Liputan6.com, Jakarta - Sosok seniman I Nyoman Nuarta kini tengah banyak jadi sorotan. Setelah jadi pemenang sayembara Istana Garuda Ibu Kota Baru di Kalimantan Timur, desain final Istana Presiden rancangannya pun telah disetujui oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
I Nyoman Nuarta sendiri bukan sosok asing di dunia seni perpatungan. Pria kelahiran Tabanan 70 tahun silam ini telah banyak membuat berbagai mahakarya. Sebut saja salah satunya Patung Fatmawati Soekarno di Kota Bengkulu.
Selain itu, ada pula monumen Arjuna Wijaya yang berdiri gagah di tengah kota Jakarta, Patung Jalesveva Jayamahe setinggi 60 meter di Surabaya, hingga proyek ambisius Garuda Wisnu Kencana atau GWK yang tampak menjulang gagah dan dapat dilihat para turis yang tiba di Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali.
Advertisement
Karyanya pun tersebar tak hanya di Indonesia, tapi juga di Singapura, Filipina, Australia, Spanyol, hingga banyak negara lainnya.
Nyoman Nuarta juga banyak bergabung dengan organisasi internasional, seperti International Sculpture Center Washington (Amerika Serikat), Royal British Sculpture Society (London, Inggris), hingga Steering Committee for Bali Recovery Program.
Baca Juga
Â
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Penghargaan
Beragam penghargaan pun sudah banyak digondolnya, seperti saat jadi pemenang dalam lomba Patung Proklamator Republik Indonesia di 1979 untuk membuat patung presiden pertama Indonesia, Soekarno.
Kala itu, Nuarta masih berstatus mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) jurusan Seni Patung. Sejak penghargaan tersebut, namanya pun terus mencuat jadi salah satu seniman patung ternama Tanah Air.
Terbaru, pada 3 November 2021, Nuarta menerima penghargaan Chevalier dans l'Ordre des Arts et Lettres, atau Ksatria Seni dan Sastra dari Pemerintah Perancis.
Â
Advertisement