Srikandi Konservasi Energi Siap Perkuat Energy Management System

Srikandi konservasi energi siap menerapkan berbagai teori dan praktek lapangan di tempat kerja masing-masing sebagai bagian dari implementasi Energy Management System (EnMS).

oleh Gilar Ramdhani diperbarui 30 Okt 2021, 23:25 WIB
Diterbitkan 30 Okt 2021, 22:36 WIB
Srikandi Konservasi Energi Siap Perkuat Energy Management System
Pelatihan Srikandi Konservasi Energi di Bogor, Jawa Barat.

Liputan6.com, Jakarta Setelah sepekan mendapatkan pelatihan Srikandi Konservasi Energi di Bogor, 25-30 Oktober 2021, 28 peserta yang hadir dari berbagai industri dan gedung perkantoran telah siap menerapkan berbagai teori dan praktek lapangan di tempat kerja masing-masing sebagai bagian dari implementasi Energy Management System (EnMS).

Pelatihan yang diinisiasi oleh kerja sama Kementerian ESDM bersama dengan UNDP Indonesia dalam proyek Market Transformation for Renewable Energy and Energy Efficiency (MTRE3) bertajuk Pelatihan Srikandi Energi, Gender Responsive Action ini setidaknya melahirkan 23 wanita sebagai Srikandi Konservasi Energi dan 5 orang pria lainnya yang turut dilatih menjadi calon Auditor maupun Manager Energi.

Dalam seremoni penutupan yang digelar pada Sabtu (30/10) Laode Sulaeman, Kepala Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (PPSDM KEBTKE) Kementerian ESDM, menjelaskan bahwa pelatihan ini menjadi penting karena proses pengelolaan energi bukanlah hal yang mudah, dibutuhkan dukungan dari berbagai pihak serta peran serta para wanita sebagai Srikandi Konservasi Energi. Mengingat saat ini jumlah auditor dan manager tersertifikasi jumlahnya sangat kecil.

"Sebanyak 1128 orang Auditor Energi saat ini, hanya 51 orang atau sekitar 4,5% saja yang merupakan Srikandi, sedangkan dari 1273 Manager Energi tersertifikasi, hanya 43 orang atau sebesar 3,4% saja yang berasal dari kalangan Srikandi," papar Laode.

Untuk itu, Laode menjabarkan, dalam pelatihan ini peserta dibekali dengan dua skills. Selain pengetahuan teknik mengenai konservasi energi, peserta juga dibekali soft skill dalam melakukan penghematan energi di lingkungan kerja berupa penataan mindset untuk membiasakan diri dalam kondisi konservasi sehingga dapat memanfaatkan energi yang lebih baik.

Disamping itu, kegiatan ini juga diharapkan dapat mendukung upaya pemerintah dalam menekan Emisi Gas Rumah Kaca, keberhasilan penerapan Smart Grid, dan mendukung kelancaran proses transisi energi.

"Perilaku hemat energi adalah perilaku yang sustainable untuk generasi selanjutnya," tukas Laode.

Srikandi Konservasi Energi Terbaik

Melalui proses Assessment terhadap pengetahuan tiap peserta pelatihan maka ditetapkan 5 besar terbaik yang terdiri dari 2 orang terbaik untuk Manager Energi dan 3 orang terbaik untuk Auditor Energi.

Dua orang Manager Energi dan 2 orang Auditor Energi terbaik akan mendapatkan pembiayaan uji kompetensi menjadi Auditor dan Manager Energi Tersertifikasi yang dibiayai oleh UNDP Indonesia dan 1 orang Auditor Energi Terbaik yang akan dibiayai uji kompetensi oleh LSP HAKE

Dua orang terpilih mengikuti sertifikasi Manager Energi adalah

  1. Win Masiha, PT BCA dibiayai oleh UNDP MTRE3
  2. Karina Pravitasari, PT Angkasa Pura 2 dibiayai oleh UNDP MTRE3

Sedangkan tiga orang terpilih yang akan mengikuti sertifikasi Auditor Energi adalah

  1. Khoirun Naimah, ITERA dibiayai oleh UNDP MTRE3
  2. Desi Kurniawati, B2TKE - BRIN dibiayai oleh UNDP MTRE3
  3. Putri Anggraeni Asep Rosanti, Kementerian ESDM dibiayai oleh LSP HAKE

National Project Manager MTRE3, Boyke Lakaseru, mengucapkan terima kasih kepada para peserta yang telah meluangkan waktu selama 6 hari dalam pelatihan ini.

"Saya mendengarkan ada kesan yang baik ya, karena teman-teman merasa mendapatkan pengetahuan lebih baik, di sisi praktis maupun secara teori, ini adalah awal dan diharapkan akan terus bergulir menghasilkan Srikandi Konservasi Energi lainnya," tutupnya. 

 

(*)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya