Harga Minyak Masih Panas Meski Sempat Jatuh 2 Pekan Terakhir

Harga minyak mentah berjangka Brent naik 2,19 persen dan menutup perdagangan di level USD 102,78 per barel.

oleh Tira Santia diperbarui 09 Apr 2022, 08:00 WIB
Diterbitkan 09 Apr 2022, 08:00 WIB
Ilustrasi Harga Minyak
Ilustrasi Harga Minyak

Liputan6.com, Jakarta Harga minyak melonjak pada perdagangan Jumat. Namun harga minyak masih berada di jalur untuk penurunan mingguan kedua setelah negara-negara anggota Badan Energi Internasional (IEA) mengumumkan rencana untuk melepaskan minyak mentah dari stok strategis mereka.

Dikutip dari CNBC, Sabtu (9/4/2022), harga minyak mentah berjangka Brent naik 2,19 persen dan menutup perdagangan di level USD 102,78 per barel. 

Sedangkan harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik 2,32 persen menjadi USD 98,26.

Kedua patokan harga minyak dunia tersebut jatuh untuk minggu kedua berturut-turut, di mana Brent di jalur untuk penurunan 3,6 persen dan WTI turun 3 persen. Keduanya harga minyak tersebut tercatat mengalami ketidakstabilan sejak Juni 2020 selama berminggu-minggu.

Negara-negara anggota Badan Energi Internasional (IEA) akan melepaskan 60 juta barel stok minyak mentahnya selama enam bulan ke depan.

“Ada beberapa kekhawatiran bahwa dengan menurunkan harga minyak secara artifisial, Anda hanya akan meningkatkan permintaan dan itu akan membakar pasokan dengan cukup cepat,” kata Analis di Price Futures Group, Phil Flynn.

Rilis ini juga dapat menghalangi produsen, termasuk Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan AS, untuk mempercepat peningkatan produksi bahkan dengan harga minyak sekitar USD 100 per barel, kata analis ANZ Research dalam sebuah catatan.

Sementara itu, Analis PVM Stephen Brennock mempertanyakan dampak dari cadangan yang dirilis.

 “Terlepas dari volume yang belum pernah terjadi sebelumnya ini, keraguan tetap ada apakah banjir pasokan yang masuk ini akan mengatasi kekurangan minyak mentah Rusia,” katanya.

JPMorgan mengharapkan rilis cadangan untuk dalam jangka pendek untuk mengimbangi 1 juta barel per hari dari pasokan minyak Rusia yang diharapkan tetap offline secara permanen.

“Namun, menantikan tahun 2023 dan seterusnya, produsen global kemungkinan perlu meningkatkan investasi untuk mengisi kesenjangan pasokan sebesar Rusia dan mengisi kembali cadangan (minyak) strategis IEA,” kata bank itu dalam sebuah catatan.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Keraguan Sanksi ke Rusia Susutkan Harga Minyak Dunia

Harga Minyak Jatuh Gara-gara Yunani
Harga minyak mentah acuan AS turun 7,7 persen menjadi US$ 52,53 per barel dipicu sentimen krisis penyelesaian utang Yunani.

Sebelumnya, harga minyak mentah dunia turun yang menambah kerugian mingguan di tengah ketidakpastian bahwa zona euro akan secara efektif memberikan sanksi kepada ekspor energi Rusia. 

Ini juga setelah negara-negara konsumen mengumumkan pelepasan besar minyak dari cadangan darurat.

Harga minyak dunia juga tertekan kekhawatiran bahwa penguncian di China karena gelombang baru Covid-19 akan memperlambat pemulihan permintaan minyak.

Melansir laman straitstimes, Jumat (8/4/2022), harga minyak mentah berjangka Brent turun USD 0,49 atau 0,5 persen menjadi USD 100,58 per barel.

Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun USD 0,20 atau 0,6 persen menjadi USD 96,03 per barel.

Pada sesi sebelumnya, kedua benchmark anjlok lebih dari 5 persen ke level penutupan terendah sejak 16 Maret.

Diplomat top Uni Eropa, Josep Borrell, mengatakan langkah-langkah baru Uni Eropa, termasuk larangan impor batubara Rusia, dapat disahkan pada Kamis atau Jumat. Ini jadi pembicaraan pada pertemuan NATO. Bahkan blok itu akan membahas embargo minyak berikutnya.

Namun, larangan batu bara akan berlaku penuh mulai pertengahan Agustus, sebulan lebih lambat dari yang direncanakan semula.

"Tidak ada yang mau menggigit peluru dan sanksi energi Rusia, yang menopang pasar," kata Bob Yawger, direktur energi berjangka di Mizuho.

Di sisi lain, India melanjutkan pembelian impor minyak mentah Rusia yang didiskon. Ini akan mendorong apa yang diperkirakan para analis hilangnya 2-3 juta barel minyak Rusia per hari dari pasar global.

"Meskipun kerugian seperti itu masih mungkin terjadi setelah kontrak bergulir dan kebutuhan kilang atau penyimpanan yang dibutuhkan India terpenuhi, perkembangan seperti itu masih bisa berlangsung berminggu-minggu jika tidak beberapa bulan lagi," kata Jim Ritterbusch, Presiden Ritterbusch and Associates.


Harga Minyak Dunia Merosot, Rusia Dikepung Sanksi AS dan Sekutunya

harga-minyak-dunia-131203c.jpg
Harga minyak

Harga minyak berjangka jatuh pada perdagangan Rabu. Hal ini menyusul kenaikan stok minyak mentah AS dan setelah berita bahwa negara-negara konsumen besar juga akan melepaskan minyak dari cadangan mereka dalam hubungannya dengan Amerika Serikat untuk melawan kekhawatiran pasokan.

Dikutiip dari CNBC, Kamis (7/4/2022), harga minyak mentah berjangka Brent turun 5,22 persen menjadi USD 101,07 per barel. Sedangkan harga minyak mentah AS turun 5,6 persen ke level USD 96,23 per barel.

Negara-negara anggota Badan Energi Internasional (IEA) akan melepaskan 120 juta barel dari cadangan strategis, termasuk 60 juta dari Amerika Serika.

Komitmen stok 60 juta AS itu merupakan bagian dari rencana Washington untuk melepaskan satu juta barel per hari selama enam bulan ke depan dengan total kasar 180 juta barel.

Pasar minyak mentah telah melalui minggu yang bergejolak, dengan harga melonjak di tengah kekhawatiran pasokan setelah invasi Rusia ke Ukraina dan sanksi bagi Moskow oleh Amerika Serikat dan sekutunya.

Akhir-akhir ini pasar telah mundur menyusul rilis cadangan minyak bersama dengan ekspektasi bahwa permintaan minyak di China akan turun karena pandemi yang bangkit kembali telah mendorong penguncian kota-kota termasuk Shanghai.

Administrasi Informasi Energi AS mengatakan stok minyak mentah AS naik 2,4 juta barel dalam minggu terakhir, sementara para analis memperkirakan terjadinya penurunan. 

Produksi minyak juga naik, mencapai 11,8 juta barel per hari, sebagian besar sejak akhir 2021, dan produksi diperkirakan akan terus meningkat. 

Amerika Serikat juga melepaskan hampir 4 juta barel dari cadangan strategisnya dalam seminggu.

“Rilis SPR sangat besar yang meningkatkan kepercayaan bahwa mereka dapat bergerak banyak dari cadangan (minyak) setiap minggu,” kata Phil Flynn, analis senior di Price Futures Group di Chicago.


AS Siapkan Sanksi Baru Bagi Rusia

Kamp Rusia yang Ditinggalkan dekat Kiev
Seorang anggota tentara Ukraina memeriksa sebuah parit di base camp Rusia yang kosong di dekat Buda-Babynetska, utara Kiev, pada 5 April 2022, beberapa hari setelah pasukan Rusia mundur. (RONALDO SCHEMIDT / AFP)

Amerika Serikat dan sekutunya pada hari Rabu menyiapkan sanksi baru terhadap Moskow atas pembunuhan warga sipil di Ukraina utara, yang oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy digambarkan sebagai kejahatan perang. Namun Rusia membantah menargetkan warga sipil.

“Kekhawatiran ini tidak diragukan lagi dimasukkan ke dalam tren harga minyak yang lebih tinggi, dengan volatilitas diperkirakan akan berlanjut seiring situasi geopolitik yang berkembang,” kata Sophie Lund-Yates, Analis Ekuitas Utama di Hargreaves Lansdown.

Usulan sanksi Uni Eropa (UE), yang harus disetujui oleh 27 negara anggota blok itu, akan melarang pembelian batu bara Rusia dan mencegah kapal Rusia memasuki pelabuhan UE.

Kepala eksekutif UE Ursula von der Leyen mengatakan pihaknya sedang menyiapkan sanksi tambahan, termasuk pada impor minyak.

Inggris juga mendesak negara-negara G7 dan NATO untuk menyetujui jadwal penghentian impor minyak dan gas dari Rusia.

Kekhawatiran permintaan juga meningkat setelah otoritas di importir minyak utama yaitu China memperpanjang penguncian di Shanghai untuk mencakup semua 26 juta orang di pusat keuangan itu.  

Infografis SKK MIgas
Di tengah kebutuhan energi nasional yang terus meningkat, menemukan minyak dan gas bumi (migas) menjadi semakin sulit
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya