Peneliti Siprus Temukan Deltacron, Virus Corona Varian Gabungan Delta-Omicron

Peneliti di Siprus menemukan Virus Corona varian gabungan delta dan omicron.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 10 Jan 2022, 11:39 WIB
Diterbitkan 10 Jan 2022, 10:57 WIB
Ilustrasi Covid-19, virus corona
Ilustrasi Covid-19, virus corona. Kredit: Miroslava Chrienova via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Seorang peneliti di Siprus menemukan jenis Virus Corona gabungan varian delta dan omicron. Profesor ilmu biologi di Universitas Siprus, yakni Leondios Kostrikis, menyebut strain "deltacron," muncul karena tanda genetik seperti omicron dalam genom delta.

Dikutip dari laman CNBC, Senin (10/1/2022), menurut laporan disebutkan jika Kostrikis dan timnya telah menemukan 25 kasus virus tersebut. Namun, belum diketahui apakah ada lebih banyak kasus terkait strain tersebut maupun dampaknya.

"Kita akan melihat nantinya apakah strain ini lebih patologis atau lebih menular," kata Kostrikis dalam sebuah wawancara dengan Sigma TV. 

Para peneliti mengirim temuan mereka minggu ini ke GISAID, database internasional yang melacak virus, menurut Bloomberg.

Diketahui bahwa COVID-19 varian deltacron muncul saat varian omicron menyebar dengan cepat di seluruh dunia, menyebabkan lonjakan kasus infeksi.

Amerika Serikat melaporkan rata-rata lebih dari 600.000 kasus baru setiap harinya dalam sepekan, menurut analisis CNBC dengan data dari Universitas Johns Hopkins. 

Lonjakan COVID-19 Omicron, Kemenkes Minta Warga Batalkan Wisata ke Luar Negeri

Pasien COVID-19 di RSD Wisma Atlet Melonjak
Tenaga kesehatan mengantarkan pasien Covid-19 ke RSD Wisma Atlet, Jakarta (30/5/2021). Berdasarkan data Penerangan Kogabwilhan mencatat hingga hari ini jumlah pasien rawat inap di Tower 4, 5, 6, dan 7 mencapai 2.013 orang atau 33 persen dari kapasitas tempat tidur. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Sementara itu, di Indonesia, Kementerian Kesehatan RI melaporkan jumlah kasus COVID-19 varian Omicron ada sekitar 318 kasus per 7 Januari 2022, terdiri dari 295 kasus impor dan 23 kasus transmisi lokal.

Dari jumlah tersebut, diketahui bahwa mayoritas kasus masih didominasi dari pelaku perjalanan luar negeri. 

Maka dari itu, Kemenkes kembali mengingatkan masyarakat agar menunda atau membatalkan rencana perjalanan ke luar negeri untuk kepentingan yang tidak esensial.

Hal itu dikarenakan kasus COVID-19 Omicron yang terus bertambah di Indonesia.

"Diharapkan masyarakat tidak melakukan perjalanan apalagi berwisata di saat risiko penularan Omicron sangat tinggi," kata Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kemenkes, Siti Nadia Tarmidzi dikutip dari siaran persnya, Senin (10/1/2022).

Imbauan ini disampaikan dengan jumlah kasus Omicron di Tanah Air yang terus bertambah.

Nadia juga menyebut, sebagian besar kasus terkonfirmasi telah mendapatkan vaksinasi dosis lengkap. Selain itu, kata dia, sekitar 99 persen kasus yang dikarantina memiliki gejala ringan dan mayoritas kasus berada di wilayah DKI Jakarta.

"Sebagian besar gejalanya ringan yaitu hanya batuk, pilek, dan demam," terang Nadia.

Pasien yang terkonfirmasi Omicron saat ini sudah menjalani karantina di RSDC Wisma Atlet maupun RS yang sudah disetujui oleh Satgas, menurut Nadia. 

Meski COVID-19 varian Omicron cenderung bergejala ringan, Nadia mengingatkan masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan.

"Lengkapi perlindungan diri dengan segera lakukan vaksinasi Covid-19 dosis lengkap untuk mengurangi tingkat keparahan akibat dari paparan Covid-19," jelasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya