Wamenkeu: Kemenkeu Mengajar Bentuk Kegiatan Relawan, Tanpa APBN

Kegiatan Kemenkeu Mengajar ini merupakan kegiatan rutin yang diselenggarakan setiap tahun sebagai rangkaian dari peringatan Hari Oeang Republik Indonesia.

oleh Tira Santia diperbarui 09 Nov 2021, 13:20 WIB
Diterbitkan 09 Nov 2021, 13:20 WIB
Tokoh hingga Aktris Hadiri Forum Dialog Kesetaraan Gender
Wakil Menkeu Suahasil Nazara memberi sambutan dalam forum dialog Summit on Girls Getting Equal: Let's Invest in Girls di Jakarta, Selasa (10/12/2019). Pemerintah dukung untuk berinvestasi pada gender perempuan lewat beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara mengatakan, kegiatan Kemenkeu Mengajar ini merupakan kegiatan rutin yang diselenggarakan setiap tahun sebagai rangkaian dari peringatan Hari Oeang Republik Indonesia.

“Kami melakukan Kemenkeu Mengajar sebagai bentuk kegiatan relawan yang mengusung semangat kerelawanan dan kita melakukan ini tanpa biaya APBN, kita hanya minta waktu teman-teman yang mau menjadi relawan, kita betul-betul menyisihkan waktu untuk melihat sekolah-sekolah di sekitar tempat-tempat Kementerian Keuangan berada,” kata Wamenkeu dalam Kemenkeu Mengajar 6 di SMA Negeri 1 Malang secara virtual,  Selasa (9/11/2021).

Wamenkeu menyebutkan, ada 342 sekolah yang berpartisipasi dalam kegiatan Kemenkeu Mengajar tahun ini yang terdiri dari 124 SD, 103 SMP, 106 SMA, 10 sekolah Indonesia di luar negeri, dan 2 Sekolah Luar Biasa (SLB).

“Anak-anak yang saya sayangi, hari ini para relawan Kemenkeu Mengajar akan mendampingi kalian mempelajari hal-hal yang mungkin tidak langsung didapatkan dalam kurikulum kelas,” ujarnya.

Dia menegaskan, dalam Kemenkeu Mengajar akan bercerita mengenai bagaimana negara, bagaimana keuangan negara, bagaimana situasi ekonomi, bagaimana memulihkan ekonomi.

“Kita juga akan bercerita mengenai keberagaman budaya di Indonesia sebagai bagian dari pemersatu bangsa, dan tentu hal-hal lain yang menarik yang semoga menjadi inspirasi dan menjadi tambahan pengetahuan untuk anak-anak sekalian,” jelas Wamenkeu.

Adapun, Kemenkeu Mengajar 6 di SMA Negeri 1 Malang ini dilakukan secara hybrid. Wamenkeu juga berpesan agar penerapan protokol kesehatan dilakukan secara ketat baik pada kegiatan belajar mengajar di lingkungan sekolah maupun di kehidupan sehari-hari. 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Di Depan Murid SD, Sri Mulyani Beberkan Upaya Pemerintah Selamatkan Warga dari Covid-19

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan dalam Kemenkeu Mengajar ke-6  terkait pentingnya peranan keuangan negara menjadi alat yang diandalkan dalam menangani pandemi covid-19.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan dalam Kemenkeu Mengajar ke-6 terkait pentingnya peranan keuangan negara menjadi alat yang diandalkan dalam menangani pandemi covid-19.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan dalam Kemenkeu Mengajar ke-6  terkait pentingnya peranan keuangan negara menjadi alat yang diandalkan dalam menangani pandemi covid-19.

“Pemerintah menggunakan instrumen atau alat yang penting yaitu keuangan negara. Keuangan negara menjadi suatu alat yang diandalkan. Keuangan negara artinya negara memiliki instrumen keuangan untuk membantu rakyat dan ekonominya yang sedang terkena musibah luar biasa,” kata Sri Mulyani dalam Kemenkeu Mengajar ke-6 yang disaksikan oleh siswa-siswi SD, SMP, SMA, Selasa (9/11/2021).

Menkeu menjelaskan, dalam menghadapi pandemi covid-19, Pemerintah tidak berpangku tangan melainkan menggunakan instrumen keuangan negara untuk mengurangi dampak luar biasa dari pandemi tersebut.

Menurutnya, pandemi covid-19 ini memberikan suatu pilihan yang tidak mungkin, apakah Pemerintah harus menyelamatkan masyarakat supaya mereka tidak terkena virus covid-19.

Namun kalau Pemerintah ingin menyelamatkan nyawa masyarakat, Pemerintah harus membatasi masyarakat untuk tidak berinteraksi secara fisik. Mereka harus di rumah dan tidak bisa bertemu dengan yang lainnya, jika bertemu pun harus menerapkan prokes ketat, seperti jaga jarak harus pakai masker, dan harus divaksin.

Tapi, jika masyarakat tidak berinteraksi, ekonominya akan berhenti. Kalau berhenti itu akan menyusahkan masyarakat juga, karena dampaknya banyak masyarakat kehilangan pekerjaan, dan pendapatan.

“Jadi kalau kita ingin menyelamatkan rakyat dengan tidak membolehkan mereka keluar rumah karena takut menimbulkan dampak covid-19, covid-19 makin menularkan berbagai lapisan masyarakat Rumah Sakit penuh. Namun itu artinya perekonomiannya berhenti mandet,” ujarnya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya