Apa Dampak Perang Rusia-Ukraina ke Jasa Keuangan RI? Ini Kata OJK

OJK memastikan kinerja sektor jaga keuangan Indonesia tetap stabil dan terus bertumbuh hingga kuartal I 2022.

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Mar 2022, 19:15 WIB
Diterbitkan 02 Mar 2022, 19:15 WIB
Ilustrasi OJK
Ilustrasi OJK (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Liputan6.com, Jakarta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memastikan kinerja sektor jaga keuangan Indonesia tetap stabil dan terus bertumbuh hingga kuartal I 2022, meski saat ini terjadi perang Rusia vs Ukraina.

Kepala Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso menyatakan, capaian positif ini tercermin dari meningkatnya fungsi intermediasi di sektor perbankan dan IKNB. Nilai transaksi dan penghimpunan dana di pasar modal juga meningkat, sejalan dengan kerja pengawasan OJK, terkendalinya pandemi, pulihnya mobilitas dan meningkatnya kegiatan perekonomian.

Tekanan dari sisi perekonomian baik domestik maupun global juga terpantau rendah seiring tekanan pada global supply chain yang mulai mereda. Sementara itu, ketahanan sektor keuangan terjaga meski perlu tetap mencermati perkembangan risiko kredit ke depan.

"Selain itu, profitabilitas dan efisiensi sektor keuangan tetap baik dan pergerakan pasar keuangan juga relatif stabil, sejalan dengan tren historisnya walau gejolak akibat invasi Rusia ke Ukraina yang mendorong peningkatan harga komoditas," kata Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso dalam pernyataannya, Rabu (2/3).

OJK juga mencatat aktivitas perekonomian global semakin pulih meski sedikit tertahan imbas penyebaran covid varian Omicron yang ditandai indeks kepercayaan konsumen dan penjualan ritel yang melambat walaupun masih di zona positif.

Perekonomian global juga masih dibayangi oleh rencana normalisasi kebijakan moneter di AS yang cukup agresif dan gejolak akibat invasi Rusia ke Ukraina yang mendorong peningkatan harga komoditas.

Kepercayaan investor dan terkendalinya penanganan kasus Covid-19 varian Omicron di Indonesia telah mendorong IHSG menguat. Volatilitas di pasar keuangan domestik yang mulai mereda mendorong meningkatnya aktivitas investor asing di pasar saham maupun surat utang/SBN ditandai dengan kepemilikan asing yang meningkat secara ytd.

Sepanjang Februari 2022, indeks saham cenderung menguat seiring optimisme pelonggaran PPKM. IHSG menguat sebesar 3,88 persen mtd dan relatif lebih tinggi dari negara emerging market lainnya. Investor nonresiden mencatatkan net buy sebesar Rp17,51 triliun, terutama ke saham sektor perbankan dan komoditas.

Fungsi intermediasi perbankan pada bulan Januari 2022 (data sementara) mencatatkan tren peningkatan dengan kredit tumbuh sebesar 5,79 persen yoy. Kemudian, sektor usaha yang mengalami pertumbuhan tertinggi antara lain pertambangan 26,83 persen, transportasi 11,14 persen dan pengolahan 8,98 persen.

Berdasarkan segmentasi, terdapat peningkatan kredit kategori debitur korporasi sebesar 5,23 persen yoy dan konsumsi 4,98 persen yoy. Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) mencatatkan pertumbuhan sebesar 12,07 persen yoy.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Penghimpunan Dana di Pasar Modal Capai 29,73 T

20151104-OJK Pastikan Enam Peraturan Akan Selesai Pada 2015
Petugas saat bertugas di Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Jakarta. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Adapun, penghimpunan dana di pasar modal hingga akhir Februari 2022 telah mencapai nilai Rp29,73 triliun dengan penambahan emiten baru sebanyak 9 emiten. Penawaran umum mayoritas berasal dari sektor keuangan 33,6 persen, sektor industrial 16,6 persen dan sektor properti 13,5 persen.

"Hal ini menunjukkan kepercayaan investor terhadap perekonomian Indonesia masih baik," terangnya.

Di sektor IKNB, piutang pembiayaan dalam tren peningkatan menjadi sebesarRp367 triliun. Sektor asuransi berhasil menghimpun premi pada bulan Januari2022 sebesar Rp26,9 triliun dengan premi Asuransi Jiwa sebesar Rp15,1 triliun, serta Asuransi Umum sebesar Rp11,8 triliun. Sedangkan untuk penghimpunan iuran dana pensiun tercatat sebesar Rp3,86 triliun.

Selain itu, fintech peer to peer (P2P) lending pada Januari 2022 mencatatkan pertumbuhan outstanding pembiayaan sebesar Rp1,26 triliun atau 93,8 persen yoy. Selanjutnya, profil risiko lembaga jasa keuangan pada Januari 2022 masih terjaga meskipun terdapat peningkatan rasio NPL gross menjadi sebesar 3,10 persen dengan NPL nett stabil pada 0,88 persen, sedangkan rasio NPF Perusahaan Pembiayaan turun menjadi 3,25 persen.

Sementara itu, Posisi Devisa Neto (PDN) Januari 2022 tercatat sebesar 1,65 persen atau berada jauh di bawah threshold sebesar 20 persen.Selain itu, likuiditas industri perbankan pada Januari 2022 masih berada pada level yang memadai. Hal tersebut terlihat dari rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit dan Alat Likuid/DPK masing-masing sebesar 156,76 persen dan 34,73 persen, di atas ambang batas ketentuan masing-masing pada level 50 persen dan 10 persen.

Dari sisi permodalan, lembaga jasa keuangan juga mencatatkan permodalan yang semakin membaik. Industri perbankan mencatatkan peningkatan CAR menjadi sebesar 25,78 persen atau jauh di atas threshold. Sementara itu, industri asuransi jiwa dan asuransi umum mencatatkan RBC yang juga meningkat masing-masing sebesar 530,8 persen dan 311,1 persen yang berada jauh di atas threshold 120persen. Begitu pula pada gearing ratio perusahaan pembiayaan yang tercatat sebesar 1,95 kali atau jauh di bawah batas maksimum 10 kali.

OJK terus mengamati perkembangan kondisi perekonomian dan sektor jasa keuangan. OJK bersama Pemerintah dan otoritas terkait lainnya serta para stakeholder terus menjaga menjaga stabilitas sistem keuangan dan mendorong akselerasi pemulihan ekonomi nasional.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya