Liputan6.com, Jakarta - Chief Executive Officer (CEO) PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) John Riady menjelaskan, pemerintah telah mengeluarkan banyak regulasi maupun insentif untuk mendorong kemajuan industri properti. Alasannya, industri ini memiliki dampak yang cukup besar untuk pertumbuhan ekonomi.
Beberapa insentif yang telah dikeluarkan atara lain perpanjangan pemberlakuan stimulus pajak pertambahan nilai ditanggung pemerintah (PPN DTP) hingga akhir September 2022 dan perpanjangan kebijakan uang muka 0 persen hingga akhir Desember 2022.
“Suku bunga kredit pemilikan hunian juga mengalami penurunan sehingga turut mendorong minat pembelian melalui KPR,” jelasnya dalam keterangan tertulis Selasa (15/3/2022).
Advertisement
Dari sisi pasar, John menambahkan bahwa stimulus Pemerintah untuk industri properti membuat konsumen lebih percaya diri untuk membeli properti. Industri properti memiliki prospek cerah untuk pertumbuhan berkesinambungan. Ke depan sektor properti masih sangat prospektif mengingat rasio kepemilikan rumah yang masih rendah di Indonesia.
"Di tahun 2022, Lippo Karawaci sendiri menargetkan pra penjualan sebesar Rp 5,2 triliun yang ditopang oleh peluncuran rumah tapak terjangkau, penetrasi pasar yang lebih dalam agar mencakup juga segmen nasabah dengan penghasilan lebih tinggi, dan kenaikan permintaan untuk unit apartemen siap huni," paparnya.
Seperti diketahui, pada 2021, Lippo Karawaci membukukan pra penjualan sebesar Rp 4,96 triliun, yang mana sekitar 58 persen dari total pra penjualan tersebut memilih opsi KPR sebagai metode pembayaran, 22,5 persen membayar tunai, dan 19,3 persen membayar melalui cicilan.
Tingginya minat KPR tersebut selaras dengan komponen penjualan LPKR yang didominasi oleh penjualan rumah tapak di klaster Cendana di Lippo Village dan Waterfront Estates di Cikarang.
Baca Juga
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kembali Bangkit
Ciptadana Sekuritas Asia dalam laporan bertajuk Market Outlook 2022: Property Sector, menyebutkan kinerja sektor properti diprediksi bertumbuh di 2022, salah satunya LPKR.
"Pasar properti kembali bangkit di tahun 2022 sehingga kami memandang overweight terhadap sektor properti. Salah satu emiten properti yang akan menunjukkan penjualan yang solid ialah LPKR," papar Ciptadana Sekuritas Asia.
Ciptadana Sekuritas Asia juga menyebutkan bahwa rendahnya suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) di level 3,5 persenmembuat suku bunga Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) tetap rendah dan diperkirakan akan meningkatkan permintaan properti residensial pada tahun 2022.
Di saat yang sama, BI juga memperpanjang insentif uang muka (DP) 0 persen dan pemberian kredit atau pembiayaan properti dengan rasio loan to value (LTV) hingga 100 persen sampai dengan tanggal 31 Desember 2022.
"Rendahnya suku bunga ini membuat permintaan KPR meningkat. Mayoritas konsumen properti atau sekitar 75 persen menggunakan KPR untuk pembelian. Kami yakin bunga hipotek yang rendah akan terus mendorong permintaan properti residensial pada tahun 2022," jelas Ciptadana Sekuritas Asia.
Advertisement