Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto menilai Bank Pembangunan Daerah (BPD) memiliki peran strategis dalam pemulihan ekonomi di daerahnya agar bisa berkontribusi terhadap Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Mengingat ekonomi nasional bergantung pada kemampuan masing-masing daerah untuk menemukan komoditas atau produk yang dapat ditingkatkan nilai tambahnya.
"BPD memiliki peran strategis terutama untuk pemulihan ekonomi di daerah dan BPD diharapkan lebih kompetitif, kuat dan kontributif dan utamanya juga bpd menjadi penyalur KUR yang sangat diminati usaha kecil dan menengah," kata Airlangga di Jakarta, dikutip Minggu (27/2/2022).).
Advertisement
Lewat digitalisasi yang dilakukan BPD diharapkan dapat mendorong peluang dan akses yang lebih luas kepada masyarakat dan bisa mendorong masyarakat lebih inklusif dan mudah mendapatkan layanan BPD. Caranya dengan terus memberikan pinjaman modal sehingga diperlukan diberikan strukturisasi.
"Sehingga UMKM bisa bernafas dalam situasi pandemi Covid-19 dan tentu mempertahankan para pekerjanya sehingga bs ikut serta dalam pemulihan aktivitas bisnis yang pada akhirnya meningkatkan pemulihan ekonomi nasional," tuturnya.
Senada, Direktur Jenderal Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri Agus Fatoni, mengungkapkan dalam rangka memenangkan persaingan, BPD mau tidak mau harus masuk ke dalam digitalisasi. Sebab BPD harus memerankan fungsinya mensinergikan BPD agar lebih efektif dan efisien.
Tak hanya itu, sinergitas juga merupakan kunci sukses BPD untuk berkontribusi besar dalam mempercepat pemulihan ekonomi.
"Dengan kekuatan yang saling mendukung antara perbankan daerah sebanyak 26 BPD, kemudian 204 BPR milik Pemda, dan 18 Jamkrida, tentunya pemulihan ekonomi dapat terealisasi dengan cepat," ucapnya.
Peluang Besar
Menanggapi itu, Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah mengungkapkan, BPD memiliki peluang besar untuk berkontribusi bagi perekonomian nasional. Pasalnya tidak ada perekonomian nasional, yang ada hanyalah perekonomian daerah dan potensi ekonomi ada di daerah.
"Maka ini adalah potensi BPD sebenarnya karena BPD kan tuan rumah di daerahnya. Menurut saya peluang ini belum dimanfaat secara penuh oleh BPD-BPD kita di semua daerah," kata Piter.
Strategi Tiap BPD untuk Mendorong Perekonomian Daerah
Direktur Utama Bank Banten Agus Syabarrudin mengatakan, untuk mengoptimalkan kekuatan funding di daerahnya, pihaknya telah mencanangkan terbitnya Peraturan Daerah (Perda) tentang Ekosistem Perekonomian Banten. Perda tersebut bertujuan untuk bisa mengoptimalkan dana di Banten melalui sektor-sektor produktif.
"Dalam hal ini Bank Banten sebagai lokomotif kebangkitan ekonomi Banten untuk menunjang pertumbuhan ekonomi nasional yang 5% tadi," kata dia.
Advertisement
Peran Penting
Sementara itu, Direktur Utama Bank Kalsel Hanawijaya mengatakan, ada lima peran penting Bank Kalsel dalam menunjang pertumbuhan ekonomi di daerah dan membantu program Pemda.
Pertama, sebagai komersial bank yang harus memberikan laba sebagai kontribusi pendapatan asli daerah. Kedua, harus membuka akses keuangan yang lebih luas kepada sektor UMKM dengan membentuk satuan kerja khusus.
Ketiga, membangun ekosistem keuangan daerah untuk memperluas coverage layanan. Keempat, sebagai development bank mendukung program-program Pemda dalam pemerataan pembangunan.
"Dan terakhir kelima, mendorong literasi dan edukasi keuangan masyarakat serta memperluas jangkauan layanan kepada unbanked segmen," jelasnya.
Direktur Utama Bank Kalteng Yayah Diasmono mengatakan pihaknya akan berfokus pada sektor perkebunan kelapa sawit besar swasta dan perkebunan sawit rakyat. Saat ini Bank Kalteng telah memiliki produk kredit komersial dan kredit pertanian (kemitraan) untuk pembiayaan sektor kelapa sawit.
Melalui dana CSR BPD Kalteng membantu pendirian BUMDES. Penyaluran kredit modal kerja dan/atau kredit Investasi.
"Tersedia PKS antara ATR-BPN dengan BPD Kalteng untuk peningkatan SKT menjadi SHM. Dan produk Kredit Pertanian (Kemitraan) disalurkan langsung kepada pekebun/ Kelompok Tani Sawit dan BUMDES," kata Yayah.
Reporter: Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.com