Ingin Kuliahkan Anak ke Luar Negeri? Simak Cara Siapkan Duitnya

Ada banyak peluang yang bisa dimanfaatkan untuk menyiapkan dana pendidikan tinggi ke luar negeri. Sebaiknya pilih produk yang sesuai dengan profil risiko, tujuan, dan jangka waktu.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 11 Apr 2022, 07:00 WIB
Diterbitkan 11 Apr 2022, 07:00 WIB
Ilustrasi Lulus Kuliah
Ilustrasi lulus kuliah. (dok. Unsplash.com/MD Duran/@mdesign85)

Liputan6.com, Jakarta - Beberapa orang tua bermimpi untuk menyekolahkan anak di luar negeri. Namun memang, mimpi ini tidak sederhana karena salah satu modal untuk bisa mewujudkannya adalah persiapan dana yang cukup besar.

Bagaimana cara mempersiapkan dana pendidikan agar orang tua bisa menyekolahkan anak ke luar negeri? Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Krizia Maulana menjabarkan beberapa cara untuk menyiapkan dana tersebut.

Pertama tentu saja harus mengetahui berapa besar biaya sekolah di luar negeri atau sekolah tujuan setiap tahunnya. Lalu juga perlu mengetahui biaya akomodasi yang diperlukan. Langkah kemudian yang bisa dijalankan adalah memilih instrumen investasi yang tepat. 

Lengkapnya, berikut ini tips menyiapkan dana sekolah di luar negeri untuk anak yang tepat menurut Krizia Maulana, seperti ditulis pada Senin (11/4/2022):

Cari tahu biaya sekolah hingga akomodasi

Hal pertama yang harus dilakukan adalah mencari tahu berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk menyekolahkan anak ke luar negeri, mulai dari uang pangkal, biaya per semester, hingga biaya hidup bulanan di negara tujuan.

Hal lainnya yang perlu diperhatikan adalah perbedaan mata uang. Biaya pendidikan di luar negeri umumnya menggunakan mata uang asing. Oleh karena itu, sebaiknya dana pendidikan juga disiapkan dalam mata uang negara tujuan atau bisa juga dalam dolar AS.

Pertimbangannya adalah agar tidak terjadi perbedaan atau selisih kurs di kemudian hari yang berpotensi mengganggu persiapan biaya kuliah anak. Untuk itu, investasi dalam mata uang dolar AS bisa menjadi salah satu opsi. 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Memilih instrumen investasi yang tepat

Ilustrasi investasi (Foto: Unsplash/Austin Distel)
Ilustrasi investasi (Foto: Unsplash/Austin Distel)

Setelah mengetahui seluruh biaya selama anak menempuh pendidikannya di luar negeri, dengan sudah memperhitungkan faktor inflasi, langkah berikutnya adalah menentukan instrumen investasi yang tepat untuk mengembangkan dana pendidikan anak.

Perlu diketahui, dana pendidikan adalah dana yang harus ada saat dibutuhkan, untuk itu selain penempatan pada kelas aset pasar uang seperti pada tabungan dan deposito berdenominasi dolar AS, kita juga bisa menambahkan porsi reksa dana saham sebagai booster karena sifatnya yang likuid atau mudah untuk dijual kembali serta memiliki potensi pengembalian hasil yang tinggi.

Penempatan dana investasi di reksa dana saham bisa menjadi pilihan jika persiapan dilakukan dalam jangka waktu yang cukup panjang atau di atas 10 tahun.

Apalagi saat ini sudah ada beberapa reksa dana berdenominasi dolar AS yang menangkap peluang investasi di pasar saham domestik dan luar negeri. Contoh reksa dana saham dalam denominasi dolar AS yang menangkap peluang di pasar domestik adalah Manulife Greater Indonesia Fund (MGIF).

Sedangkan bagi investor yang ingin menangkap peluang dari pasar saham di Asia Pasifik, bisa memanfaatkan reksa dana Manulife Saham Syariah Asia Pasifik Dollar AS (MANSYAF). Portofolio MANSYAF terdiri dari saham-saham perusahaan Asia berskala global dengan pendapatan mancanegara, sehingga outlook kinerja tidak dipengaruhi kondisi makroekonomi di negara asalnya.

 

Potensi di pasar saham masih besar

Dilanda Corona, IHSG Ditutup Melesat
Layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (4/3/2020). IHSG kembali ditutup Melesat ke 5.650, IHSG menutup perdagangan menguat signifikan dalam dua hari ini setelah diterpa badai corona di hari pertama pengumuman positifnya wabah corona di Indonesia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Krizia Maulana melihat saat ini merupakan waktu yang tepat untuk berinvestasi di pasar saham. Tahun ini Indonesia berada pada posisi yang atraktif, berbeda dengan negara maju yang mengalami tren normalisasi, Indonesia justru diuntungkan oleh momentum pemulihan ekonomi seiring dengan pulihnya mobilitas masyarakat dan meningkatnya vaksinasi.

Posisi Indonesia sebagai net eksportir komoditas juga memberikan efek lindung nilai dari kenaikan harga komoditas. Kenaikan harga komoditas memberikan trickle-down effect terhadap perekonomian secara keseluruhan lewat meningkatnya kesejahteraan masyarakat yang bekerja dan berhubungan dengan sektor yang bersangkutan.

Hal ini membuat Indonesia menjadi destinasi diversifikasi investasi di tengah dinamika global yang sedang terjadi. Kondisi yang kondusif serta posisi kepemilikan asing yang masih relatif rendah membuka peluang penguatan lebih lanjut di pasar saham Indonesia.

Hal positif lainnya datang dari pasar finansial Asia, termasuk Indonesia, yang bersama ASEAN-4 (Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand) diperkirakan akan mengalami lonjakan pertumbuhan yang signifikan. Asia dianggap memiliki fondasi makroekonomi yang lebih kuat dalam menghadapi pengetatan moneter Amerika Serikat.

Ada banyak peluang yang bisa dimanfaatkan untuk menyiapkan dana pendidikan tinggi ke luar negeri. Sebaiknya pilih produk yang sesuai dengan profil risiko, tujuan, dan jangka waktu. Persiapan dalam jangka waktu yang panjang akan membuahkan hasil yang lebih optimal.

 

 

Infografis Dugaan Banyak Crazy Rich di Pusaran Cuci Uang Investasi Bodong. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Dugaan Banyak Crazy Rich di Pusaran Cuci Uang Investasi Bodong. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya