Â
Liputan6.com, Jakarta Harga emas naik tipis pada perdagangan Rabu. Namun pergerakan harga emas cukup terkendali karena pasar melihat ke pertemuan kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve berikutnya, di mana secara luas diperkirakan akan menaikkan suku dalam upaya untuk meredam lonjakan inflasi.
Baca Juga
Dikutip dari CNBC, Kamis (20/1/2022), harga emas di pasar spot naik 0,2 persen menjadi USD 1.817,90 per ounce. Sedangkan harga emas berjangka AS naik 0,3 persen menjadi USD 1.817,40.
Advertisement
"Pasar emas bergerak berdasarkan ekspektasi suku bunga Fed," kata analis IG Markets Kyle Rodda.
Rodda mencatat bahwa pertimbangan geopolitik yang sedang berlangsung termasuk kekhawatiran di sekitar Ukraina dan Rusia dapat menjadi dorongan untuk membeli emas bagi sebagian orang. Tetapi dalam gambaran yang lebih luas, masalah tersebut kecil dibandingkan dengan kebijakan Fed.
Saham Asia dan Eropa jatuh, membantu harga emas pulih dari level terendah dalam sepekan di USD 1.805 per ons yang dicapai pada hari Selasa lalu.
Kepala Analis Pasar di CMC Markets UK, Michael Hewson mengungkapkan jika imbal hasil terus mendorong lebih tinggi, kemungkinan besar harga logam mulia tersebut akan turun kembali menuju ke USD 1.800 per ounce. Tetapi harga emas masih terjebak dalam kisaran yang sama seperti dalam beberapa bulan terakhir.
"Tingkat USD 1.830 terbukti cukup dapat diatasi dalam jangka pendek, dengan keuntungan lebih lanjut dalam imbal hasil dan dolar kemungkinan akan menekan harga emas," kata dia.
Â
Â
Pengaruh Dolar dan Suku Bunga AS
Nilai tukar dolar AS bertahan di dekat level tertinggi mingguan, didukung oleh reli imbal hasil Treasury AS ke tertinggi dua tahun, pada taruhan kenaikan suku bunga agresif menjelang pertemuan The Fed pada 25-26 Januari.
Suku bunga yang lebih tinggi cenderung meredupkan daya tarik emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil.
Di tempat lain, harga perak melonjak 1,3 persen menjadi USD 23,75 per ounce. Harga platinum naik 1,4 persen menjadi USD 994,22 dan paladium naik 0,7 persen pada USD 1.909,85.
Pemulihan output otomotif global masih dalam perkiraan, kemungkinan mendorong kenaikan harga paladium selama 2022. Meskipun pemulihan semakin cenderung bertahap.
Advertisement