Harga Kedelai Naik, Pedagang Jamin Stok Aman

Direktur Asosiasi Kedelai Indonesia (Akindo) Hidayatullah Suralaga, menjamin ketersediaan kedelai yang dibutuhkan pengrajin tahu dan tempe aman

oleh Tira Santia diperbarui 11 Feb 2022, 18:31 WIB
Diterbitkan 11 Feb 2022, 18:31 WIB
FOTO: Perajin Tempe di Tengah Lonjakan Harga Kedelai
Perajin memproduksi tempe di industri rumahan kawasan Sunter Jaya, Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (13/1/2022). Mengakali kembali naiknya harga kedelai, para perajin di Kampung Tempe tersebut terpaksa memperkecil ukuran demi mempertahankan pelanggan. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta Direktur Asosiasi Kedelai Indonesia (Akindo) Hidayatullah Suralaga, menjamin ketersediaan kedelai yang dibutuhkan pengrajin tahu dan tempe aman dalam bulan ini dan beberapa bulan kedepan, meskipun harga kedelai dunia sedang naik.

 “Dalam kesempatan ini bisa memberikan semacam jaminan bahwa kedelai yang dibutuhkan para pengrajin tahu tempe bakal selalu tersedia dalam bulan ini dan bulan ke depan tanpa memandang adanya gejolak harga,” kata Hidayatullah dalam konferensi pers bersama Kementerian Perdagangan tentang kedelai, Jumat (11/2/2022).

Adapun total stok yang dimiliki Akindo tercatat sebesar 300 ribu ton. Jumlah ini berasal dari stok awal Februari yang tercatat sebesar 160 ribu ton ditambah pemasukan pada pertengahan Februari sebesar 140 ribu ton. Jumlah tersebut diperkirakan cukup untuk memenuhi kebutuhan selama dua bulan kedepan (Februari–Maret 2022).

Akindo berkomitmen untuk menjaga harga kedelai di tingkat importir sebesar Rp10.500 – 11.500/kg pada Februari 2022 dan akan ditinjau kembali setiap akhir bulan berdasarkan perkembangan harga kedelai dunia.

“Jadi kami siap memasok kedelai yang dibutuhkan perajin tempe tahu. Soal harga, memang harga kedelai dunia berfluktuasi naik turun yang barangkali tidak bisa kami prediksi, dari kami nanti akan menyesuaikan saja dengan perkembangan harga kedelai dunia," ujarnya.

Hal ini dilakukan guna memberikan kepastian harga kedelai kepada perajin tempe dan tahu serta menjaga situasi kondusif di tengah ketidakpastian harga kedelai dunia.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Harga Kedelai Terus Naik

Produksi Tempe Kembali Menggeliat
Perajin menunjukkan rendaman biji kedelai yang akan diolahnya menjadi tempe di kawasan Sunter, Jakarta, Senin (4/1/2021). Perajin tempe setempat berupaya mengurangi kerugian akibat melonjaknya harga kedelai impor dengan memperkecil ukuran tempe dan menaikan harga jual. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Oke Nurwan, menyampaikan, berdasarkan data Chicago Board of Trade (CBOT), harga kedelai pada minggu kedua Februari 2022 mencapai USD 15,77 per bushels.

“Harga ini diperkirakan terus naik hingga Mei yang mencapai USD 15,79 per bushels dan mulai turun pada Juli sebesar USD 15,74 per bushels,” ujarnya.

Kenaikan harga disinyalir akibat adanya kenaikan inflasi di negara produsen yang berdampak pada kenaikan harga masukan produksi, terjadi kekurangan tenaga kerja, dan kenaikan biaya sewa lahan.

Selain itu, juga disebabkan ketidakpastian cuaca di negara produsen yang mendorong petani kedelai menaikkan harga.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya