Sandiaga Uno Tantang Lulusan Kampus Ciptakan Bisnis Ramah Lingkungan

Sandiaga Uno: Lulusan Kampus IPMI Dapat Menciptakan Bisnis Ramah Lingkungan

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Jan 2022, 18:26 WIB
Diterbitkan 27 Jan 2022, 12:50 WIB
Sandiaga Uno
Menparekraf Sandiaga Uno Weekly Press Briefing (Liputan6.com/Komarudin)

Liputan6.com, Jakarta Lulusan Sekolah Tinggi Manajemen IPMI diharapkan dapat membangun dan mengembangkan ekosistem bisnis yang rendah emisi karbon supaya bisa mengatasi berbagai krisis energi akibat perubahan iklim global.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, dalam acara 47th Graduation 2022 IPMI International Business School, mengatakan, pemerintah saat ini sedang mendorong perekonomian yang tujuan akhirnya menjaga kelestarian lingkungan hidup.

"Sumber daya manusia (SDM) yang dihasilkan oleh Kampus IPMI hari ini dapat berkontribusi terhadap lingkungan dengan menciptakan bisnis yang menjaga kualitas dan keberlanjutan dari planet, people, dan prosperity," ujarnya di Kalibata, Jakarta, Rabu, 26 Januari 2022.

Menteri Sandiaga Uno menambahkan, ekosistem bisnis di sektor pariwisata Indonesia, yang nilainya triliunan dolar Amerika Serikat, telah menyumbang 8 persen emisi karbon dunia. Roda perekonomian itu berasal dari penggunaan transportasi, baik jalur darat, laut, maupun udara.

Pemerintah berkomitmen mewujudkan pariwisata ramah lingkungan melalui pengawalan program Carbon Footprint Calculator dan Offsetting (CFCO).

"Maka dari itu, lulusan IPMI dapat berkontribusi pada masa depan bangsa dan mendukung keberlangsungan ekonomi berkelanjutan yang sesuai dengan tren pariwisata yakni personalized, customized, localize, dan smallers impact," imbuhnya.

Ekonom Senior Prof. Emil Salim yang juga menghadiri 47th Graduation 2022 IPMI International Business School menambahkan, lulusan IPMI bisa menjadi pemegang kunci inovasi pengembangan ekonomi hijau yang mampu mencegah dampak pemanasan global.

Pasalnya, jika model bisnis tidak menerapkan ekonomi hijau, maka akan sulit bagi Indonesia untuk lepas dari perangkap negara berpendapatan menengah atau middle income trap.

"Pemerintah sedang menyiapkan potensi-potensi terbaik bangsa untuk menuju Indonesia Emas 2045 melalui ekonomi hijau dan rendah karbon. Jadi, masih ada waktu 23 tahun bagi kalian untuk membangun bangsa ini menjadi negara maju," ucap Mantan Menteri Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan Hidup itu.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Perubahan Besar

Ilustrasi perubahan iklim
Ilustrasi perubahan iklim (AFP)

Sementara Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (L2Dikti) Wilayah III DKI Jakarta, Paristiyanti Nurwardani mengatakan, sebagai kampus yang melahirkan SDM di sektor bisnis, IPMI harus lebih fleksibel menghadapi perubahan besar yang terjadi di dunia seperti disrupsi teknologi, iklim global, demografi, sosial ekonomi, pasar tenaga kerja, termasuk perubahan lingkungan akibat pandemi Covid-19.

"Kampus menjadi tempat membangun SDM yang unggul dengan trend masa depan, dimana cara kerja kita di masa depan akan jauh lebih berbeda dengan yang kita alami saat ini.Ketika persaingan ekonomi global semakin ketat, pendidikan menjadi penting yang berkaitan erat dengan perekonomian bangsa," ujarnya.

Adapun Rektor Sekolah Tinggi Manajemen IPMI, Prof. Ir. M. Aman Wirakartakusumah, M.Sc., Ph.D, mengatakan, pada hari ini IPMI melaksanakan wisuda terhadap 60 mahasiswa yang terdiri dari 19 sarjana strata dua (S2) dan 41 sarjana strata satu (S1). Acara wisuda kali ini merupakan yang ke-47 sejak IPMI berdiri pada tahun 1984.

"Ini adalah kali kedua IPMI meluluskan mahasiswa di era pandemi yang menyesuaikan peraturan pemerintah dengan mengedepankan protokol kesehatan," jelasnya.

Prof Aman menambahkan saat ini IPMI telah mengembangkan program studi Professional Bachelor of Business Administration (Pro BBA – Kelas Profesional) yang diperuntukkan bagi para profesional korporat, pelaku bisnis & kewirausahaan, serta praktisi Start-Up; yang bercita-cita untuk meningkatkan kapasitas dan wawasan dirinya melalui program kesarjanaan yang adaptif terhadap kesibukan jam kerja mereka. Selain itu, IPMI juga mendirikan sebuah inkubator dan akselerator Start-Up bernama InnoLab, yang bekerjasama dengan Bursa Efek Indonesia dalam bentuk Investment Gallery.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya