Imbas Invasi di Ukraina, AS Pertimbangkan Sanksi Industri Minyak dan Gas Rusia

AS sedang mempertimbangkan sanksi terhadap industri minyak dan gas Rusia, atas invasi di Ukraina.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 04 Mar 2022, 06:07 WIB
Diterbitkan 03 Mar 2022, 21:18 WIB
Juru bicara Gedung Putih, Jen Psaki.
Juru bicara Gedung Putih, Jen Psaki. Dok: YouTube White House

Liputan6.com, Jakarta - Amerika Serikat mengungkapkan sedang mempertimbangkan untuk menjatuhkan sanksi pada industri minyak dan gas Rusia, sebagai respon dari aksi militer negara itu di Ukraina.

Diketahui bahwa harga minyak global telah menembus level tertinggi dalam delapan tahun, dan gangguan pasokan meningkat.

"Kami sangat terbuka," kata juru bicara Gedung Putih Jen Psaki, dikutip dari laman Channel News Asia, Kamis (3/3/2022).

"Kami sedang mempertimbangkannya. (Sanksi) ini ada dalam pembahasan, tetapi kami perlu mempertimbangkan semua dampaknya," jelasnya.

Meskipun Amerika Serikat belum menargetkan penjualan minyak Rusia sebagai bagian dari sanksi ekonomi setelah invasi, para pedagang dikabarkan AS telah menahan impor dari negara tersebut.

Presiden AS Joe Biden sebelumnya telah memperingatkan bahwa pemerintahannya dapat memblokir minyak Rusia jika Rusia melanjutkan aksi militer di Kyiv.

Namun, Psaki mengatakan Gedung Putih sedang mempertimbangkan bagaimana langkah tersebut dapat mengguncang pasar.

"Kami ingin meminimalkan dampak pada pasar global dan itu termasuk pasar minyak global serta dampak harga energi bagi rakyat Amerika," imbuhnya. 

Harga Minyak Dunia Sudah Tembus USD 113 Per Barel

Ilustrasi Harga Minyak Naik
Ilustrasi Harga Minyak Naik (Liputan6.com/Sangaji)

Harga minyak dunia pada rabu (2/3) telah menembus USD 113 per barel - hampir sepekan setelah Rusia menginvasi Ukraina.

Sementara itu, pertemuan produsen minyak OPEC+ menghasilkan kesepakatan untuk mempertahankan kenaikan produksi moderat mereka, menawarkan sedikit bantuan kepada pasar atau konsumen.

Pada Selasa (1/3), Amerika Serikat dan sekutunya setuju untuk melepaskan 60 juta barel cadangan minyak untuk membantu mengimbangi gangguan pasokan.

Adapun sanksi tambahan lain yang disiapkan AS terhadap lebih banyak oligarki Rusia serta perusahaan dan aset mereka, nenurut sebuah sumber.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya