Orang Terkaya Dunia Jeff Bezos Kepincut Ikut Danai Startup Indonesia Ula

Jeff Bezos, orang terkaya dunia termasuk investor dalam pendanaan ke Startup Indonesia bernama Ula.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 04 Okt 2021, 16:47 WIB
Diterbitkan 04 Okt 2021, 16:42 WIB
Startup Ula
Ula, startup ecommerce mendapatkan pendanaan seri B sebesar USD 87 juta setara Rp 1,24 triliun salah satunya dari Jeff Bezos.

Liputan6.com, Jakarta Ula, startup ecommerce mendapatkan pendanaan seri B sebesar USD 87 juta setara Rp 1,24 triliun. Jeff Bezos, orang terkaya dunia termasuk investor dalam pendanaan tersebut.

Pendanaan bersama ini dipimpin Prosus Ventures, Tencent, dan B-Capital serta Bezos Expeditions, yang merupakan venture capital milik pendiri Amazon, Jeff Bezos, beserta investor Asia Tenggara lainnya yaitu Northstar Group, AC Ventures, dan Citius.

Para investor yang telah mendanai Ula pada seri sebelumnya seperti Lightspeed India, Sequoia Capital India, Quona Capital, dan Alter Global, juga turut berpartisipasi kembali pada pendanaan seri B kali ini.

Ula juga turut mengajak Pandu Sjahrir, yang merupakan seorang investor berpengalaman serta pengusaha, sebagai penasehat perusahaan.

Co-Founder dan Managing Partner Northstar, Patrick Walujo, mengaku telah mengenal para pendiri Ula sejak sebelum memulai dan telah mengamati pertumbuhan Ula dari dekat.

"Setelah lebih dari satu dekade berinvestasi di Asia Tenggara, kami telah menyaksikan bahwa perusahaan-perusahaan dengan misi sosial yang kuat dapat bertumbuh dengan sangat cepat. Kami mempunyai kesamaan misi dengan Ula dalam memberdayakan UMKM Indonesia melalui teknologi dan berharap dapat mendukung pertumbuhannya di Indonesia,” jelas dia.

Pendanaan Seri B Ula, yang diumumkan hanya delapan bulan setelah pendanaan Seri A di bulan Januari, akan digunakan untuk investasi pada pertumbuhan kehadiran Ula di seluruh Indonesia, penambahan kategori baru, pengembangan layanan Beli-Sekarang-Bayar-Nanti (Buy-Now-Pay-Later, BNPL), serta pembangunan teknologi baru, infrastruktur logistik, dan rantai pasokan lokal.

Seri pendanaan Ula sebelumnya meliput pendanaan awal sebesar USD 10,5 juta pada Juni 2020 yang dilanjutkan dengan pendanaan Seri A pada bulan Januari 2021 sebesar USD 20 juta.

Co-Founder dan Chief Operating Officer Ula Riky Tenggara, mengatakan jika di dunia yang telah didukung teknologi, warung tidak lagi hanya menjadi “sekedar sebuah toko saja”, melainkan merupakan sebuah pintu gerbang bagi warga sekitarnya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Warung pada umumnya memiliki keunggulan yang besar, seperti biaya yang sangat kecil (karena dijalankan oleh anggota keluarga dan telah memiliki tempat sendiri) serta memiliki hubungan yang erat dengan pelanggannya.

"Sementara e-commerce menghadapi masalah biaya pengiriman yang mahal dan toko ritel tradisional memiliki bangunan fisik terbatas di jalan utama, ada banyak pemilik warung tradisional yang mendapatkan keuntungan dengan melayani kebutuhan sehari-hari di lingkungan sekitar mereka," jelas dia dalam keterangannya, Senin (4/10/2021).

Keuntungan yang kecil, pilihan produk yang terbatas, serta modal usaha yang terbatas membuat mereka tidak mampu memenuhi seluruh kebutuhan pelanggan di sekitar mereka dan merealisasikan potensi pertumbuhan bisnis mereka.

“Memecahkan kompleksitas masalah rantai pasokan di Indonesia merupakan sebuah upaya yang sangat menantang dan berdampak. Sebagai perusahaan yang dibangun dari sebuah komunitas, kami tidak dapat meremehkan pentingnya memberikan layanan yang selalu dapat diandalkan oleh pelanggan kami, khususnya layanan yang dapat memberikan perbedaan yang nyata bagi kehidupan mereka," kata dia. 

 

 


Pendanaan Kedua di Tahun Ini

Startup Ula
Startup Ula

Pendanaan Seri B Ula ini adalah kali ke-dua Ula meraih pendanaan di tahun ini. Hal ini dikatakan memperkuat komitmen mendukung para pemilik warung tradisional yang kurang terlayani dengan baik, khususnya mereka yang berada di kota Tier 2 hingga Tier 4 di mana akses terhadap sumber daya dan infrastruktur logistik masih menjadi tantangan utama.

Adrian Li, Founder, Managing Partner AC Ventures, menyatakan bahwa, misi Ula untuk memberdayakan 63 juta UMKM di Indonesia dengan teknologi digital merupakan salah satu peluang terbesar di Asia Tenggara.

Berkontribusi lebih dari 60 persen dari Produk Domestik Bruto Indonesia, UMKM merupakan penyokong perekonomian Indonesia dan Ula menyediakan pengadaan dan sistem operasional yang lebih efisien, dan pada akhirnya membuka akses akan pemenuhan kredit yang sangat dibutuhkan untuk memperluas skala bisnis UMKM.

Hanya dalam 20 bulan sejak peluncuran dan di tengah kondisi pandemi COVID-19, Ula telah tumbuh sebesar 230 kali lipat dan sekarang menawarkan lebih dari 6,000 produk serta melayani lebih dari 70,000 warung di dalam platformnya.

Ula memiliki tim yang tersebar di 3 negara dan merupakan salah satu perusahaan rintisan dengan pertumbuhan tercepat di kawasan ini.

 

.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya