Liputan6.com, Jakarta Direktur Utama Bank BRI Sunarso memperhatikan, pelaku UMKM yang mengandalkan pinjaman dari rentenir jumlahnya masih cukup banyak.
Menurut riset Bank BRI bersama konsultan pada 2018, ternyata masih ada 45 juta pelaku UMKM di Indonesia yang butuh pendanaan.
Baca Juga
Dari 45 juta itu, yang sudah disentuh oleh lembaga pembiayaan baru 15 juta. Lembaga pembiayaan itu ada BRI, Pegadaian, bank perkreditan rakyat (BPR), dan juga fintech yang baru menyentuh sekitar 1,5 juta.
Advertisement
Selebihnya, ada 30 juta yang belum tersentuh lembaga pembiayaan formal, dan sebagian masih menggantungkan hidupnya pada lintah darat.
"Ke mana mereka mencari pembiayaan formal? 5 juta diantaranya mengandalkan loan shark, rentenir, yang bunganya bisa ditebak pasti jauh lebih tinggi. Bunganya bisa sampai 100-150 persen setahun," kata Sunarso dalam acara BRI Microfinance Outlook 2022, Kamis (10/2/2022).
"Yang 7 juta kalau butuh pendanaan pinjam ke kerabat, sanak-saudara. Sisanya, 18 juta belum tersentuh sama sekali," dia menambahkan.
Mengantisipasi hal tersebut, BRI bersama PT Pegadaian (Persero) dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) kemudian membentuk Holding Ultra Mikro guna mendanai pelaku UMKM.
Â
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Libatkan Rentenir
Tidak hanya pelaku usaha mikro dan kecil, Sunarso pun ingin melibatkan para rentenir untuk bisa menjalankan perannya sebagai penyalur modal dengan cara yang tepat.
"Kalau gitu nanti rentenirnya nganggur dong, kehilangan pekerjaan? Saya enggak behenti di situ berpikir. Rentenir juga kan manusia juga, itu bagian daripada usaha," ujar dia.
"Mungkin bisa kita engage, kita libatkan, kita jadikan agen kita, modal dari kita. Tapi kita wanti-wanti, kamu hanya boleh kasih pinjaman suku bunganya sekian yang kita tetapkan. Itu cita-cita kita," tandasnya.
Advertisement