Tidak Semua Hobi Dapat Dijadikan Profesi, Kenali Bedanya!

Memiliki gairah dan hasrat belum tentu dapat dijadikan sebagai profesi di masa mendatang, simak perbedaannya

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Okt 2021, 07:00 WIB
Diterbitkan 07 Okt 2021, 07:00 WIB
[Bintang] Ilustrasi Hobi
Siapa saja selebriti-selebriti Hollywood yang mempunyai koleksi unik? (foto: ieltsonlinetests.com)

Liputan6.com, Jakarta Memiliki hasrat dan gairah dalam melakukan sesuatu akan membuat Anda bersemangat tanpa paksaan. Ada perasaan senang sekaligus rela menghabiskan seluruh waktu hanya untuk melakukan hal tersebut.

Salah satu miliarder pemilik tim basket AS Mark Cuban justru menyatakan hal sebaliknya, mengikut hasrat yang dimiliki adalah sebuah kebohongan.

Adapun dia beranggapan akan lebih berharga untuk mengejar sesuatu yang dikerjakan/upayakan sekarang karena memiliki peluang untuk lebih sukses di dalamnya.

Sementara itu, Garrett Lerner dan Russel Friend selaku penulis skenario dan produser eksekutif dari drama serial berjudul ‘Ordinary Joe’ mengatakan bahwa apa yang dikerjakannya sekarang merupakan hasrat mereka di dunia film dan tampaknya mereka berdua cukup sukses di bidang itu.

Meskipun demikian, sebelum memilih hasratnya di dunia film, Lerner pernah ingin bekerja di bidang olahraga sampai memilih tempat magang di perusahaan olahraga, sayangnya hal tersebut membuatnya tidak puas dan kecewa.

Perjalanan tersebut akhirnya ditemukan setelah ia menulis dan membuat film. Ada efek berbeda yang dirasakan dalam dirinya dan semakin jatuh cinta dalam dunia film. Titik itulah yang menjadi batu loncatan dari karier yang dijalankan sekarang.

“Beberapa gairah dimaksudkan untuk menjadi hobi, sedangkan beberapa gairah lainnya dimaksudkan untuk menjadi profesi,” jelas Lerner kepada CNBC, Kamis (7/10/2021).

Kemampuan untuk membedakan kedua hal tersebut adalah kunci utama. Keputusan Anda yang terjebak pada profesi yang Anda sadari seharusnya menjadi hobi, membuat rasa lelah lebih cepat datang.

Konsep tersebut menjadi fokus baru yang harus diperhatikan dan dibayangkan. Kini, Joe membagikan tiga kehidupan dan sisi, jika ia memilih menjalankan profesi yang seharusnya hanya sebatas hobi saja, mungkin pekerjaannya saat ini adalah menjadi perawat atau petugas polisi. 

Pada kenyataannya, Anda tidak dapat menjalani banyak kehidupan secara bersamaan. Alih-alih akan membantu Anda untuk mengetahui cara mudah untuk memilih perjalanan karier Anda di masa mendatang.

 

 

Cari Tahu Kebenarannya

Ilustrasi hobi. Unsplash/Ross Sneddon
Ilustrasi hobi. Unsplash/Ross Sneddon

Asisten profesor administrasi bisnis Harvard Business School Jon Jachimowicz mempelajari proses hasrat orang dalam bekerja dan merekomendasikan beberapa latihan pikiran sebanyak tiga langkah untuk membantu Anda menentukan jenis kehidupan yang Anda inginkan.

Renungkan hal-hal yang paling Anda pedulikan dalam hidup untuk menentukan nilai yang tepat untuk diri Anda.Buatlah daftar dari masing-masing nilai tersebut sebagai ‘ember’ Anda.Pikirkan dan rasakan apabila Anda menghabiskan seluruh waktu yang dimiliki untuk mengerjakan pekerjaan yang Anda pilih pada daftar sebelumnya.

Pekerjaan Anda mungkin tidak bisa diisi hanya satu ember saja, begitu sebaliknya, Anda juga tidak mungkin melakukan seluruh pekerjaan dari daftar yang sudah Anda pilih. Hal terpentingnya adalah isi dan buat daftar tersebut dengan strategi tertentu.

“‘Ember’ kosong jauh lebih menyakitkan dibandingkan melipatgandakan jumlah konten yang Anda masukkan ke dalam satu ember yang sudah memiliki barang,” ujar Jachimowicz.

Jika pekerjaan yang dilakukan terasa tidak memuaskan, Anda masih dapat menemukan cukup gairah untuk pekerjaan lain di bidang tertentu. Untuk seseorang yang suka memasak, mungkin tidak menginginkan dirinya untuk menghabiskan seluruh waktunya hanya untuk memasak.

Pertimbangan akan hal-hal serupa adalah penting untuk menentukan langkah arah Anda. Misalnya. ‘Apakah kamu bisa mencari nafkah di sana?’, ‘Apakah Anda dapat hidup sesuai dengan yang Anda inginkan?’, atau ‘Apakah jam kerja yang ada sesuai keinginan Anda?’.

 

 

Mimpi yang Realistis

Ilustrasi bermimpi
Ilustrasi bermimpi. Unsplash/Randy Tarampi

Mengejar mimpi menjadi motto setiap orang untuk mencapai tujuan hidupnya. Namun, hal tersebut dapat menjadi pedang bermata dua bagi kita semua. 

Sebuah studi yang dilakukan Stanford pada 2018, orang yang mengikuti hasrat membuat mereka berpikir bahwa itu mudah. Tidak hanya itu, hasrat tersebut bisa saja menyebabkan Anda memberi sedikit usaha sehingga menjadi kurang berhasil pada bidang tersebut.

Ketika Anda menjalani apa yang menjadi hasrat Anda, definisikan kembali apa arti kebahagiaan bagi Anda. Bandingkan pengertian dan pemahaman dari kebahagiaan yang Anda miliki dengan apa yang sedang dikerjakan.

Apapun jalan yang dipilih adalah sesuatu yang tidak terbatas. Menjalani hidup akan ada banyak hal yang selalu berubah, bertumbuh, dan berkembang sehingga memengaruhi Anda dalam melakukan perubahan.

“Di mana pun Anda berada adalah tempat di mana Anda seharusnya berada. Tidak ada kehidupan yang selalu lebih baik dari yang lain,” pungkas Friend.

Reporter: Caroline Saskia

 

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya