Liputan6.com, Jakarta Proses percepatan transformasi digital secara nasional dapat menjadi terobosan baru dalam memajukan perekonomian Indonesia dan meningkatkan posisinya di panggung dunia. Khususnya untuk bisa masuk posisi 5 besar negara dengan perekonomian terbesar dunia pada 2024.
Namun, Indonesia masih perlu merubah fondasi perekonomiannya, mengatasi tantangan yang krusial, dan menyusun strategi dalam melihat peluang untuk melakukan akselerasi transformasi digital.
Baca Juga
Hal ini turut dijelaskan dalam sebuah laporan yang dikeluarkan oleh perusahaan konsultan manajemen, Kearney. Disebutkan, perkembangan industri digital di Tanah Air berhubungan erat dengan fondasi ekonomi, dan dapat dilihat sebagai siklus perkembangan yang secara terus menerus berjalan serta dibangun di atas sektor lainnya.
Advertisement
Skala dan kualitas dari ekosistem digital berdampak pada fondasi digital di Indonesia, dimana dapat turut memengaruhi proses adopsi layanan dan proses digital di level performa ekonomi.
"Pembangunan siklus ini sebaiknya dapat menjadi tujuan dan peran dari kerangka regulasi atau regulatory framework. Negara-negara yang sudah membangun regulatory framework secara efektif dan berdampak luas adalah China, Singapura, dan Estonia. Mereka telah meningkatkan daya saing di sektor ekonomi global melalui transformasi digital di lingkup nasional," kata Partner & President Director Kearney Indonesia Shirley Santoso, Kamis (28/4/2022).
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Contoh China
China menjadi negara yang paling sukses dalam hal transformasi digital nasional. Peningkatan GDP Negeri Tirai Bambu melesat dari USD 0,2 triliun pada 1980 menjadi USD 13.9 Triliun pada 2018.
China telah mengimplementasikan rencana-rencana transformasi digitalnya dengan strategi yang efektif, seperti halnya Made in China 2025 dan Internet Plus.
"China sudah membangun siklus yang baik di berbagai sektor, yakni sistem finansial, investasi, ekosistem digital, fondasi industri digital, dan pengadopsian layanan dan proses digital. China juga secara taktis memanfaatkan sumber daya global di seluruh jalur transformasi," ujar Shirley.
Belajar dari keberhasilan China dalam memanfaatkan transformasi digital dan ekonomi, laporan Kearney mengidentifikasi adanya peluang bagi Indonesia untuk mempercepat transformasi digital nasional yang berfokus pada enam sektor prioritas: pemerintah, pendidikan, perawatan kesehatan, perdagangan, logistik dan rantai pasokan, serta manufaktur.
"Indonesia perlu mempercepat digitalisasi layanan, produk, dan proses di semua sektor, termasuk pemerintah, BUMN, dan swasta. Negara ini perlu melakukan restrukturisasi portofolio industri dari industri tradisional berteknologi rendah menjadi lebih banyak industri berteknologi tinggi dan digital," tutur Tomoo Sato, Partner Kearney Indonesia.
Advertisement
Kadin dan Greeneration Foundation Luncurkan Green Fund Digital Philanthropy
Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia bersama Greeneration Foundation (GF) meluncurkan inisiatif Green Fund Digital Philanthropy (GFDP) sebagai platform gotong royong untuk menghimpun pendanaan publik secara inovatif dan akuntabel berbasis teknologi digital.
Penandatanganan ini dihadiri langsung Ketua Umum KADIN Indonesia, Arsjad Rasjid, Ketua Yayasan Kemanusiaan KADIN, Azis Armand, Wakil Ketua Umum KADIN Bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Silverius Oscar Unggul, dan Founder Greeneration Foundation, M. Bijaksana Junerosano.
Ketua Kadin Indonesia Arsjad Rasjid mengapresiasi serta mendukung penuh terselenggaranya kerjasama antara Greeneration dengan Kadin dan Yayasan Kemanusiaan Kadin Indonesia. Melalui kerjasama ini, Kadin Indonesia dan Greeneration meluncurkan inisiatif Green Fund Digital Philanthropy.
“Khusunya untuk program yang berfokus mengatasi perubahan sosial dan krisis iklim. Selain itu, sebagai bentuk komitmen Kadin untuk mewujudkan kelestarian alam dan memperingati hari bumi pada 22 April, Kadin sudah mengajak anggota Kadin untuk menjadi donatur awal pada Green Fund Digital Philanthropy melalui Yayasan kemanusiaan Kadin,” kata Arsjad dalam peluncuran GFDP, secara virtual, Kamis (28/4/2022).
Dia mengungkapkan, saat ini kita hidup diera banyaknya kerusakan lingkungan yang telah mendorong krisis iklim, sehingga menjadi isu darurat global. Urgensi ini telah mendorong pemimpin dunia menghasilkan solusi konkret dalam mengatasi masalah lingkungan dan krisis iklim.