Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah pengusaha tahu dan tempe menyatakan mogok produksi mulai Senin (21/2/2022) hari ini. Aksi ini dilakukan karena harga kedelai impor yang terus meroket.
Asosiasi Kedelai Indonesia (Akindo) selaku importir kedelai dari pasar internasional coba menjelaskan, kenaikan harga kedelai impor ini tak bisa dihindari akibat adanya sejumlah faktor.
Alasan pertama dan yang terbesar, gejolak inflasi di Amerika Serikat (AS) selaku importir terbesar. Pada 2021 lalu, angka inflasi di Negeri Paman Sam menyentuh 7 persen, dan menguat jadi 7,5 persen secara year on year pada Januari 202.
Advertisement
"Itu memicu harga-harga input produksi pertanian naik. Sehingga petani di Amerika kan harus jual lebih mahal dari biasanya," terang Direktur Akindo Hidayat kepada Liputan6.com, Senin (21/2/2022).
Indikator kedua, adanya gangguan cuaca di Amerika Latin. Sehingga menyebabkan perkiraan produksi kedelai di negara produsen seperti Brazil menurun.
"Kalau di Argentina meruginya sedikit. Tapi ini juga menyebabkan ketidakpastian suplai," kata Hidayat.
Baca Juga
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Gangguan Cuaca
Mengutip ucapan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, ia juga menyebut ancaman perang Rusia vs Ukraina turut mengganggu perkembangan harga minyak dunia.
"Katanya harga kedelai sudah tertinggi sekarang selama beberapa tahun. Itu mendorong kenaikan harga kedelai di seluruh dunia, bukan hanya di kita," ungkapnya.
Tak hanya di belahan dunia barat, fluktuasi harga kedelai impor juga turut dipengaruhi China selaku eksportir besar.
"Pembelian China juga memang besar. Biasanya dia ambil sebagian dari Brazil, mungkin karena ada gangguan cuaca, produksi dari Brazil lebih banyak ke Amerika," bebernya.
Advertisement