Tolak Cukai Naik, Petani Tembakau Siap Gelar Aksi Damai di Depan Istana

Kenaikan cukai dinilai akan berdampak sangat signifikan terhadap kelangsungan mata pencaharian petani tembakau.

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Nov 2021, 16:30 WIB
Diterbitkan 17 Nov 2021, 16:30 WIB
Aksi Petani Tembakau Tolak Kenaikan Tarif Cukai Rokok
Massa membentangkan spanduk saat aksi unjuk rasa di depan Kantor Sekretariat Negara, Jakarta, Senin (20/9/2021). Rencana kenaikan Cukai Hasil Tembakau (CHT) tersebut dinilai dapat mengancam kehidupan petani tembakau akibat banyak industri kecil akan gulung tikar. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Kebijakan pemerintah menaikkan tarif cukai hasil tembakau (CHT) akan menjadi pukulan keras bagi industri hasil tembakau (IHT) dari hulu hingga hilir. Kenaikan cukai terutama akan berdampak sangat signifikan terhadap kelangsungan mata pencaharian petani tembakau.

Pasalnya kenaikan CHT berpengaruh pada penurunan produksi rokok pabrikan yang pada akhirnya menyebabkan permintaan pasokan tembakau kepada petani berkurang.

Dengan hasil panen tahun 2021 ini yang kurang baik akibat musim kemarau hujan, nasib petani tembakau akan semakin terpuruk akibat kenaikan cukai. Sebagai respon atas rencana kenaikan CHT tersebut, para petani tembakau siap mendatangi Istana Negara di Jakarta, demi menyuarakan nasib mereka kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).

“Berat sekali beban kami para petani. Mohon Pak Presiden dan Ibu Menkeu tidak melakukan kenaikan cukai utamanya untuk rokok kretek tangan. Mulai 2020 hingga 2021, hasil panen tembakau kami sudah hancur karena hujan dan pandemi. Ditambah dengan kenaikan cukai, pada akhirnya kami petani yang menderita,” ujar Samukrah selaku Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, Rabu (17/11/2021).

Seberapa pun besaran persentase kenaikan tarif cukai yang akan ditetapkan pemerintah, Samukrah memproyeksikan bahwa pabrikan akan menekan biaya produksi.

“Pabrikan juga harus berstrategi agar usahanya tetap lanjut, apalagi untuk SKT yang dibuat manual. Caranya dengan membeli tembakau dengan harga serendah mungkin. Serapan petani tembakau semakin turun, harganya juga akan semakin turun. Petani yang menanggung akibatnya. Tolong lah, pemerintah harus menunda kenaikan cukai,”tegasnya.

Untuk diketahui, tembakau menjadi komoditi andalan bagi masyarakat di Madura. Apalagi mengingat terdapat sekitar 60.000 hektar luasan lahan pertanian tembakau di Madura.

“Kami mohon dalam setiap memutuskan kebijakan, pemerintah melakukan analisis yang benar-benar memperhitungkan dampak kerugian. Cukai naik, petani makin buntung. Kami akan bergerak ke istana, memperjuangkan nasib kami,” tambah Samukrah.

Tak hanya di Madura, para petani tembakau di Temanggung Jawa Tengah pun menyatakan siap melakukan aksi damai di Jakarta apabila pemerintah bersikukuh tetap ketok palu meresmikan kenaikan tarif cukai akhir bulan ini. Aksi tersebut merupakan upaya petani menyuarakan kekecewaan mereka pada pemerintah.

“Ya mau gimana lagi? Selama ini, tak ada yang mau mendengar suara petani. Dalam setiap menentukan kebijakan, termasuk kenaikan CHT, petani tak pernah diajak dialog. Oleh karena itu, kami melakukan aksi damai ke istana,” ujar Siyamin, Ketua APTI Temanggung.

Hingga saat ini, pemerintah belum mengumumkan besaran kenaikan tarif cukai rokok untuk tahun depan. Sebelumnya, pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menargetkan, pengumuman terkait cukai rokok bisa dilakukan dalam bulan ini.

“Realisasi dana bantuan, termasuk DBHCHT yang katanya sebesar 15 persen untuk petani, tidak pernah kami terima. Begitu juga dengan bantuan lainnya, sering tidak tepat sasaran, tidak jelas distribusi dan outcome-nya. Sampai hari ini kami belum pernah merasakan manfaat DBHCHT. Pemerintah tidak peduli dan tidak memahami apa yang menjadi kebutuhan kami, para petani tembakau,” ungkap Siyamin.

Lebih lanjut, Samukrah menambahkan, seberapa pun besaran persentase kenaikan tarif CHT yang akan ditetapkan pemerintah, dia memproyeksikan bahwa pabrikan akan menekan biaya produksi. Sebab, pabrikan juga harus berstrategi agar usahanya tetap berlangsung. Caranya dengan membeli tembakau dengan harga serendah mungkin.

“Serapan petani tembakau semakin turun, harganya juga akan semakin turun. Petani yang menanggung akibatnya. Tolong lah, pemerintah harus menunda kenaikan cukai,” pinta Samukrah.

Untuk diketahui, pelaku IHT dan mata rantainya saat ini dalam kondisi cemas dan khawatir terkait rencana pemerintah mengerek naik tarif CHT 2022. Sebelumnya, pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menargetkan, pengumuman terkait cukai rokok bisa dilakukan dalam bulan ini.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Suara Buruh

Melihat Perkebunan Tembakau Terbaik di Kuba
Seorang petani membawa daun tembakau di perkebunan tembakau di San Juan y Martinez, Provinsi Pinar del Rio, Kuba (24/2). Para peserta akan dibawa ke perkebunan tembakau terbaik di Pinar del Rio dan ke pabrik cerutu bersejarah. (AFP Photo/Yamil Lage)

Dari sisi buruh, para pekerja pabrik rokok di Kudus, Jawa Tengah juga sepakat melakukan aksi demo ke istana bila pemerintah mengabaikan suara penolakan kenaikan CHT.

Sekjen Serikat Buruh Muslim Indonesia (Sarbumusi) Kudus, Badaruddin mengungkapkan para buruh industri rokok yang didominasi para pekerja perempuan akan semakin termarjinalkan dengan keputusan menaikkan CHT. Selama ini, roda perekenomian di Kudus ditopang oleh industri hasil tembakau (IHT) yang utamanya menyerap tenaga kerja perempuan.

“Dari sekitar 77 ribu-an buruh pabrik rokok di Kudus, 80 persen adalah kaum perempuan dengan tingkat pendidikan SD dan SMP. Sebagai pekerja di pabrik rokok, mereka mandiri dan berdaya dengan upah yang didapat. Para perempuan ini adalah tulang punggung keluarga. Naiknya CHT jelas akan membuat dapur mereka sulit mengepul. Mohon pemerintah jangan mengabaikan kondisi ini,” ujar Badaruddin.

Setiap tahun, Sarbumusi mencatat penurunan jumlah tenaga kerja di sektor IHT khususnya sejak 2013. Hal ini, lanjut Badaruddin tak terlepas dari keputusan kenaikan cukai rokok yang juga terjadi setiap tahun.

“Setiap tahun jumlah tenaga kerja tergerus. Tidak ada perlindungan terhadap tenaga kerja sektor ini. Kepada siapa lagi kami mau mengadu mengenai nasib buruh jika tidak langsung kepada Pak Jokowi. Kami, para buruh asal Kudus bersatu, akan melakukan aksi turun ke jalan, datang ke istana, agar Pak Jokowi bisa melihat secara nyata dampak kenaikan CHT terhadap para buruh,” tutupnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya