Sumber Daya Ikan Melimpah, Morotai Bisa jadi Surga Industri Perikanan RI

Dari potensi sumber daya ikan sebesar 68,5 ribu ton per tahun, hasil produksinya baru di angka 6.272 ton per tahun

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Jun 2022, 10:32 WIB
Diterbitkan 11 Jun 2022, 10:32 WIB
Pulau Morotai, Maluku Utara
Tempat Wisata Ngehits 2016

Liputan6.com, Jakarta PT Jababeka Tbk, melalui salah satu anak usahanya, PT Jababeka Morotai bersama PT Ocean Mitramas dan PT Indo Numfor Pacific sepakat membentuk konsorsium perikanan untuk mengembangkan industri perikanan di Kawasan Ekonomi Khusus Morotai, Pulau Morotai- Provinsi Maluku Utara.

Adapun penandatanganan surat perjanjian kerja sama konsorsium dilakukan oleh Basuri Tjahaja Purnama selaku Direktur Utama PT Jababeka Morotai, Setiawan Mardjuki selaku Direktur PT Jababeka Morotai, bersama Julius Dharma Liman selaku Direktur Utama PT Ocean Mitramas dan Rino Febrian selaku Direktur PT Indo Numfor Pacific.

Basuri Tjahaja Purnama selaku Direktur Utama PT Jababeka Morotai, menyambut baik kerjasama konsorsium ini dan berharap kerjasama ini berjalan lancar.

Hal itu karena terdapat potensi perikanan di Pulau Morotai cukup luar biasa. Dari potensi sumber daya ikan sebesar 68,5 ribu ton per tahun, hasil produksinya baru di angka 6.272 ton per tahun. Di mana artinya produktivitas perikanan Pulau Morotai masih tergolong rendah.

"Kami terus berkomitmen untuk memajukan Pulau Morotai, dan terbentuknya konsorsium ini ialah salah satu upaya baru kami demi mengembangkan industri perikanan dan juga muaranya meningkatkan kesejahteraan masyarakat Morotai," terang Basuri, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (11/6/2022). 

Dalam momen penandatanganan tersebut, pihak konsorsium perikanan juga sepakat mendukung dan patuh pada kebijakan pemerintah mengenai penangkapan ikan terukur. Karena pihak konsorsium menyadari bahwa penangkapan ikan terukur diperlukan agar terjadi keseimbangan ekologi yang baik demi menjaga kesehatan laut.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Persiapan

Pasca penandatanganan kerja sama ini, pihak Jababeka Morotai bersama Ocean Mitramas dan Indo Numfor Pacific segera melakukan kunjungan ke KEK Morotai. Tujuannya, untuk melakukan segala persiapan agar proyek perikanan bisa cepat berjalan.

Hal senada juga dikatakan oleh Julius Dharma Liman selaku Direktur Utama PT Ocean Mitramas. Ia mengaku senang bisa menjadi anggota konsorsium dan yakin kerjasama konsorsium ini berjalan lancar serta bisa memberi dampak positif bagi semua pihak.

Sementara Rino Febrian selaku Direktur PT Indo Numfor Pacific menyatakan bahwa pihaknya siap menyiapkan hal yang dibutuhkan agar proyek bisa cepat terlaksana.

"Kami siap menyiapkan segala hal yang dibutuhkan. Kami berharap kerjasama ini bisa terjalin dengan baik dan pada tahun 2022 ini bisa terlaksana," ungkap Rino.

Dukung Presidensi G20, KEK Morotai Genjot Pengembangan PLTS

Pulau Morotai
Pelabuhan speedboat di Desa Daruba, Pulau Morotai, Maluku Utara. (Liputan6.com/Hairil Hiar)

Sebelumnya, PT Jababeka Tbk, melalui salah satu anak usahanya, PT Jababeka Morotai sepakat membentuk konsorsium dengan Kyudenko Corporation (Kyudenko) dan PT Santomo Resources Indonesia (Santomo) untuk berpartisipasi dalam tender proyek Independent Power Producer (IPP) Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Kawasan Ekonomi Khusus Morotai, di Pulau Morotai, Provinsi Maluku Utara.

Adapun pembentukan konsorsium ini merupakan langkah untuk merespon kebutuhan listrik di Pulau Morotai khususnya di wilayah Kawasan Ekonomi Khusus atau KEK Morotai dan kesiapan untuk menanggapi rencana PT PLN yang dituangkan dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik Nasional (RUPTL) 2021-2030.  

Sementara, penandatanganan surat perjanjian kerja sama dilakukan oleh Direktur Utama PT Jababeka Morotai Basuri Tjahaja Purnama, Direktur PT Jababeka Morotai Setiawan Mardjuki , bersama Shigetomi Norio selaku Kepala Perwakilan Kyudenko, dan Tomoichi Yamaguchi selaku Direktur Utama Santomo.

Basuri pun sangat optimis terhadap rencana pembangunan IPP PLTS di KEK Morotai, karena setiap anggota konsorsium memiliki kelebihan yang saling melengkapi sehingga proyek ini bisa berjalan dengan baik jika terwujud. Ia pun menyatakan bahwa persiapan mengenai persyaratan dan perencanaan konstruksi sudah dilakukan. 

Tenant-tenant KEK Morotai, seperti pelaku bisnis dan investor di bidang perikanan, logistik, rumah sakit, data center, industri lain, serta kawasan wisata seperti theme park dan resort, akan dapat menikmati green energy dengan kualitas terbaik dan harga yang kompetitif.

"Dengan status Kawasan Ekonomi Khusus, para tenant juga akan mendapat fasilitas khusus, berupa fasilitas kemudahan perizinan dan perpajakan di antaranya adalah tax holiday/taxiIncentives, kepabeanan, cukai, lalu lintas barang, ketenagakerjaan, keimigrasian, pertanahan dan tata ruang, dan perizinan berusaha," ungkap Basuri dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (28/1/2022).

Sebagai pembagian tugasnya, direncanakan Jababeka Morotai akan bertindak sebagai pengelolaan lahan dan pembentukan kawasan industri, sedangkan Kyudenko dan Santomo menyuplai panel surya dan komponen-komponen lain, serta konstruksinya. 

Penerapan EBT di Indonesia

Pulau Dodola
Pulau Dodola, salah satu pulau menawan di gugusan Kepulauan Morotai.

Direktur Utama Santomo Tomoichi Yamaguchi menerangkan bahwa Santomo sangat senang menjadi anggota konsorsium. Di mana Jababeka ialah pengembang kawasan industri terkemuka dan Kyudenko adalah perusahaan EPC No.1 untuk pembangkit tenaga surya di Jepang.

Menurutnya, konsorsium ini merupakan konsorsium yang paling cocok untuk PLTS di Morotai. Seiring hal tersebut, Shigetomi Norio memandang bahwa penandatangan ini ialah upaya Jepang dan Indonesia, yang sama-sama merupakan anggota G20, bekerja sama menurunkan emisi karbon dan menekan dampak perubahan iklim.

Sebab, Kyudenko sudah sejak lama melakukan survei terkait penerapan energi terbarukan di Indonesia, dan menyadari potensinya sangat besar di Indonesia. Hal itu dikarenakan bentuk negara Indonesia berbentuk kepulauan dan masyarakatnya tersebar ke semua pulau tersebut. 

"Sebelumnya terkait proyek ini, kita sudah berpengalaman dalam proyek demonstrasi PLTS di Pulau Sumba yang berkolaborasi dengan BPPT (yang sudah berganti nama menjadi BRIN). PLN pusat dan daerah, serta relasi stakeholder sudah melihat bersama-sama bahwa Kyudenko bisa menyuplai stable energy dari PLTS," kata Kepala Perwakilan Kyudenko, Shigetomi Norio.

"Mereka pun mengungkapkan ketertarikannya kepada kami untuk membangun di daerah lain bukan sebagai proyek demonstrasi tapi sebagai proyek aktual. Oleh karenanya, kami bekerja sama dengan Jababeka Morotai dalam melakukan studi kelayakan dan dari situlah kami melihat potensi yang sangat besar di Morotai," lanjut dia. 

PT Jababeka Morotai adalah badan usaha yang ditunjuk oleh Presiden untuk mengembangkan dan mengelola Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Morotai sebagaimana tercantum dalam Peraturan Pemerintah No. 50/2014. Morotai memiliki keindahan laut yang luar biasa, juga sumber daya alam yang tak terhingga sehingga Morotai pun dipilih pemerintah sebagai salah satu destinasi Bali Baru dan Proyek Strategis Nasional.  

Sementara itu, Kyudenko Corporation adalah salah satu perusahaan Jepang yang bergerak di bidang desain dan konstruksi fasilitas kelistrikan, fasilitas HVAC (heating, ventilation, dan air conditioning) dan plumbing; fasilitas sanitasi; pencegahan kebakaran; fasilitas distribusi tenaga listrik dan fasilitas tenaga listrik bawah tanah; fasilitas informasi dan telekomunikasi; serta fasilitas energi terbarukan.  

Sedangkan PT Santomo Resources Indonesia merupakan perusahaan yang fokus pada energi terbarukan seperti energi biomassa (PKS, Wood Pellet), pembangkit listrik terbarukan, dan bisnis EV.  

Infografis Laju Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan Produk Domestik Bruto 2019-2021. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Laju Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan Produk Domestik Bruto 2019-2021. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya