Sumbar Ekspor 20 Ton Kerapu ke Hongkong Senilai Rp 2 Miliar

Sebanyak 20 ton ikan kerapu hidup dari Sumatera Barat menembus pasar Hongkong.

oleh Arief Rahman H diperbarui 14 Okt 2021, 20:00 WIB
Diterbitkan 14 Okt 2021, 20:00 WIB
Ikan kerapu. Foto: friedchillies
Ikan kerapu. Foto: friedchillies

Liputan6.com, Jakarta - Potensi hasil perikanan di Sumatera Barat menunjukkan tingkat yang positif. Sebagai buktinya, sebanyak 20 ton ikan kerapu hidup dari Sumatera Barat menembus pasar Hongkong.

Pelepasan ekspor komoditas senilai Rp 2 miliar juga dihadiri oleh Wakil Gubernur Sumatera Barat, Audy Joinaldy, Komandan Lantamal II Padang dan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Barat.

"Ekspor kita lepas melalui jalur laut dari daerah Desa Sungai Nyalo, Kecamatan Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan menggunakan alat angkut MV. Great Harvest," kata Kepala Stasiun Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (SKIPM) Padang, Rudi Barmara dalam keterangan resmi, Kamis (14/10/2021).

Rudi menambahkan, ikan kerapu yang diekspor terdiri dari dua jenis, yakni kerapu cantik dan kerapu cantang. Komoditas ini merupakan hasil budidaya CV Andalas Samudera Sejati yang telah mengantongi sertifikat cara karantina ikan yang baik (CKIB).

"Kita mendukung ekspor dan juga telah menerbitkan sertifikat kesehatan ikan (HC) ekspor berbasis Cara Karantina Ikan yang Baik (CKIB) guna mempercepat proses sertifikasi ekspor," sambungnya.

Dikatakannya, sertifikasi merupakan komitmen bahwa BKIPM berperan dalam penjaminan mutu dan keamanan hasil perikanan dalam mengawal pencapaian target ekspor produk perikanan.

"Kita dorong dan support pelaku usaha untuk bisa ekspor. Kita berikan layanan dan kemudahan dalam mengurus sertifikat yang dibutuhkan," terang Rudi.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Bantu Perekonomian

FOTO: Mengunjungi Pusat Koi dan Maskoki Nusantara Milik KKP di Cibinong
Pekerja menangkap ikan koi seharga Rp 25 juta di Pusat Koi dan Maskoki Nusantara, Raiser Ikan Hias Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (9/10/2021). Kementerian Perikanan dan Kelautan (KKP) membangun Pusat Koi dan Maskoki Nusantara di Raiser Ikan Hias Cibinong. (merdeka.com/Arie Basuki)

Sementara itu, Wakil Gubernur Sumatera Barat, Audy Joinaldy menilai aktivitas ekspor ini telah membantu perekonomian masyarakat di wilayahnya. Dia juga memastikan usaha budidaya kerapu akan menjadi program prioritas ke depan dan akan terus dikembangkan, mengingat potensi budidaya laut di Sumatera Barat sangat luar biasa.

"Ini patut kita apresiasi dan harus kita dorong untuk terus dikembangkan di Sumatera Barat," kata Audy saat menyerahkan Health Certificate (HC) yang telah diterbitkan oleh SKIPM Padang kepada CV Andalas Samudera Sejati.

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mendorong jajarannya memaksimalkan keberadaan unit pelaksana teknis (UPT) yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia agar menghasilkan nilai ekonomi bagi masyarakat dan negara.

Menurutnya, UPT adalah core dari KKP sekaligus bentuk kehadiran negara secara langsung di tengah masyarakat kelautan dan perikanan.

"Produktivitas UPT tidak sebatas pelayanan tapi juga menghasilkan nilai ekonomi bagi masyarakat dan negara," kata Menteri Trenggono.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya