Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina (Persero) membukukan laba bersih USD 2,05 miliar, atau setara Rp 29,3 triliun di sepanjang 2021 lalu.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menyampaikan, pencapaian itu naik hampir dua kali lipat dibanding tahun sebelumnya, dimana perseroan mencatat net profit sekitar USD 1,05 miliar.
Baca Juga
Raihan tersebut pun telah Nicke beserta jajarannya utarakan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Pertamina pada Rabu (8/6/2022) pagi.
Advertisement
"Alhamdulillah di RUPS tadi pagi kita membukukan profit yang hampir dua kali lipat dari tahun lalu. Kita mencatat Rp 29,3 triliun keuntungan bersih kita. Tahun lalu kan Rp 15 triliun," jelas Dirut Pertamina dalam sesi media gathering bersama pemimpin redaksi, Rabu (8/6/2022).
Selain keuntungan bersih, Pertamina di tahun lalu juga membukukan pendapatan (revenue) yang juga meningkat tajam 39 persen, dari USD 41,47 miliar menjadi USD 57,51 miliar.
Kemudian, Pertamina juga memperoleh pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi (EBITDA) sebesar USD 9,45 miliar. Itu meningkat 19 persen dari USD 7,95 miliar pada 2021.
Efisiensi Besar-Besaran
Nicke memaparkan, kinerja positif tersebut bisa diraup berkat program efisiensi besar-besaran yang dilakukan Pertamina pada 2021 lalu.
"Untuk bisa survive kuncinya satu, efisien. Dan bukan hanya efisiensi saja, kita punya program cost optimization," ungkapnya.
"Jadi ini lah hasil kerja keras kita di tengah-tengah kondisi yang sangat sulit di tahun 2021," tandas Nicke.
Advertisement
Pertamina Temukan Cadangan Migas di Perairan Utara Jawa
PT Pertamina Hulu Energi (PHE), sebagai Subholding Upstream Pertamina, melalui PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) berhasil temukan cadangan migas dari pengeboran sumur eksplorasi GQX-1 di Perairan Utara Jawa.
Sumur eksplorasi GQX-1 terletak kurang lebih 17 km dari eksisting fasilitas produksi lapangan MM. Sumur GQX-1 yang ditajak pada akhir April 2022 mencapai kedalaman akhir 2958 feet Measured Depth (ftMD) pada tengah Mei 2022.
Sumur ini berhasil menemukan minyak dan gas melalui Uji Kandungan Lapisan (Drill Stem Test/DST) #1 yang dilakukan pada reservoir shallow marine sandstone Formasi Main.
“Dari hasil Uji Kandungan Lapisan Pertama diperoleh laju aliran gas sebesar 3,6 juta standar kaki kubik gas per hari (MMSCFD) dan minyak 108 barel perhari (BOPD). Selanjutnya akan dilakukan Uji Kandungan Lapisan Kedua/DST#2 pada interval 2494-2519 ftMD di lapisan MR-26,” ujar Direktur Eksplorasi PT Pertamina Hulu Energi (PHE) – Subholding Upstream, Medy Kurniawan, Kamis (2/6/2022).
Medy menjelaskan bahwa temuan cadangan dari sumur GQX-1 melengkapi keberhasilan temuan cadangan sebelumnya pada tahun 2022, yaitu sumur Sungai Gelam Timur-1 (SGET-1) di Jambi, Manpatu-1X di Mahakam, dan Wilela-001 di Sumatera Selatan.
Pada tahun 2021, Subholding Upstream berhasil melakukan pengeboran sumur eksplorasi sebanyak 12 sumur.
Peningkatan Kinerja
Tahun 2022, Subholding Upstream berupaya meningkatkan kinerja melalui rencana kerja pengeboran sumur eksplorasi yang agresif sebanyak 29 sumur, atau 242 persen dibandingkan dengan realisasi tahun 2021.
Dalam strategi eksplorasi, Subholding Upstream memiliki tiga inisiatif utama. Tiga strategi utama tersebut antara lain berupa aset Wilayah Kerja (WK) eksisting dimana kontribusi eksplorasi dibutuhkan dalam mempertahankan dan meningkatkan produksi migas eksisting.
Selanjutnya strategi New Ventures dimana Subholding Upstream Pertamina mencari potensi eksplorasi yang baru.
Terakhir, strategi partnership untuk sharing risk & cost serta technology & knowledge transfer melalui akselerasi proses kerjasama dan joint bidding domestic serta luar negeri.
Subholding Upstream Pertamina akan terus mengembangkan pengelolaan operasi di dalam dan luar negeri secara profesional untuk mewujudkan pencapaian menjadi perusahaan minyak dan gas bumi kelas dunia.
Advertisement