Waduh, 59 Persen Eksekutif Senior Merasa Kesepian selama Pandemi Covid-19

Sebuah survei mengatakan bahwa CEO perusahaan mengalami kesepian selama pandemi Covid-19

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Mar 2022, 15:00 WIB
Diterbitkan 12 Mar 2022, 15:00 WIB
Mendirikan Usaha di Usia Muda, 3 Pemuda Indonesia ini Sukses Membuat Bisnisnya Mendunia
Ilustrasi pengusaha muda/Credit: freepik.com

Liputan6.com, Jakarta Ungkapan lonely at the top menggambarkan situasi yang tengah banyak dihadapi oleh mereka yang berada di posisi manajemen tertinggi. Dilansir pada studi terbaru oleh Harvard Business Review, yang mengungkapkan bahwa 50 persen CEO merasakan kesepian dan 61 persen di antaranya menyatakan bahwa kondisi tersebut menghambat mereka untuk melakukan yang terbaik di tempat kerja.

Executives’ Global Network (EGN), sebuah jaringan keanggotaan bagi para eksekutif, juga telah melakukan survei pada tahun 2019 di Singapura, yang mengungkapkan bahwa 30 persen eksekutif senior mengalami perasaan kesepian atau executive loneliness.

Angka tersebut pun meningkat hingga dua kali lipat menjadi 59 persen pada Desember 2020, mengingat fakta bahwa para eksekutif senior mengalami perasaan terisolasi sebagai akibat dari pandemi. Lebih buruk lagi, lebih dari 80 persen di antaranya enggan berbicara mengenai tantangan terkait kesehatan mental mereka di dalam lingkungan perusahaan.

“Para eksekutif senior mengalami penderitaan tersebut dan merasa tidak diperhatikan. Namun, dengan adanya ekspektasi serta stigma terkait kesehatan mental, mereka tidak memiliki wadah untuk membahas hal tersebut. Situasi ini dapat terjadi karena para pemimpin bisnis terus-menerus dituntut untuk menjadi tumpuan oleh perusahaan mereka dan harus selalu dapat membuat keputusan yang tepat,” kata Nick Jonsson, Co-Founder dan Managing Director, EGN Singapura.

Katanya, banyak yang tidak mengerti bahwa kepemimpinan juga merupakan proses pembelajaran dan mereka yang berada di posisi puncak pun masih merasa perlu untuk belajar dan mencari pendapat ahli agar dapat mendiskusikan solusi-solusi terbaik.

Namun, tidak selalu mudah bagi para eksekutif senior untuk menemukan lawan diskusi yang sepadan dan oleh sebab itulah diperlukan sebuah platform peer network atau jaringan rekan yang memfasilitasi terjadinya pertukaran pengetahuan dan ide bagi mereka yang mengemban posisi tertinggi di perusahaan.

Didirikan pada tahun 1992 di Denmark, EGN menyediakan sebuah tempat bagi para pemimpin untuk saling berbagi perjuangan, merayakan kesuksesan, mendapatkan perspektif baru, dan mempelajari keahlian baru serta mengedepankan pemikiran kritis dan kolaborasi.

Melalui peer network eksekutifnya, EGN mendukung para pemimpin bisnis agar tidak lagi merasa sendirian karena kini mereka dapat belajar dari pengalaman sesama, berdiskusi dengan rekan-rekan yang berasal dari tingkat posisi yang sama, serta bekerja di perusahaan dengan skala, tantangan dan masalah yang serupa.

 

Inovasi

Bekerja di Perusahaan Besar
Ilustrasi Bekerja di Perusahaan Credit: pexels.com/pixabay

Mewakili lebih dari 8.000 perusahaan dan 70 profesi dari 14 negara, EGN menawarkan kesempatan bagi para eksekutif senior untuk terhubung dengan pasar dan para pemimpin industri lainnya, belajar di luar dari lingkungan normal mereka dan memperkuat sistem kepemimpinan, sekaligus membuktikan bahwa ada ruang yang aman untuk belajar, berkolaborasi dan mengasah akuntabilitas.

Para pemimpin bisnis akan selalu dihadapkan pada tantangan tak terduga seperti pandemi yang tengah berlangsung, yang memaksa mereka untuk beradaptasi dan berubah agar dapat membawa bisnis mereka melalui masa krisis. Salah satu perubahan terbesar yang mungkin belum sepenuhnya dipahami oleh banyak pemimpin adalah transformasi digital, yang terutama disebabkan oleh pembatasan mobilitas guna mencegah penyebaran COVID-19. Hal ini tentunya telah mengakibatkan perubahan besar dalam perilaku konsumen, interaksi manusia dan adaptasi budaya kerja.

Menurut prediksi terkini oleh International Data Corporation (IDC), pengeluaran global untuk transformasi digital dalam hal praktik bisnis, produk dan organisasi akan mencapai hingga USD 2,8 triliun pada tahun 2025, dengan tingkat pertumbuhan tahunan sebesar 16,4 persen selama tahun 2021-2025.

Ini seiring dengan meningkatnya kebutuhan untuk mencapai strategi digital holistik dari segi sumber daya manusia, proses, teknologi, data dan tata kelola. Survei Global McKinsey yang melibatkan para eksekutif juga mengungkapkan bahwa perusahaan mereka telah mempercepat digitalisasi pada interaksi pelanggan, rantai pasokan dan operasional internal mereka hingga tiga atau empat tahun.

Mengambil keputusan di tengah pesatnya tren transformasi digital dapat mengakibatkan tekanan dan tantangan baru bagi para pemimpin bisnis dan oleh sebab itulah timbulnya kebutuhan mendesak akan wadah pertukaran pengetahuan dan wawasan-wawasan baru dari berbagai industri dan pakar.

 

Hadir di Indonesia

Orang Produktif Fokus Pada Satu Pekerjaan, Orang Sibuk Berusaha Multitasking
Ilustrasi Fokus Pada Pekerjaan Credit: pexels.com/pixabay

Sebagai negara dengan pertumbuhan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, Indonesia pun dapat diuntungkan dengan adanya peer network dan inilah salah satu alasan dibentuknya EGN Indonesia bagi para eksekutif senior tanah air – termasuk Warga Negara Indonesia dan ekspatriat dari berbagai latar belakang dan industri – menghubungkan mereka dengan peluang untuk saling berbagi dan bertukar pengetahuan, pengalaman dan keahlian.

“Dengan senang hati kami umumkan bahwa kami telah membuka kantor cabang di Indonesia sejak tahun lalu dan akan memulai sesi peer group pertama untuk “Executive Leadership” pada 24 Mei dan “Business Owner/SME” pada 25 Mei mendatang di Fairmont Hotel, Senayan. Tentunya saat ini kami juga sudah mulai membuka pendaftaran anggota baru dan sudah ada beberapa member yang bergabung dengan sangat antusias” kata Dona Amelia, Co-Founder dan Managing Director, EGN Indonesia.

“EGN memberikan akses ke forum tepercaya bagi para pemimpin bisnis, di mana para anggota dapat saling membantu menghadapi tantangan, memecahkan masalah dan mengidentifikasi peluang,” tambah Dona.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya