Dibanding Lonjakan Suku Bunga, Bos BCA Lebih Cemas Kenaikan GWM

BCA lebih mewaspadai kenaikan Giro Wajib Minimum (GWM) yang akan terus terjadi hingga September 2022 mendatang.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 08 Jun 2022, 20:15 WIB
Diterbitkan 08 Jun 2022, 20:15 WIB
BCA Menempatkan Sebagai Pemegang Market Share RDN Terbesar
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja memberi sambutan dalam BCA Capital Market Community Iftar Gathering dan Economy Outlook 2022 di The Langham, Jakarta (25/04/2022).  BCA telah mencatat pembukaan RDN hampir mencapai 2 juta rekening, yang menempatkan BCA sebagai pemegang market share RDN terbesar di Indonesia. Pencapaian ini ditopang oleh literasi keuangan dan transformasi digital yang dilakukan secara berkesinambungan. (Liputan6.com/HO/Eko)

Liputan6.com, Jakarta Tren kenaikan suku bunga acuan global terus berlanjut. The Fed selaku bank sentral Amerika Serikat (AS) juga ditakutkan akan kembali memperketat kebijakan moneter sebagai upaya mengendalikan inflasi.

Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk Jahja Setiaatmadja pun mewaspadai kebijakan serupa turut dilakukan Bank Indonesia (BI), meskipun pihak bersangkutan masih menahan suku bunga acuan di level 3,50 persen.

Meskipun keputusan itu terlihat dovish, Jahja lebih mewaspadai kenaikan Giro Wajib Minimum (GWM) yang akan terus terjadi hingga September 2022 mendatang.

"BI belom naikkan bunga acuan, jadi belom terlalu terasa. Tapi sampai dengan September BI akan ketatkan uang beredar, mungkin setelah September lebih terasa," kata Jahja kepada Liputan6.com, Rabu (8/6/2022).

Seperti diketahui, BI per 1 Juni 2022 mulai menaikan GWM rupiah untuk bank umum konvensional dari 5 persen menjadi 6 persen. GWM akan terus dinaikan menjadi 7,5 persen mulai 1 Juli 2022, dan 9,0 persen pada 1 September 2022.

Kebijakan tersebut dinilai sebagai upaya bank sentral memaksimalkan sejumlah instrumen moneternya untuk meredam laju inflasi, tanpa perlu menaikan tingkat suku bunga acuan.

Pun bila BI-7 Day Reverse Repo Rate kelak naik, Jahja beserta jajaran direksi BCA tak ingin terburu-buru menaikan suku bunga deposito rupiahnya.

"Likuiditas kita banyak, jadi belom perlu langsung ikut naikkan bunga deposito," pungkas dia.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

BCA Raup Laba Bersih Rp 8,1 Triliun di Kuartal I 2022, Naik 14,6 Persen

Terjun dari Lantai 56, Pria Tewas di Menara BCA Bentur Atap Lobi
Polisi saat ini tengah meminta keterangan sopir mobil yang rusak akibat kejatuhan pria yang tewas di Menara BCA.

Sebelumnya, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) atau BCA dan entitas anak membukukan laba bersih sebesar Rp8,1 triliun pada triwulan I 2022. Angka ini tumbuh 14,6 persen secara tahunan atau year on year (YoY).

Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk, Jahja Setiaatmadja menyampaikan, peningkatan laba bersih di triwulan I 2022 didukung peningkatan aktivitas kredit, transaksi, dan CASA. Seiring dengan pemulihan perekonomian nasional, total kredit naik 8,6 persen secara YoY.

"Didukung oleh pencapaian-pencapaian yang positif tersebut, laba bersih tumbuh 14,6 persen YoY menjadi Rp8,1 triliun," ujarnya dalam konferensi pers paparan Kinerja Kuartal I-2022 di Jakarta, Kamis (22/4).

Dia merinci, pertumbuhan kredit terjadi di semua segmen, baik kredit untuk bisnis maupun konsumsi. Adapun, untuk kredit korporasi naik 9,2 persen YoY mencapai Rp286,9 triliun di Maret 2022.

Lalu, seiring dengan aktivitas bisnis yang membaik, kredit komersial dan UKM naik 8,2 persen YoY menjadi Rp188,8 triliun. Sementara itu, pertumbuhan kredit tertinggi dicatatkan oleh segmen KPR, yakni tumbuh 9,8 persen YoY menjadi Rp98,2 triliun.

"KKB mencetak rebound dengan naik 3,6 persen YoY menjadi Rp41,6 triliun, dan saldo outstanding kartu kredit tumbuh 4,9 persen YoY menjadi Rp12,0 triliun. Total portofolio kredit konsumer naik 7,6 persen YoY menjadi Rp154,8 triliun," ucapnya.

Pertumbuhan Kredit BCA

ATM BCA (Dok: Istimewa)
ATM BCA (Dok: Istimewa)

Pertumbuhan kredit BCA diikuti oleh perbaikan kualitas pinjaman, sejalan dengan kredit yang direstrukturisasi berangsur kembali ke pembayaran normal. Rasio loan at risk (LAR) turun ke 13,8 persen di triwulan I 2022, dibandingkan 19,4 persen di tahun sebelumnya.

Lalu, rasio kredit bermasalah (non-performing loan) terjaga sebesar 2,3 persen. Torehan ini didukung kebijakan relaksasi restrukturisasi.

Di sisi pendanaan, CASA naik 21,7 persen YoY mencapai Rp798,2 triliun, berkontribusi hingga 80 persen dari total dana pihak ketiga. Sementara itu, deposito juga tumbuh 3,1 persen YoY menjadi Rp199,6 triliun.

Secara keseluruhan, total dana pihak ketiga naik 17,5 persen YoY menjadi Rp997,8 triliun. Sehingga, turut mendorong total aset BCA naik 15,5 persen YoY menjadi Rp1.259,4 triliun di akhir Maret 2022.

"Pengembangan solusi digital secara konsisten pada platform perbankan transaksi, ditambah tingkat kepercayaan nasabah yang tinggi, menjadi modal utama untuk memperkokoh kontribusi CASA sebagai dana inti bank," bebernya. Selanjutnya, BCA juga senantiasa memperkuat ekspansi ekosistem digital dan basis nasabah melalui kolaborasi dengan berbagai mitra strategis. Di tiga bulan pertama tahun 2022, total volume transaksi naik 43 persen YoY mencapai lebih dari 5 miliar transaksi.

Kemudian, seiring solidnya pertumbuhan likuiditas dan kredit, BCA membukukan pertumbuhan positif pada pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) selama tiga bulan pertama tahun 2022 naik 2,5 persen YoY menjadi Rp14,5 triliun. Pendapatan selain bunga tumbuh 19,5 persen YoY menjadi Rp5,9 triliun di periode yang sama, ditopang kenaikan pendapatan fee dan komisi sebesar 15,8 persen YoY. 

BCA Siapkan Uang Tunai Rp 58,12 Triliun

Rayakan Idul Fitri dan Hari Kemenangan Bersama BCA
Di jaman modern saat ini, persiapan mudik lebaran menjadi lebih mudah dan cepat. Teknologi e-banking dan kartu Flazz permudah transaksi.

Menyambut bulan suci Ramadhan 2022, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) memfasilitasi ketersediaan uang tunai hingga sebesar Rp 58,12 triliun.

Persediaan uang tunai tersebut meningkat sebesar 7 persen dibanding persediaan uang tunai pada 2021. Tujuannya untuk mengantisipasi peningkatan permintaan masyarakat terhadap uang tunai selama Ramadhan hingga Idul Fitri.

Hal tersebut disampaikan Wakil Presiden Direktur BCA Armand W Hartono melalui siaran persnya yang diterima Liputan6.com, Rabu, 5 April 2022.

BCA bekerjasama dengan Bank Indonesia turut berpartisipasi dalam kegiatan Serambi Rupiah Ramadan yang merupakan program Bank Indonesia untuk menyediakan kebutuhan uang Rupiah selama Ramadan.

Seremoni pelaksanaan kegiatan Serambi Rupiah Ramadan tersebut dihadiri oleh Deputi Gubernur Bisnis Indonesia Aida S. Budiman, Wakil Presiden Direktur BCA Armand W. Hartono beserta 14 perwakilan perbankan lainnya pada Senin, 4 April 2022 di Komplek Perkantoran Bank Indonesia.

Pada kegiatan seremoni tersebut juga dilakukan pelepasan secara simbolis armada kas keliling yang akan melayani penukaran uang kepada masyarakat Indonesia.

Melalui kegiatan ini BCA  turut mendukung program pemerintah khususnya Bank Indonesia untuk memfasilitasi kebutuhan uang tunai bagi masyarakat Indonesia.

“Meskipun pandemi masih menyertai di Ramadan 2022 ini, namun semangat menunaikan ibadah puasa harus senantiasa tertanam di dalam diri kita. Sebagai wujud dukungan kami, kami menghadirkan Layanan penukaran uang yang dapat dilakukan di kantor cabang maupun di mobil kas keliling serta menambahkan ketersediaan uang tunai untuk  melayani masyarakat di bulan Ramadan,” kata Armand.

Infografis: Persaingan Ketat, Ekosistem Bank Digital Harus Kuat (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis: Persaingan Ketat, Ekosistem Bank Digital Harus Kuat (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya