Liputan6.com, Jakarta Menteri BUMN Erick Thohir meminta BUMN yang ingin memberi pendanaan terhadap perusahaan rintisan atau startup memperhatikan 3 hal. Ketiganya yakni pendiri start up merupakan orang Indonesia, perusahaan beroperasi di Indonesia dan go public di Indonesia.
"Jadi kita sekarang membentuk tim untuk menjadi kurasinya, sehingga investasinya itu benar, namun berdasarkan tiga hal. Pertama pendirinya adalah orang Indonesia, kedua operation company-nya berada di Indonesia, dan go public-nya di Indonesia yang terutama. Kalau dia mau dualistik, oke," ujar Menteri BUMN Erick Thohir dalam diskusi daring melansir Antara di Jakarta, Kamis (11/11/2021).
Baca Juga
Menurut Erick Thohir, sebagai bagian dari Merah Putih tentunya BUMN harus mendukung kreator dan konten lokal untuk memastikan pasar Indonesia digunakan untuk pertumbuhan Indonesia.
Advertisement
"Karena kenapa? Kita bagian dari Merah Putih yang harus mendukung daripada kreator lokal, konten lokal. Kita tidak anti asing, tetapi kita tidak mau pasar kita digunakan untuk pertumbuhan negara lain. Kita harus memastikan market Indonesia untuk pertumbuhan bagi negara kita," ujar Menteri BUMN Erick Thohir.
Terkait pendanaan startup ini, ia menyampaikan bahwa bisa berkolaborasi dengan berbagai pihak dan tentunya dengan tetap mengedepankan nasionalisme Merah Putih.
Saat ini Menteri BUMN juga sedang mencoba untuk memperbaiki sistem dari investasi yang ada di BUMN, karena terdapat Telkom, Telkomsel, Mandiri, BRI, yang masuk ke sektor pendanaan bagi startup.
Erick Thohir juga ingin membatasi terkait sektor pendanaan bagi investasi ini, karena ia tidak mau kejadian seperti dana pensiun yang semua BUMN memiliki dana pensiun sehingga akhirnya terjadi hal-hal yang tidak inginkan terulang kembali.
"Sekarang saya juga tidak mau semua BUMN tanpa expertise atau keahlian tiba-tiba investasi semuanya di startup, kita perlu konsolidasikan karena proses bisnis sangat penting," kata Erick Thohir.
Â
Dorong Keberadaan Unicorn Baru
Sebelumnya Menteri BUMN Erick Thohir terus mendorong generasi muda memiliki perusahaan-perusahaan besar yang menjadi Unicorn-unicorn baru.
Menurut Menteri BUMN, potensinya ada dan saat ini Indonesia memiliki lima unicorn dan mestinya bisa menjadi 25 unicorn untuk beberapa tahun mendatang.
Kondisi itu juga mendorong perusahaan-perusahaan menjadi besar, membuka lapangan kerja yang sangat masif, dan juga mendorong ekonomi Indonesia untuk memastikan Indonesia juga terproteksi dengan digitalisasi. Dengan demikian Indonesia tidak hanya menjadi market saja, tapi banyak entrepreneur Indonesia yang berdiri tegak. Semua pihak harus mendukung mereka.
Jika melihat posisi perusahaan di Indonesia, dari tahun ke tahun itu-itu saja. Sedangkan negara di dunia seperti Amerika Serikat dan banyak negara lainnya sekarang tumbuh perusahaan-perusahaan teknologi menjadi besar, jadi bukan yang berdasarkan sumber daya alam saja.
Advertisement