Liputan6.com, Jakarta - Belanja masyarakat Indonesia pada kuartal III 2021 sudah kembali ke level sebelum adanya pandemi Covid-19. kenaikan tingkat belanja tersebut terbukti dalam survei yang dilakukan oleh Mandiri Institute.
Head of Mandiri Institute Teguh Yudo Wicaksono menjelaskan, sebelumnya level belanja masyarakat Indonesia mengalami penurunan drastis karena berbagai pembatasan gerak seperti salah satunya adalah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
"Belanja masyarakat kembali meningkat mulai awal Agustus seiring pelonggaran bertahap (PPKM) yang dilakukan. Saat ini, belanja sudah kembali ke level periode pra-pandemi," ujar Teguh dalam keterangan tertulis, Senin (1/11/2021).
Advertisement
Dengan adanya pelonggaran aturan PPKM dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan, masyarakat sudah mulai berani beraktivitas kembali dan berbelanja.
Teguh mencatat, hingga kuartal III 2021, belanja masyarakat mengalami kontraksi sebesar 19 persen dibandingkan kuartal II 2021 (qoq). "Namun, terhadap kuartal yang sama tahun lalu, belanja masyarakat meningkat sebesar 8 persen (yoy)," bebernya.
Oleh karena itu, Teguh berharap pemerintah konsisten untuk mempertahankan keseimbangan antara sektor kesehatan dengan sektor ekonomi. Dengan demikian, upaya memutus mata rantai penularan Covid-19 di Indonesia tidak menghambat laju pertumbuhan ekonomi.
"Karena, tantangan terbesar adalah mempertahankan keseimbangan ini ke depan," tukasnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Mobilitas Warga ke Tempat Belanja dan Wisata Naik 9,3 Persen
Sebelumnya, berdasarkan data index mobility google, sampai 17 September 2021 lalu terjadi kenaikan mobilitas masyarakat. Terjadi kenaikan mobilitas di kawasan ritel dan tempat rekreasi menjadi 9,3 persen. Peningkatan ini sejalan dengan terkendalinya penyebaran Covid-19 di Tanah Air.
"Mobilitas di ritel dan recreation terjadi kenaikan 9,3. Ini selalu akan menjadi korelasi positif antara kegiatan masyarakat yang tentu akan memiliki dampak ekonomi dengan pengendalian covid," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers APBN KiTa, Jakarta, (23/9/2021).
Sri Mulyani mengatakan selama ini tingkat mobilitas masyarakat di pusat grosir dan farmasi selalu tumbuh positif. Sehingga peningkatan yang terjadi di ritel dan tempat rekreasi dianggap masih tertekan.
"Di grocery dan farmasi yang masih selalu positif, meskipun untuk ritel dan recreation memang masih cukup tertekan," kata dia.
Dia menjelaskan bila semua wilayah di Indonesia mengalami tren penurunan level PPKM, akan berdampak pada kegiatan ekonomi yang kembali bergerak dan tumbuh positif. Sehingga tingkat konsumsi masyarakat akan kembali tumbuh.
Advertisement