Liputan6.com, Jakarta - KoinWorks meluncurkan inovasi terbaru bernama KoinWorks NEO. Ini adalah layanan finansial terintegrasi untuk UKM. Pengguna KoinWorks NEO dapat melakukan pembayaran, mengirimkan uang, dan mengakses financial overview sebagai bagian dari fasilitas manajemen keuangan yang disediakan.
CEO & Co Founder KoinWorks Benedicto Haryono mengatakan, KoinWorks NEO merupakan solusi finansial praktis bagi mereka yang mempunyai bisnis. Ini adalah inovasi terbaru KoinWorks dalam melanjutkan tujuan untuk mempercepat program transformasi digital UKM yang sedang dijalankan oleh pemerintah.
Baca Juga
"Dengan bangga kami sampaikan bahwa KoinWorks NEO kini siap digunakan sebagai layanan one-stop-shop untuk UKM dan pengguna bisnis lainnya," jelas dia dalam keterangan tertulis, Rabu (13/4/2022).
Advertisement
"Kami juga berkolaborasi dengan Hendra HeHe, seniman dan freelancer dari Yogyakarta untuk menyemarakkan kehadiran KoinWorks NEO yang juga akan mendesain khusus untuk kartu virtual kami,” tambah Benedicto.
Chief Product Officer KoinWorks Aditya Chintawar menjelaskan secara rinci mengenai NEO card sebagai layanan utama. NEO card merupakan virtual card yang terdapat di dalam KoinWorks NEO yang memungkinkan pengguna untuk mengelola berbagai kategori transaksi.
Setiap pemilik KoinWorks NEO dapat mengaktifkan NEO card hingga lima kartu dalam waktu singkat dan tanpa dipungut biaya. Sebagai kartu virtual, NEO Card memudahkan pengguna untuk melakukan pembayaran secara online.
"Di samping NEO card, fasilitas payment link disediakan untuk memenuhi kebutuhan UKM dalam menerima pembayaran dari pelanggan melalui berbagai kanal.” kata dia.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
KoinWorks NEO Inspire
Entrepreneur sekaligus aktor Christian Sugiono membagikan pengalamannya. Ia sudah coba fitur NEO Card, dan membantu sekali untuk pembagian pos-pos keperluan bisnis, seperti untuk operasional, kebutuhan pemasaran, pembelian supply, dan gaji karyawan.
"Semuanya possible dilakukan dalam satu aplikasi. Membeli barang di e-commerce juga mudah sekali,” ujarnya.
Hendra HeHe menambahkan, Sebagai freelancer butuh satu platform yang bisa menjalankan semua kebutuhan, dari transaksi secara digital, sampai pembuatan tagihan yang bisa disesuaikan dengan deadline.
"KoinWorks NEO memfasilitasi dan menjawab kebutuhan ini. Saya juga mengapresiasi proyek kolaborasi ini dan bangga bisa menciptakan karya untuk KoinWorks NEO.” kata dia.
Bersamaan dengan peluncuran KoinWorks NEO, KoinWorks secara resmi memulai kompetisi bertajuk KoinWorks NEO Inspire yang bertujuan untuk menginspirasi para pelaku UKM untuk mengembangkan bisnisnya dengan KoinWorks NEO sekaligus menantang kreativitas UKM.
KoinWorks NEO Inspire mengundang peserta dari enam kategori: pelaku UKM, pengusaha perempuan, content creator atau influencer, perusahaan startup, freelancer, dan pengajar. Setiap kategori peserta akan melalui serangkaian seleksi hingga terpilih untuk mengikuti bootcamp bersama para mentor dan kemudian maju ke babak final.
KoinWorks menyiapkan hadiah dengan total nilai 2 milyar rupiah untuk seluruh pemenang di akhir kompetisi.
Advertisement
Industri Fintech di Indonesia Berkembang Pesat
Sebelumnya, Industri Financial Techology (Fintech) di Indonesia berkembang pesat dalam beberapa waktu tahun terakhir. AFTECH (Asosiasi Fintech Indonesia) dalam Annual Members Survey (AMS) 2021, Kamis (24/3/2022) melaporkan sederet capaian industri fintech tanah air.
Menurut Ketua Dewan Pengawas AFTECH Rudiantara, survei yang dilakukan terhadap anggota AFTECH merupakan variabel kunci atas aspirasi yang disampaikan untuk diterapkan dalam pembentukan aturan yang lebih pas. Aturan ini disesuaikan juga dengan kode etik yang berlaku serta kebutuhan-kebutuhan lain terhadap fintech agar mendapatkan kepercayaan penuh dari masyarakat.
“Fintech telah berkembang pesat dalam beberapa waktu terakhir, terbukti dengan peningkatan jumlah penyelenggara fintech berlisensi, makin beragamnya solusi layanan keuangan digital yang ada di pasar saat ini, serta pertumbuhan pemanfaatan fintech, dan layanan keuangan digital di masyarakat,” ujarnya dalam siaran pers.
Capaian fintech dalam hal ini antara lain ditunjukkan oleh nilai transaksi uang elektronik yang meningkat 58,5 persen dari tahun ke tahun, menjadi lebih dari Rp 35 triliun pada akhir 2021, adopsi Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS) yang telah melampaui target 12 juta merchants sebelum tenggat waktu akhir 2021, penyaluran pinjaman melalui fintech pendanaan bersama ke lebih dari 13,47 juta rekening peminjam senilai kurang lebih Rp 13,6 triliun pada Desember 2021, serta peningkatan pemanfaatan fintech untuk berinvestasi di pasar modal, dan perdagangan aset digital.
Sumbangan Indonesia di Asia Tenggara
Dalam ringkasan eksekutif Laporan Survey Aggota Tahunan AFTECH, AMS 2021, pada 2021, Indonesia menyumbang 23 persen dari seluruh perusahaan fintech di Asia Tenggara. Perkembangan ini, dikombinasikan dengan potensi industri fintech Indonesia, telah menarik minat investor.
Secara akumulatif, jumlah investasi pada industri fintech di Indonesia mencapai 904 juta dolar AS atau 23 persen dari total akumulasi investasi pada industri fintech di Asia Tenggara pada 2021.
“Selain menunjukkan signifikansi industri fintech dalam menarik investasi, statistik ini juga menunjukkan peran fintech yang signifikan sebagai sumber pertumbuhan ekonomi masa depan bagi Indonesia,” ucapnya.
Advertisement