Bakir.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tingkatkan Kesejahteraan Petani

Menteri BUMN, Erick Thohir
Menteri BUMN, Erick Thohir ketika meluncurkan Program Makmur saat kunjungan kerja di Subang, Jawa Barat, Sabtu (28/8/2021). Dok BUMN

Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan bahwa Makmur menjadi program nyata dalam rangka meningkatkan kesejahteraan yang didukung peningkatan produktivitas dan pendapatan petani.

"Hari ini BRI bekerjasama dengan PT Pupuk Indonesia untuk program Makmur dan kemarin sempat bercanda-bercanda kalau belum ada singkatannya Makmur, singkatannya apa, kita bingung, ternyata sudah ada singkatannya hari ini, Mari Kita Majukan Usaha Rakyat," kata Erick.

Melalui program Makmur, Erick mengatakan bahwa para petani mendapat banyak fasilitas yang menunjang kegiatan budaya pertanian. Melalui program Makmur ini, Erick juga berharap Indonesia menjadi lumbung pangan dunia.

"Kita harapkan tadi, kita dampingi pembiayaannya, kita dampingi juga pupuknya, bibitnya, dan sekarang kita akan membentuk PMO bagaimana memastikan offtakernya, kita coba lakukan ini tidak lain coba potensi momentumnya ada, bagaimana Indonesia bisa menjadi lumbung pangan dunia, cuma kita mulai dari kecil dulu," kata Erick.

Mengurangi Porsi Subsidi

Sementara itu, Direktur Utama BRI, Sunarso menyebut langkah penandatanganan Nota Kesepahaman ini sebagai langkah mengurangi porsi subsidi.

"Sepemahaman saya, ini upaya kita bersama bahwa kita ingin mencoba setidaknya mengurangi porsi subsidi terhadap pertanian terutama pupuk," katanya.

Ia juga menilai langkah ini sebagai langkah untuk mengevaluasi program yang berjalan.

"Ini MoU menurut saya bagus, paling tidak sadarkan kita untuk evaluasi, apakah efisien dan efektif subsidi kita. Sebaiknya subsisdi kita di input atau output," katanya.

Selama ini, kata Sunarso, subsidi yang diberikan adalah melalui metode input. Artinya, melalui penyaluran subsidi baik bibit, pupuk, pestisida, dan lainnya.

"Atau biarkan saja orang melalui produksi ikuti mekanisme pasar tapi berapa pun produksinya harus diserap dengan harga menggairahkan maka itu artinya subsidi ditaruh di output. Kita belum pernah coba," tuturnya.

Ia mengatakan caranya dengan memperkuat sektor pertanian agar bisa juga mengurangi subsidi dan bisa ikut dalam mekanisme pasar. Artinya, penyerapan pupuk nonsibsidi bisa meningkat.

"Maka kemudian (program) Makmur ini kita coba kurangi subsidi dengan cara perkuat pertanian itu supaya kuat bersaing ikut mekanisme pasar, barangkali ada missing link antara satu sekuen dan sekuen lain. Kalau ekosistem benar, maka dia kuat. Kalau dia kuat di pasar, itu approachnya commercial base," katanya.

"Kami komitmen dengan Pak Bakir sehingga mudah-mudahan ekosistem bisa kita bangun. ga usah muluk-muluk, satu ekosistem beras atau holtikultura di satu tempat saja dulu. Nanti sukses baru direplika. Baru kita bisa tancapkan bendera, ini loh kami di bawah Kementerian BUMN bisa melepaskan petani dari ketergantungan subsidi dan mandiri, dan bisa di approach lembaga keuangan karena sudah sudah fully commercial base," tukasnya.

Informasi, Program Makmur ini dijalankan oleh anak perusahaan Pupuk Indonesia, mulai dari PT Pupuk Iskandar Muda, PT Pupuk Sriwidjaja Palembang, PT Pupuk Kalimantan Timur, PT Petrokimia Gresik, dan PT Pupuk Kujang Cikampek. Pada tahun 2021, target luasan lahan Program Makmur seluas 50 ribu hektare.

Adapun, komoditas yang menjadi fokus program ini yakni padi, jagung, cabai, kelapa sawit, singkong, kopi, lada, kakao, bawang merah, tebu, tembakau, nanas, dan manggis. Realisasi program Makmur hingga saat ini, secara nasional telah mencapai 40.332 hektar dan melibatkan 28.884 petani.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya