Mengenal 3 Ekonom Pemenang Nobel 2021 bidang Ekonomi

Hadiah Nobel Ekonomi diberikan kepada David Card, Joshua Angrist, dan Guido Imbens. Ketiga ekonom tersebut menjadi pencetus penggunaan eksperimen alami.

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Okt 2021, 16:39 WIB
Diterbitkan 12 Okt 2021, 15:00 WIB
Ilustrasi penghargaan Nobel
Ilustrasi penghargaan Nobel (Huffington Post)

Liputan6.com, Jakarta Predikat pemenang Nobel 2021 bidang Ekonomi jatuh ke 3 warga Amerika Serikat (AS). Mereka adalah David Card, Joshua Angrist, dan Guido Imbens. Ketiga ekonom tersebut menjadi pencetus penggunaan eksperimen alami.

Eksperimen alami yang dimaksud adalah menggunakan kehidupan nyata untuk mengetahui dampak dari keputusan pemerintah.  

Card yang merupakan profesor di University of California menerima setengah dari hadiah nobel senilai GBP 839 ribu (Rp 16 miliar).

Sementara itu, setengah dari jumlah hadiah nobel tersebut dibagi dua kepada Angrist yang merupakan profesor di Massachusetts Institute of Technology dan Imbens yang merupakan profesor di Stanford University. 

Melansir dari BBC, Selasa (12/10/2021), Card dikenal atas studinya terkait dampak kenaikan upah minimum terhadap pekerjaan di Amerika Serikat.

Temuannya mendorong para peneliti untuk meninjau kembali pendapat mereka bahwa peningkatan upah minimum selalu menyebabkan penurunan dalam pekerjaan.  

Pasalnya, eksperimen di laboratorium untuk menguji teori tidak bisa dilakukan oleh para ekonom. Oleh karena itu, mereka harus bergantung pada model teoretis dan meneliti situasi di kehidupan nyata yang kompleks.  

“Karya pemenang secara substansial meningkatkan kemampuan kita untuk menjawab pertanyaan kausal kunci yang sangat bermanfaat bagi masyarakat," kata Ketua Komite Nobel Ekonomi Peter Fredriksson.  

Lebih lanjut, karya mereka memecahkan masalah metodologis untuk menunjukkan bahwa kesimpulan yang tepat terkait hubungan sebab dan akibat bisa ditarik dari eksperimen alami.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Studi Upah Minimum

Mengintip Pembuatan Medali Hadiah Nobel
Medali hadiah Nobel ditunjukkan pada akhir produksi di Eskilstuna, Swedia, 29 Oktober 2019. Upacara penghargaan hadiah Nobel berlangsung setiap tanggal 10 Desember. (Jonathan NACKSTRAND/AFP)

Awalnya, Card berpikir bahwa hadiah tersebut adalah lelucon yang dilakukan oleh seorang teman SMA-nya.  

Studi terkait upah minimum dilakukan oleh Card di Princeton pada 1980-an. Ia menjalin kerja sama dengan Alan Krueger yang kemudian menjadi Asisten Sekretaris Departemen Keuangan di bawah pemerintahan Presiden Obama.  

Mereka melakukan survei terhadap restoran di New Jersey, sebelum dan sesudah diberlakukannya upah minimum. Namun, penemuan mereka terkait upah minimum yang tidak terlalu berpengaruh pada pekerjaan tidak langsung diterima begitu saja.  

Bahkan, orang lain berpikir bahwa mereka melakukan hal yang bodoh.  

“Namun metodologi untuk mengumpulkan dan menganalisis data di dunia nyata membuka mata orang untuk mendapatkan cara baru saat menganalisis ekonomi,” tambah Card.  

Studi lainnya yang juga diteliti adalah dampak imigrasi pada pekerjaan, serta bagaimana kebijakan upah menentukan kesenjangan upah yang didasarkan pada gender dan etnis.  

Karya ketiga ekonom tersebut dianggap merevolusi sisi empiris di bidang ekonomi.


Tentang Nobel Ekonomi

Nobel Prize 2016 (0)
Ilustrasi Piagam Nobel (Sumber Flickr/Adam Baker)

Nobel Ekonomi dikenal sebagai penghargaan Sveriges Riksbank (Bank Sentral Swedia) untuk mengenang Alfred Nobel yang dibuat pada 1968.  

Tahun lalu, hadiah dimenangkan oleh Paul Milgrom dan Robert Wilson dari Stanford University atas karya mereka dalam membuat lelang agar berjalan lebih efisien.  

Mereka menggunakan teori permainan (game theory), yang mengandalkan matematika untuk mempelajari pengambilan keputusan dan strategi dalam situasi sosial, untuk mengeksplorasi perilaku penawar.  

Sementara itu, pada 2019, penghargaan diberikan kepada Abhijit Banerjee, Esther Duflo, dan Michael Kremer atas karya mereka untuk mencari penyebab dan cara memulihkan kemiskinan.

Reporter: Shania

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya