Milenial Indonesia Usung 4 Isu Prioritas di KTT Y20 2022

KTT Y20 bukan simulasi bagi para pemuda seperti Model United Nations (MUN). Sehingga para pesertanya merupakan delegasi resmi yang jadi bagian dari KTT G20.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 10 Mar 2022, 19:45 WIB
Diterbitkan 10 Mar 2022, 19:45 WIB
KTT Y20, wadah bagi anak muda negara anggota G20 untuk berdiskusi dan berdialog soal isu-isu dunia.
KTT Y20, wadah bagi anak muda negara anggota G20 untuk berdiskusi dan berdialog soal isu-isu dunia.

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia selaku pemegang Presidensi G20 2022 akan turut menyelenggarakan KTT Y20, wadah bagi pemuda/pemudi dari negara anggota untuk saling berdialog. Pada event ini, akan ada 4 isu prioritas yang diusung.

KTT Y20 sebagai salah satu engagement group G20 telah terselenggara sejak 2010. Namun, kalau itu namanya masih G20 Youth Summit.

Co-Chair Y20 Indonesia 2022 Rahayu Saraswati mengatakan, KTT Y20 bukan simulasi bagi para pemuda seperti Model United Nations (MUN). Sehingga para pesertanya merupakan delegasi resmi yang jadi bagian dari KTT G20.

"Hanya pesertanya untuk Y20 ini adalah youth, jadi mewakili suara pemuda/pemudi. Dalam hal ini tentunya kalau bicara tentang Indonesia adalah mayoritas dari populasi Indonesia saat ini. Karena mewakili Gen Z dan milenial yang adalah 53 persen dari populasi Indonesia," terangnya dalam sesi bincang virtual bersama Liputan6.com, Kamis (10/3/2022).

Melalui KTT Y20 2022, Presidensi Indonesia mengusung empat area prioritas yang dianggap penting bagi pemuda/pemudi dunia.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Komunike

Logo G20. (Dokumentasi Kemlu RI)
Logo G20. (Dokumentasi Kemlu RI)

"Jadi kita ada ketenagakerjaan pemuda, transformasi digital, planet yang berkelanjutan dan layak huni, serta keberagaman dan inklusi. Ini kenapa kita ada empat delegasi dari setiap negara. Jadi nanti ada 4 dikali 20, 19 negara plus European Union," ungkap wanita yang akrab disapa Sarah ini.

Selain delegasi, negara anggota G20 juga bakal mengirimkan 20 observers, namun tidak punya hak suara seperti delegasi. Nantinya, hasil pertemuan Y20 bakal dituangkan dalam sebuah dokumen bernama Komunike.

"Itu yang akan diserahkan kepada Leaders di G20 Summit. Diharapkan aspirasi yang tertuang dalam Komunike tersebut difasilitasi dan masuk ke dalam leadership declaration di akhir," ujar Sarah.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya