Liputan6.com, Jakarta Ekonom Indef, Nailul Huda, menilai terdeteksinya varian Omicron di Indonesia akan berdampak negatif terhadap perekonomian. Hal itu dibuktikan dengan Indeks Harga Saham Gabungan per hari ini melemah.
“Saya rasa memang berdampak negatif Hari ini saja IHSG bergerak melemah walaupun memang tidak cukup dalam. Namun pelaku keuangan pasar saham sedang wait and see kebijakan pemerintah yang akan diambil terkait omicron ini,” kata Nailul Huda, kepada Liputan6.com, Kamis (16/12/2021).
Baca Juga
Menurutnya, jika Pemerintah responsif dengan penanganan varian virus tersebut dengan pengutamaan kesehatan, ia rasa respon pasar akan positif. Sebaliknya jika pemerintah tidak responsif, maka pasar akan bergerak secara negatif.
Advertisement
“Pelaku industri keuangan harus melihat dahulu kebijakan pemerintah sebelum menyikapi varian omicron ini,” ucapnya.
Dia menegaskan, semuanya tergantung dengan keseriusan Pemerintah dalam menangani varian virus omicron tersebut. Pemerintah harus optimis pemulihan ekonomi bisa terus berlanjut.
“Apakah ada kebijakan PPKM level 3/4 atau tidak. Jika ada kebijakan penanganan yang serius, ya harusnya optimis untuk pemulihan ekonomi. Tapi jika penanganan tidak serius ya pasti pesimis terhadap perekonomian ke depan,” tegasnya.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengumumkan bahwa varian Omicron sudah terdeteksi di Indonesia.
"Saya ingin menginformasikan informasi terbaru, Kemenkes semalam mendeteksi ada seorang pasien N terkonfirmasi Omicron pada 15 Desember 2021," kata Budi dalam konferensi pers Kamis, 16 Desember 2021.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Varian Omicron Masuk Indonesia, Sektor Saham Kesehatan Menguat
Sektor saham kesehatan catat penguatan pada perdagangan Kamis (16/12/2021). Penguatan sektor saham kesehatan terjadi di tengah kasus varian omicron pertama ditemukan di Indonesia.
Mengutip data RTI, indeks sektor saham IDXhealth naik 1,56 persen dan catat penguatan terbesar. Diikuti indeks sektor saham IDXtechno menguat 0,34 persen dan indeks sektor saham IDXtransprotasi naik 0,21 persen.
Sementara itu, indeks sektor saham siklikal melemah 1,91 persen, dan catat penurunan terbesar. Diikuti indeks sektor saham IDXindustry tergelincir 1,05 persen dan indeks sektor saham basic melemah 0,82 persen.
Saham-saham sektor farmasi dan kesehatan yang menguat antara lain saham PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) naik 6,97 persen ke posisi Rp 8.825 per saham, PT Millenium Pharmacon International Tbk (SDPC) menguat 6,82 persen ke Rp 141 per saham, saham PT Kimia Farma Tbk (KAEF) menanjak 4,44 persen ke posisi Rp 2.590 per saham, saham PT Indofarma Tbk (INAF) menguat 4,74 persen ke posisi Rp 2.430 per saham.
Selain itu, saham PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL) menanjak 4,85 persen ke posisi Rp 1.080 per saham, saham PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) mendaki 6,03 persen ke posisi Rp 2.110 per saham.
Kemudian saham PT Phapros Tbk (PEHA) melompat 3,14 persen ke posisi Rp 1.150 per saham. Lalu saham PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) naik 0,62 persen ke posisi Rp 1.625 per saham, saham PT Pyridam Farma Tbk (PYFA) melompat 1,47 persen ke posisi Rp 1.035 per saham.
Sektor saham kesehatan lainnya yaitu saham PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME) menguat 5,29 persen ke posisi Rp 438 per saham, saham PT Diagnos Laboratorium Utama Tbk (DGNS) naik 1,97 persen ke posisi Rp 775 per saham, dan saham PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk (SRAJ) menguat 6,28 persen ke posisi Rp 474 per saham.
Advertisement