Neraca Perdagangan Indonesia Surplus USD 3,8 Miliar di Februari 2022

Indonesia kembali melanjutkan tren positif surplus neraca perdagangan per Februari 2022.

oleh Maulandy Rizki Bayu Kencana diperbarui 15 Mar 2022, 12:09 WIB
Diterbitkan 15 Mar 2022, 12:09 WIB
FOTO: Neraca Perdagangan Januari 2022 Surplus USD 930 Juta
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (17/2/2022). Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan Indonesia pada Januari 2022 kembali mengalami surplus sebesar USD 930 juta. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta Indonesia kembali melanjutkan tren positif surplus neraca perdagangan per Februari 2022. Badan Pusat Statistik (BPS) menghitung, neraca dagang Indonesia mengalami surplus hingga USD 3,83 miliar.

Angka surplus ini didapat setelah nilai ekspor USD 20,46 miliar pada Februari 2022, masih lebih tinggi dibanding nilai impor per waktu yang sama, sebesar USD 16,64 miliar.

"Neraca perdagangan Indonesia di bulan februari ini berdasarkan data ekspor/impor mengalami surplus sebesar USD 3,83 miliar," ujar Kepala BPS Margo Yuwono, Selasa (15/3/2022).

Jika dilihat dari tren, Margo mengungkapkan, Indonesia telah alami surplus neraca perdagangan selama 22 bulan terakhir sejak Juni 2020.

"Kalau kita lihat tren surplus, ini terjadi 22 bulan terakhir Indonesia mengalami surplus perdagangan. Harapan kita semua, semoga tren surplus ini terjaga di masa-masa berikutnya. Sehingga pemulihan ekonomi Indonesia bisa berlangsung lebih cepat," tuturnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Negara Penyumbang Surplus

Neraca Perdagangan RI
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (29/10/2021). Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan neraca perdagangan Indonesia pada September 2021 mengalami surplus US$ 4,37 miliar karena ekspor lebih besar dari nilai impornya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Negara penyumbang surplus terbesar yakni Amerika Serikat, dengan selisih perdagangan mencapai USD 1,867 miliar. Disusul kemudian India dan Filipina.

"Dengan India kita surplus USD 850 juta, sementara dengan Filipina surplus USD 725,9 juta," kata Margo.

Sementara dari sisi komoditas, sejumlah produk non-migas seperti bahan bakar mineral (HS 27), kemudian lemak nabati dan hewani (HS 15), serta besi dan baja (HS 72) memainkan porsi yang dominan.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya