Liputan6.com, Jakarta Panas bumi merupakan energi bersih yang ramah lingkungan dan mampu berproduksi ratusan tahun sehingga pengembangan panas bumi sebagai transisi energi harus terus berjalan meskipun banyak tantangan yang harus dihadapi.
"Panas bumi merupakan sumber energi yang dapat diandalkan dalam memenuhi kebutuhan energi ramah lingkungan saat ini dan di masa depan sebagai energi yang handal dalam mensuplai kebutuhan beban dasar ketenagalistrikan. Sehingga dapat dikatakan bahwa panas bumi merupakan sumber energi yang unggul," kata Ketua Umum Asosiasi Panasbumi Indonesia (API) Prijandaru Effendi dikutip dari Antara, Selasa (17/5/2022).
Baca Juga
Prijandaru mengatakan hal tersebut terkait penyelenggaraan Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE) ke-8 pada 14-16 September 2022 di Jakarta Convention Center.
Advertisement
Menurutnya, dampak pemanasan global semakin meningkat, kenaikan suhu sudah dirasakan di berbagai belahan dunia, seperti yang belakangan ini terjadi suhu di Jakarta mencapai 36 derajat celsius. Hal ini menunjukkan bahwa energi ramah lingkungan sudah sangat penting untuk dikembangkan menggantikan energi fosil, katanya.
Meski begitu, ia mengakui terdapat sejumlah tantangan yang dihadapi dalam pengembangan panas bumi di Indonesia. Diantaranya adalah bagaimana pengembang bisa menghasilkan harga energi listrik panas bumi yang kompetitif.
"Karena itu pentingnya pemerintah untuk mewujudkan tarif berkeadilan bagi energi listrik panas bumi. Adil bagi kedua pihak, pengembang panas bumi maupun pembeli dalam hal ini PLN," katanya.
Tantangan lain adalah soal kebutuhan pendanaan yang berkelanjutan dari negara-negara maju kepada negara seperti Indonesia yang kini melakukan pengembangan energi bersih dan terbarukan, ujarnya.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kemandirian Energi
Menurut Dirjen Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Dadan Kusdiana pemerintah senantiasa memberikan dukungan bagi pengembangan panas bumi dalam mencapai agenda pembangunan ekonomi berkelanjutan dan kemandirian energi nasional.
"Sehingga dalam menjalankan hal tersebut perlu melibatkan berbagai pihak, baik dari sisi pemerintah maupun di luar pemerintah harus bersama-sama berkomitmen mengambil langkah-langkah strategis, terukur, dan berkelanjutan untuk mencapainya," katanya.
Sementara itu Direktur Panas Bumi Kementerian ESDM Harris Yahya mengatakan pengembangan panas bumi memang membutuhkan investasi yang besar. Hal ini yang membuat pemanfaatan panas bumi untuk kelistrikan di tanah air kapasitasnya baru mencapai 2.292 MW atau 8,9 persen dari potensi atau sumber daya panas bumi yang dimiliki Indonesia.
Selain investasi, pengembangan panas bumi juga memerlukan waktu yang lama dan risiko yang tinggi. Kendati demikian, pemerintah berupaya mencapai target pengembangan panas bumi sebesar 3.355 MW pada 8-9 tahun mendatang, katanya.
Advertisement
Forum IIGCE
Di tempat yang sama Ketua Pelaksana IIGCE 2022 Riza Pasikki mengatakan forum IIGCE tahun ini bertema “Geothermal: The Sustainable Energy for Green Recovery, Energy Transisition, and Security” yang relevan dengan isu global dan kebijakan pemerintah saat ini untuk mewujudkan energi hijau yang berkelanjutan.
Forum IIGCE 2022 dinilainya sangat penting, karena salah satu program yaitu konvensi akan membahas dan saling berbagi pengalaman terkait kerangka kebijakan yang menarik terhadap isu global serta komitmen investasi dari pengembang yang membutuhkan dukungan badan pendanaan.
Acara tersebut juga akan disertai dengan kesempatan berkunjung ke lapangan pembangkit panas bumi Sokoria, Ende, NTT serta technical paper dan pameran.