Harga Minyak Mentah Indonesia Januari 2022 Naik jadi USD 85,89 per Barel

Harga rata-rata minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) pada Januari 2022 ditetapkan sebesar USD 85,89 per barel.

oleh Maulandy Rizki Bayu Kencana diperbarui 08 Feb 2022, 12:45 WIB
Diterbitkan 08 Feb 2022, 12:45 WIB
Harga Minyak Jatuh Gara-gara Yunani
Harga minyak mentah acuan AS turun 7,7 persen menjadi US$ 52,53 per barel dipicu sentimen krisis penyelesaian utang Yunani.

Liputan6.com, Jakarta Harga rata-rata minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) pada Januari 2022 ditetapkan sebesar USD 85,89 per barel. Angka itu naik USD 12,53 per barel dibandingkan Desember 2021 yang mencapai USD 73,36 per barel.

Penetapan ini tercantum dalam Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 11.K/MG.03/DJM/2022 tentang Harga Minyak Mentah Indonesia Bulan Januari 2022 yang diteken 2 Februari 2022.

"Harga rata-rata minyak mentah Indonesia untuk bulan Januari 2022 ditetapkan sebesar US$85,89/barel," bunyi diktum ketiga Kepmen tersebut, dikutip dari publikasi resmi Ditjen Migas Kementerian ESDM, Selasa (8/2/2022).

Mengutip Executive Summary Tim Harga Minyak Indonesia, kenaikan harga minyak mentah utama di pasar internasional dipengaruhi oleh beberapa faktor. Diantaranya, terdapat peningkatan risiko geopolitik di beberapa negara seperti Ukraina-Dusia.

Kemudian, Kazakhstan sebagai salah satu negara OPEC+ dengan produksi 1,6 juta barel per hari, mengalami kendala logistik yang berpotensi menyebabkan penurunan produksi pasca demonstrasi yang dipicu kenaikan harga bahan bakar.

Selain itu, Libya saat ini hanya memproduksikan minyak mentah pada kisaran 700 ribu barel per hari dari potensi produksi kurang lebih 1,2 juta barel per hari. Negara tersebut mengalami penurunan produksi minyak terendah dalam 14 bulan terakhir akibat blokade di lapangan minyak utama area barat dan disertai perbaikan pipa yang menghubungkan Lapangan Samrah dan Dahra ke terminal Es Sider (kapasitas 350 ribu barel per hari).

Di sisi lain, Uni Emirat Arab (UEA) selaku negara produsen minyak OPEC tertinggi ketiga, mengalami serangan drone dan misil yang mematikan dari pemberontak Yemeni Houthi di depot bahan bakar Mussafah, ADNOC dan bandara internasional UEA.

Faktor lainnya, terjadinya ledakan pipa di Turki dengan kapasitas penyaluran sebesar 450 ribu barel per hari minyak dari Utara Irak ke Pelabuhan Ceyhan-Mediteranian sehingga memicu kekhawatiran pasar akan potensi gangguan pasokan minyak.

Berdasarkan Laporan IEA (International Energy Agency) pada Januari 2022, terdapat peningkatan proyeksi pertumbuhan permintaan minyak dunia pada 2021 dan 2022 sebesar 200 ribu barel per hari, menjadi 5,5 juta barel per hari pada 2021 dan 3,3 juta barel per hari pada 2022 yang dipicu oleh relaksasi pembatasan Covid.

"Komite penasehat OPEC+ melaporkan implikasi Omicron akan pertumbuhan permintaan dunia akan terbatas. Lebih lanjut, Sekretaris Jendral OPEC, Haitham Al-Ghais menyampaikan bahwa permintaan minyak dunia akan kembali ke tingkat sebelum pandemik pada akhir tahun 2022," demikian dikutip dari exsum tersebut.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Stok Minyak Dunia

20160114-Melihat Pusat Minyak Mentah Pertamax di Indramayu
Tabung - tabung kilang VI Balongan di Indramayu, Jawa Barat, (14/1). RU VI Balongan merupakan tumpuan produksi BBM jenis Pertamax Series milik PT. Pertamina (Persero). (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Terkait produksi dan stok minyak dunia, berdasarkan IEA, produksi minyak OPEC+ pada Desember 2021 lebih rendah 790 ribu barel per hari dari yang dijanjikan.

Sementara laporan mingguan Mingguan EIA (US Energy Information Administration), terdapat penurunan stok Amerika Serikat pada akhir Januari 2022 dibandingkan akhir bulan sebelumnya.

Stok minyak mentah turun 1,7 juta barel menjadi 416,2 juta barel. Sedangkan stok distillate turun 1,7 juta barel menjadi 125,2 juta barel.

Menurut Joint Organization Data Initiative, stok minyak mentah Saudi Arabia turun 4,43 juta barel menjadi 132,38 juta barel pada bulan November 2021, rekor terendah setidaknya dalam 3 tahun terakhir.

"Kenaikan harga minyak dunia juga dipengaruhi oleh ICE Brent mengalami backwardation tertinggi dalam 8 tahun terakhir," tulis Ditjen Migas Kementerian ESDM.

Untuk kawasan Asia Pasifik, peningkatan harga minyak mentah selain disebabkan oleh faktor-faktor tersebut, juga dipengaruhi oleh berdasarkan survei RIM, Crude Troughput Singapura pada akhir Januari 2022 mengalami peningkatan 1,4 persen dibandingkan akhir Desember 2021 menjadi 1,17 juta barel per hari atau 83,5 persen dari kapasitas nasional sebesar 1,39 juta barel per hari.

Selain itu, berdasarkan data Badan Pusat Statistik, terdapat peningkatan impor minyak mentah sebesar 47 persen menjadi 601,840 mt dan impor kondensat pertama di Kilang Cilacap sejak 2014.

Selengkapnya perkembangan harga rata-rata minyak mentah utama pada Januari 2022 sebagai berikut:

- Dated Brent naik sebesar USD 13,12 per barel dari USD 74,10 per barel menjadi USD 87,22 per barel.

- WTI (Nymex) naik sebesar USD 11,29 per barel dari USD 71,69 per barel menjadi USD 82,98 per barel.

- Brent (ICE) naik sebesar USD 10,77 per barel dari USD 74,80 per barel menjadi USD 85,57 per barel.

- Basket OPEC naik sebesar USD 11,63 per barel dari USD 73,49 per barel menjadi USD 85,13 per barel.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya