PLN Gandeng SHS Olah Sekam Padi Jadi Bahan Bakar PLTU

PT PLN (Persero) menggandeng PT Sang Hyang Seri (SHS) untuk mengembangkan sekam padi

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 03 Mar 2022, 13:30 WIB
Diterbitkan 03 Mar 2022, 13:30 WIB
PT PLN (Persero) menggandeng PT Sang Hyang Seri (SHS) untuk mengembangkan sekam padi
PT PLN (Persero) menggandeng PT Sang Hyang Seri (SHS) untuk mengembangkan sekam padi (dok: PLN)

Liputan6.com, Jakarta PT PLN (Persero) menggandeng PT Sang Hyang Seri (SHS) untuk mengembangkan sekam padi yang selama ini terbuang, menjadi bahan baku biomassa untuk program cofiring pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara.

Kerjasama kedua BUMN ini ditandai dengan MoU kajian bersama dan pengembangan pengolahan sekam padi menjadi bahan baku biomassa cofiring pada Selasa (1/3/2022) lalu di Kementerian BUMN, Jakarta.

Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury menyampaikan, kerjasama ini bisa memberikan dampak positif bagi masing-masing BUMN dari sisi revenue.

"Selama ini sekam padi milik SHS menjadi waste. Dengan adanya pemanfaatan sekam padi menjadi produk biomassa cofiring, maka bisa menambah pendapatan perusahaan. Sedangkan dari sisi PLN juga bisa mengantongi penghematan dari sisi pengadaan bahan baku PLTU melalui program ini," ujar Pahala dalam keterangan tertulis, Kamis (3/3/2022).

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan, kerjasama ini selain untuk mengolah waste panen padi yang berupa sekam menjadi bahan baku substitusi batu bara, juga dalam rangka menekan emisi karbon dan mencapai net zero emission pada 2060 mendatang.

Kolaborasi ini sebagai proyek yang akan turut dipamerkan dalam perhelatan KTT G20 November mendatang.

"Kerjasama PLN dan SHS menjadi langkah bersama untuk menekan emisi karbon. Di satu sisi, kerjasama ini juga bisa meningkatkan efisiensi dua BUMN dalam mengelola waste menjadi bahan bernilai," kata Darmawan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Diolah Menjadi Biomassa

Petani tengah memanen padi organik di Cingebul Kecamatan Lumbir, Banyumas. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Petani tengah memanen padi organik di Cingebul Kecamatan Lumbir, Banyumas. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Sekam padi merupakan salah satu dari sederet bahan baku yang bisa diolah menjadi biomassa. Hingga 2025, PLN membutuhkan kurang lebih 10,2 juta ton biomassa untuk menjadi subtitusi 10 persen kebutuhan batu bara di PLTU.

"Melalui program cofiring batu bara dengan biomassa ini, kita bisa mengubah rantai pasok yang biasanya terjadi B to B menjadi berbasis kekuatan rakyat," imbuh Darmawan.

Direktur Utama SHS Maryono menjelaskan, kerjasama ini juga sejalan dengan transformasi bisnis yang dilakukan oleh perusahaannya. Apalagi, selama ini dalam mengelola sawah dengan hasil sebesar 55 juta ton per tahun, ada tumpukan sekam sebesar 11 juta ton.

"Yang biasanya ini hanya menumpuk, kini Alhamdulillah sudah ada off taker-nya. Kami akan mengolah sekam ini menjadi bentuk pelet yang bisa digunakan PLN untuk program cofiring," sebut Maryono.

Saat ini PLN dan SHS sudah melakukan uji coba penggunaan pelet dari sekam ini pada dua PLTU, yakni PLTU Lontar dan PLTU Indramayu. Pelet yang berasal dari sekam padi ini mempunyai kalori 3.700 sehingga mampu menjadi substitusi batu bara.

"Namun pengembangan ini tidak hanya di Jawa saja, wilayah Sulawesi Selatan sebagai salah satu lumbung padi Indonesia juga bisa menjadi proyek selanjutnya bersama PLN," pungkas Maryono.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya