Kinerja Bisnis Membaik, Pendapatan GoTo Melonjak 53 Persen

Berdasarkan data GoTo, pada kuartal I-2022 pendapatan bruto perseroan naik 53 persen secara year on year (yoy) menjadi Rp5,2 triliun.

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Jun 2022, 09:53 WIB
Diterbitkan 31 Mei 2022, 19:10 WIB
Gojek dan Tokopedia bentuk GoTo, grup teknologi terbesar di Indonesia.
Gojek dan Tokopedia bentuk GoTo, grup teknologi terbesar di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta Keputusan Gojek dan Tokopedia melakukan kombinasi bisnis dengan membentuk PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) terbukti efektif dalam memperkuat fundamental bisnis dan kinerja perseroan.

Melalui integrasi optimal dari tiga pilar bisnis on demand, e-commerce dan fintech, perseroan berhasil mencatat lonjakan pada pendapatan serta mengurangi kerugian di awal tahun 2022.

“Pembentukan GoTo, dari kombinasi Gojek dan Tokopedia, menempatkan kami dalam posisi yang lebih baik lagi untuk melayani konsumen," kata CEO Grup GoTo, Andre Soelistyo dalam keterangan resmi, Senin (30/5/2022).

Berdasarkan data GoTo, pada kuartal I-2022 pendapatan bruto perseroan naik 53 persen secara year on year (yoy) menjadi Rp5,2 triliun. Sementara pada periode yang sama, pendapatan bersih mencapai Rp1,5 triliun, naik 7,14 persen dari sebelumnya Rp1,4 triliun.

Melonjaknya pendapatan sejalan dengan keberhasilan perseroan meningkatkan take rate dari 3,5 persen menjadi 3,7 persen, yang didorong oleh monetisasi pada segmen e-commerce dan on-demand yang lebih baik.

Sebagai catatan, take rate adalah biaya yang dikenakan atas transaksi yang dilakukan di platform dan hal ini menjadi salah satu sumber pemasukan bagi perusahaan berbasis teknologi.

Jika dibandingkan dengan angka take rate perusahaan sejenis, seperti Alibaba untuk bisnis e-commerce, Uber dan Grab untuk bisnis on demand, GoTo masih memiliki ruang yang cukup besar untuk meningkatkan kembali take rate ke depannya, sehingga hal ini dapat berdampak positif pada kenaikan pendapatan bruto dan menguatkan jalur menuju profitabilitas.

Dampak positif kombinasi bisnis lainnya adalah monetisasi perusahaan yang lebih baik dan efisiensi bisnis yang semakin terlihat di kuartal I-2022.

Indikasinya, kerugian perusahaan terus menurun yang tercermin dari rugi EBITDA turun 14 poin persentase menjadi Rp5,4 triliun dibandingkan Rp6,2 triliun di kuartal I-2021. Hal ini didorong fokus perseroan mendorong monetisasi dan melakukan efisiensi pada biaya pemasaran dan insentif serta biaya operasional.

Andre mengatakan, sepanjang 2021, perusahaan secara konsisten menjalankan rencana bisnis dengan baik, sehingga mampu menghasilkan pertumbuhan di setiap lini bisnis dan peningkatan margin secara keseluruhan.

"Seiring dengan komitmen semakin memperdalam integrasi bisnis, kami mampu meningkatkan efisiensi operasional, menghadirkan peluang bisnis dengan pendekatan multiplatform serta berinvestasi bagi pertumbuhan dan profitabilitas GoTo,” tutur dia.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tren Penguatan Bisnis GoTo

Paparan kinerja keuangan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk, Senin (30/5/2022). (Foto:tangkapan layar/Pipit I.R)
Paparan kinerja keuangan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk, Senin (30/5/2022). (Foto:tangkapan layar/Pipit I.R)

Tren penguatan bisnis GoTo sejatinya sudah terlihat sejak tahun lalu. Di tengah pemulihan ekonomi yang positif, pada tahun 2021 pendapatan bruto GoTo tumbuh 45 persen yoy mencapai Rp17,1 triliun dari Rp11,85 triliun. Sehingga pendapatan bersih perseroan naik 7 persen menjadi Rp5,16 triliun dari Rp4,82 triliun.

Pada tahun 2021, Gross Transaction Value (GTV) perusahaan menembus Rp461,60 triliun, naik 40 persen dibandingkan dengan Rp 330,18 triliun di 2020.

Dari jumlah GTV ini, kontribusi bisnis on-demand services (mobilitas, pesan-antar makanan dan bahan kebutuhan pokok, dan logistik) mencapai Rp50,31 triliun, naik 25,21 persen dari Rp40,18 triliun.

Segmen e-commerce menyumbang transaksi senilai Rp230,59 triliun, tumbuh 45,82 persen dari Rp 158,13 triliun. Sementara pilar financial technology (fintech) menyumbang transaksi GTV sebanyak Rp214,91 triliun, melesat 80 persen dari sebelumnya Rp119,52 triliun.

Kenaikan GTV di ekosistem GoTo terus terjadi pada tahun ini. Hingga kuartal I-2022 angka GTV GoTo mencapai Rp139,54 triliun, tumbuh 45,04 persen daripada Rp96,21 triliun di kuartal I-2021.

GTV adalah metrik operasional yang mencakup jumlah nilai transaksi dari on-demand services; jumlah nilai produk dan jasa yang tercatat di platform marketplace e-commerce, dan nilai pembayaran yang diproses via platform fintech, tapi tidak termasuk nilai transaksi antar entitas di perusahaan yang dieliminasi saat konsolidasi.

GOTO Bidik Pendapatan Bruto hingga Rp 5,6 Triliun pada Kuartal II 2022

Sebelumnya, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) mulai memasang target target kinerja untuk kuartal II 2022. Target tersebut merujuk pada kinerja perseroan pada kuartal I 2022 yang cukup solid.

Direktur Utama GoTo, Andre Soelistyo mengatakan pihaknya cukup optimistis melihat momentum dari pertumbuhan yang akan terus berkembang seiring dengan akselerasi dari efisiensi dan profitabilitas.

"Untuk kuartal kedua 2022, guidance kami untuk GTV akan berada di antara Rp 142 triliun sampai Rp 150 triliun. Kira-kira di sekitar segitu. dan juga untuk gross revenue atau pendapatan bruto akan berada di antara Rp 5,3 triliun sampai Rp 5,6 triliun,” ungkap Andre dalam konferensi pers, Senin (30/5/2022).

Untuk target keseluruhan tahun kemungkinan baru akan diungkap pada kuartal II. Meski begitu, Andre kembali mengingatkan momentum dari monetisasi di platform GoTo sudah sangat berkembang baik pada kuartal pertama 2022.

"Kami kira momentum tersebut akan berlanjut di Kuartal sesudahnya, dan juga momentum dari hasil investasi dari sinergi kami untuk memperkuat efisiensi dari biaya dan juga effort yang dilakukan oleh tim kami untuk efisiensi biaya operasional akan terus berlanjut,” imbuh Andre.

Adapun perseroan memiliki fokus yang berkelanjutan pada sinergi ekosistem untuk mendorong pertumbuhan, monetisasi, dan efisiensi.

Di antaranya mencakup integrasi GoPay dan produk pembiayaan konsumen ke Tokopedia, sehingga GoPay menjadi penyedia jasa pembayaran elektronik terdepan di platform tersebut, mendorong frekuensi transaksi, pembelanjaan, dan retensi yang lebih tinggi.

Kemudian peluncuran sistem poin penghargaan tunggal, GoPay Coins, di seluruh ekosistem, untuk memberi manfaat akuisisi silang konsumen di antara Gojek, Tokopedia, dan GoTo Financial.

Serta peningkatan pengalaman hyperlocal melalui integrasi Tokopedia dan armada logistik on-demand Gojek yang meningkatkan pesanan on-demand dan menurunkan biaya per kilometer untuk pengiriman.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya