Jokowi Yakin Harga Minyak Goreng Bakal Terus Turun

Presiden Joko Widodo (Jokowi) optimistis harga minyak goreng di pasar nasional ke depan akan terus turun.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 19 Mei 2022, 18:30 WIB
Diterbitkan 19 Mei 2022, 18:30 WIB
Presiden Jokowi Temukan Minimarket di Yogyakarta Kosong Akan Minyak Goreng
Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengecek langsung ketersediaan minyak goreng di Yogyakarta. (Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden).

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) optimistis harga minyak goreng di pasar nasional ke depan akan terus turun. Berbekal keyakinan itu, dia kembali mengizinkan produsen minyak sawit mentah (CPO) dan minyak goreng untuk melakukan ekspor.

Menurut pengamatannya, harga minyak goreng secara rata-rata terus menunjukan grafik menurun, khususnya untuk minyak goreng curah. Pada April sebelum pelarangan ekspor, harga rata-rata nasional minyak goreng curah Rp 19.800.

Setelah adanya pelarangan ekspor, harga rata-rata nasional turun menjadi Rp 17.200-17.600.

"Walaupun memang ada beberapa daerah yang saya tahu harga minyak goreng masih relatif tinggi. Tapi saya yakini, dalam beberapa Minggu ke depan, harga minyak goreng curah akan semakin terjangkau menuju harga yang kita tentukan, karena ketersediaannya semakin melimpah," ujar Jokowi, Kamis (19/5/2022).

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini menegaskan, pemerintah bakal terus memantau peredaran minyak goreng di pasaran agar terjaga dari segi pasokan maupun harga.

"Meskipun ekspor dibuka, pemerintah akan tetap mengawasi dan memantau dengan ketat, untuk memastikan pasokan tetap terpenuhi dengan harga terjangkau," imbuh dia.

Secara kepentingan, pemerintah juga akan melakukan pembenahan prosedur dan regulasi di Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), agar terus disederhanakan dan dipermudah.

"Agar lebih adaptif dan solutif menghadapi dinamika pasokan dan harga minyak dalam negeri. Sehingga masyarakat dapat dilindungi dan dipenuhi kebutuhannya," tutup Jokowi.

Alasan Jokowi Buka Kembali Pintu Ekspor Minyak Goreng

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memutuskan membuka pintu ekspor minyak goreng kembali mulai 23 Mei 2022.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memutuskan membuka pintu ekspor minyak goreng kembali mulai 23 Mei 2022.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memutuskan kembali membuka ekspor minyak goreng, salah satu produk turunan minyak sawit mentah (CPO).

Keputusan ini diambil lantaran Jokowi menilai kondisi pasokan dan harga minyak goreng di pasar nasional terhitung sudah lebih terkendali.

Selain itu, RI 1 turut mempertimbangkan sektor lapangan kerja di industri minyak goreng, yang banyak terkena dampak akibat larangan ekspor minyak goreng tersebut.

"Berdasarkan kondisi pasokan dan harga minyak goreng saat ini, serta mempertimbangkan adanya 17 juta orang tenaga di industri sawit, baik petani, pekerja dan juga tenaga pendukung lainnya, maka saya memutuskan ekspor minyak goreng akan dibuka kembali pada Senin, 23 Mei 2022," kata Jokowi, Kamis (19/5/2022).

Jokowi kembali memastikan, stok minyak goreng untuk konsumsi masyarakat sudah melebihi kapasitas.

 

Pasokan Minyak Goreng

BLT Minyak Goreng
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan Bantuan Langsung Tunai atau BLT minyak goreng kepada sejumlah pedagang kecil dan penerima di Pasar Rakyat Angso Duo Baru Jambi, pada Kamis 7 April 2022 ini.

Dia menghitung, pasokan minyak goreng sebelum pelarangan ekspor pada Maret 2022 masih mencapai 64,5 ribu ton per bulan.

Namun, setelah dilakukan pelarangan ekspor di bulan April, pasokan mencapai 211 ribu ton per bulannya, melebihi kebutuhan nasional bulanan. Dan kini, stok nasional berada di kisaran 194 ribu ton per bulan.

"Berdasarkan pengecekan langsung saya di lapangan dan juga laporan yang saya terima, Alhamdulillah pasokan minyak goreng terus bertambah," ungkapnya.

Tak hanya pasokan, Jokowi memastikan harga minyak goreng secara rata-rata sudah lebih terkendali, khususnya untuk produk minyak goreng curah.

"Pada bulan April sebelum pelarangan ekspor, harga rata-rata nasional minyak goreng curah Rp 19.800 (per liter). Setelah adanya pelarangan ekspor, harga rata-rata nasional turun menjadi Rp 17.200-17.600 (per liter)," tuturnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya