Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah melakukan berbagai upaya untuk mengembalikan kegiatan ekonomi masyarakat sekaligus melindungi masyarakat dari penularan virus Covid-19. Salah satunya dengan mempersiapkan vaksinasi yang ditujukan bagi anak-anak.
Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta jajarannya untuk mempersiapkan pelaksanaan vaksinasi bagi anak-anak.
“Dalam hal (penularan virus) banyak terdampak aak-anak, maka vaksinasi bagi anak-anak perlu terus didorong,” kata Airlangga Hartarto dalam konferensi pers PPKM, Senin (6/12/2021).
Advertisement
Dengan begitu, tingkat vaksinasi anak-anak untuk usia 6-12 tahun akan segera dimulai. Selain itu, Jokowi juga meminta untuk segera menyiapkan vaksinasi booster sudah dipersiapkan untuk Januari 2022.
“Presiden minta agar booster vaksinasi sudah dipersiapkan untuk Januari 2022. Kami sedang akan memfinalkan terkait dengan vaksin berbasi PBI dan vaksis non PPBI, ini akan diatur dalam permenkes dalam waktu yang tidak telalu lama,” kata dia.
Sementara itu, sesuai arahan Jokowi, terkait karantina juga tetap memberlakukan 10 hari karantina bagi orang yang telah melakukan perjalanan luar negeri di luar 11 negara yang dilarang.
“Presiden berikan arahan terkait karantina ini terus diberlakukan 10 hari karantina dari luar negeri, di luar 11 negara yang dilarang,” ujarnya.
Baca Juga
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kasus Aktif
Menko Airlangga menyebutkan kasus aktif per 5 Desember 2021 sebanyak 7526 kasus atau 0,18 persen dari kasus global. Angka ini juga berada dibawah rata-rata kasus global dengan 7,91 dan telah turun dari titik puncak pada Juli 2021 sebesar 98,69 persen.
“Untuk kasus harian 7 day moving average 250 kasus per 5 desember 2021 96 kasus, Jawa-Bali 134 kasus dan luar Jawa-Bali 45 kasus. Seluruh angka reproduction ratenya dibawah satu. Jadi seluruh pulau di bawah satu,” tuturnya.
“Khusus untuk diluar Jawa-Bali jumlahnya 45 kasus, 7 day moving averagenya 71 kasus, dan kasus turun 98 persen. Kasus kematiannya sebesar 3,12 dan tingkat kesembuhan 96,59 persen,” kata dia.
Ia menyebut terjadi tren penurunan baik di luar Jawa-Bali maupun wilayah Jawa-Bali secara konsisten turun.
“Di sumatera ini recovery rate 96,20, Fatality Rate 3,58, Nusa tenggara Recovery Rate 97,46 persen, dan Fatality Rate 2,35 persen, Kalimantan Recovery Rate 96,79 persen dan Fatality Rate 3,17 persen, Sulawesi Recovery Rate 97,27 persen dan Fatality Rate 2,64 persen, Maluku-Papua Recovery Rate 95,89 persen dan Fatality Rate 1,75 persen,” katanya.
Advertisement