Negara Berkembang Siap Hadapi Normalisasi Kebijakan Moneter Bank Sentral AS

Kondisi ekonomi dan keuangan negara berkembang saat ini lebih baik jika dibandingkan dengan periode 2013.

oleh Arief Rahman Hakim diperbarui 29 Jan 2022, 15:40 WIB
Diterbitkan 29 Jan 2022, 15:40 WIB
Ilustrasi Bank Indonesia (2)
Ilustrasi Bank Indonesia

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Departemen Pengelolaan Devisa Bank Indonesia (BI) Rudy B. Hutabarat mengatakan, kondisi ekonomi dan keuangan negara berkembang saat ini lebih baik jika dibandingkan dengan periode 2013. Negara berkembang pada saat ini dan 2013 dalam kondisi yang sama yaitu menghadapi normalisasi kebijakan moneter (exit strategy) dari bank-bank sentral negara utama seperti AS dan Eropa.

hal tersebut disampaikan oleh Rudy dalam dalam seminar internasional sebagai side event Presidensi G20 Indonesia 2022 yang menjadi rangkaian acara Bank Indonesia Annual Investment Forum 2022 dengan topik “Anticipating the Impact of Global Central Bank Exit Strategy on Emerging Market's Capital Flows" pada Sabtu (29/1/2022).

"Diskusi kebijakan antar negara terkait exit strategy perlu dilakukan dengan mempertimbangkan perbedaan kondisi dari berbagai negara khususnya dalam upaya memperkuat monitoring risiko global dan meminimalkan dampak negatif yang dapat ditimbulkan," jelas dia dalam keterangan tertulis

Rudy mengharapkan seminar ini dapat membuka wawasan terkait salah satu agenda penting G20, yakni upaya mensinkronkan divergensi kebijakan global (synchronize the unsynchronized world) dalam memastikan tercapainya tema G20 “recover together and recover stronger."

Diskusi pembahasan antisipasi kebijakan exit strategy hari ini menghadirkan Ilhyock Shim dari Bank for International Settlement (BIS), yang memaparkan tentang kekuatan ekonomi negara-negara emerging market.

Selain itu juga hadir Andre de Silva dari HSBC yang memaparkan tentang pandangan pelaku pasar terhadap kesiapan negara-negara emerging market dalam menghadapi normalisasi kebijakan.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


6 Prioritas

Annual Investment Forum 2022 turut mendukung Presidensi G20 Indonesia 2022 yang memiliki 6 (enam) agenda prioritas di jalur keuangan (finance track). Keenam agenda tersebut adalah:

- Perumusan normalisasi kebijakan (exit strategy) agar tetap kondusif bagi pemulihan ekonomi dunia,

- Perumusan respons kebijakan reformasi struktural di sektor riil untuk mengatasi luka memar (scarring effect) dari pandemi Covid-19,

- Mendorong kerja sama antar negara dalam sistem pembayaran digital,

- Mendorong produktivitas,

- Perluasan ekonomi, dan keuangan inklusif,

- Koordinasi internasional dalam agenda perpajakan untuk mencapai sistem perpajakan internasional yang adil, berkelanjutan, dan modern.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya