Startup Pengelolaan Sampah di Indonesia Raih Investasi dari Singapura

Melalui investasi dari Circulate Capital, Reciki berencana untuk menambah fasilitasnya di seluruh Indonesia, dengan ambisi untuk memproses lebih dari 1.000 ton sampah per hari.

oleh Arief Rahman H diperbarui 20 Des 2021, 20:32 WIB
Diterbitkan 20 Des 2021, 16:30 WIB
Skema Ekonomi Sirkular Jadi Strategi Pengelolaan Sampah Plastik
Pekerja menjemur leburan sampah plastik di gudang pengolahan sampah plastik kawasan Bekasi, Rabu (15/9/2021). Skema ekonomi sirkular mampu menjaga keberlanjutan lingkungan sekaligus memberikan manfaat ekonomi dalam hal daur ulang sampah. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Circulate Capital, manajemen investasi berbasis di Singapura  berinvestasi di Reciki Solusi Indonesia (Reciki), salah satu perusahaan pengelolaan sampah swasta di Indonesia.

Reciki Solusi Indonesia memilah sampah yang berasal dari rumah tangga dan kawasan komersial, serta memulihkan bahan yang dapat didaur ulang, termasuk plastik, untuk dikembalikan ke dalam mata rantai daur ulang.

Keberhasilan Reciki dibangun atas kemampuannya dalam menyesuaikan dengan kebutuhan setiap kota dan memungkinkan tingkat pemulihan yang lebih tinggi. Berkat dukungan mitra pionirnya, Danone AQUA, Reciki saat ini mengoperasikan dua MRF di Lamongan (Jawa Timur) dan Badung (Bali).

Melalui investasi dari Circulate Capital, Reciki berencana untuk menambah fasilitasnya di seluruh Indonesia, dengan ambisi untuk memproses lebih dari 1.000 ton sampah per hari. Hal ini akan mereplikasi efisiensi sistem Reciki dalam memproses setidaknya enam kali lebih banyak sampah dibandingkan layanan serupa yang tersedia di pasar pada 2020.

Selain itu, ekspansi Reciki diharapkan dapat menciptakan lebih dari 400 lapangan kerja yang aman, stabil, dan bermartabat di sektor formal dan membuka jalan untuk formalisasi pekerja sektor informal di industri pengelolaan sampah.

Pendiri dan CEO Circulate Capital Rob Kaplan mengatakan, Circulate Capital percaya Reciki akan memberikan dampak nyata dan membantu Indonesia mencapai ambisi kepemimpinan dalam pencegahan polusi plastik. Model fit-for-purpose Reciki yang sesuai dengan tujuan ini, memungkinkan pemrosesan sampah menjadi lebih baik dan cepat, sehingga berpotensi meningkatkan pemulihan dan daur ulang plastik secara nasional.

"Bermitra dengan tim Reciki dan Danone Aqua sebagai co-investor, kami percaya Reciki dapat memanfaatkan modal tersebut dan segera menjadi penyedia solusi terbaik untuk kota-kota di seluruh Indonesia.” jelas dia dalam keterangan tertulis, Senin (20/12/2021).

Saat ini, 36 persen sampah plastik dikelola dengan cara pembakaran terbuka dan menyumbang sebanyak 91 persen dari total carbon footprint sampah plastik Indonesia.

Pendanaan ini akan membantu Reciki untuk memperluas kapasitasnya saat ini dan mewujudkan dampak lingkungan yang kuat agar dapat mencegah 400.000 ton kebocoran polusi plastik, menghindari lebih dari 700.000 ton greenhouse gas emissions (CO2e) dan mengelola hampir 3 juta ton sampah selama periode 10 tahun.

 

Mengubah Industri Pengelolaan Sampah Indonesia

Skema Ekonomi Sirkular Jadi Strategi Pengelolaan Sampah Plastik
Pekerja menjemur leburan sampah plastik di gudang pengolahan sampah plastik kawasan Bekasi, Rabu (15/9/2021). Riset terbaru Sustainable Waste Indonesia (SWI) mengungkapkan skema ekonomi sirkular sebagai salah satu strategi untuk pengelolaan sampah plastik. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Bhima Aries Diyanto, CEO dan Pendiri Reciki, mengatakan, perusahaan menanti bermitra dengan Circulate Capital untuk mengembangkan dan meningkatkan skala operasi guna memenuhi permintaan mendesak akan pengelolaan sampah yang efektif dan ramah lingkungan.

"Kami percaya solusi milik kami dapat mengubah industri pengelolaan sampah Indonesia, mengurangi krisis polusi plastik, dan memberikan nilai lebih dari bahan bekas — dengan langkah yang memberdayakan masyarakat lokal untuk menjadi bagian dari solusi.” jelas dia. 

Sebagian pinjaman yang diberikan kepada Reciki mendapat jaminan kredit dari United States International Development Finance Corporation (DFC) yang berkolaborasi dengan United States Agency for International Development (USAID). Adanya jaminan ini mengurangi risiko investasi dan mendemonstrasikan manfaat blended finance.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya