Pembangunan Program Sejuta Rumah Capai 278.725 Unit per Mei 2022

Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal Perumahan tetap optimis pembangunan rumah untuk masyarakat akan terus meningkat seiring dengan stabilitas perekonomian secara nasional.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 21 Jun 2022, 14:00 WIB
Diterbitkan 21 Jun 2022, 14:00 WIB
BTN Salurkan Lebih dari 735 Ribu Rumah Bersubsidi
Pemilik rumah membuat rangka penguat dapur rumah di Perumahan Griya Samaji,Cieseng, Bogor, Rabu (19/02/2020). BTN pada 2019 telah merealisasikan 735.000 rumah dalam Program pemerintah satu juta rumah dengan kredit kepemilikan rumah bersubsidi sekitar Rp 111 trilyun. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mencatat, hingga bulan kelima 2022 ini capaian pembangunan perumahan yang termasuk dalam Program Sejuta Rumah (PSR) mencapai angka 278.725 unit.

Adanya pembangunan rumah untuk masyarakat diharapkan mampu meningkatkan perekonomian nasional sekaligus memenuhi kebutuhan layak huni di seluruh wilayah Indonesia.

"Progres pembangunan rumah yang termasuk dalam Program Sejuta Rumah per 31 Mei 2022 ini mencapai angka 278.725 unit," ujar Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR Iwan Suprijanto dalam keterangan tertulis, Selasa (22/6/2022).

Menurut Iwan, Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal Perumahan tetap optimis pembangunan rumah untuk masyarakat akan terus meningkat seiring dengan stabilitas perekonomian secara nasional.

Selain itu, keterlibatan para pemangku kepentingan perumahan seperti pemerintah daerah, pengembang, perbankan, masyarakat serta sektor swasta untuk mendukung pelaksanaan Program Sejuta Rumah terus berjalan di lapangan.

Program Sejuta Rumah, imbuhnya, merupakan gerakan percepatan dan kolaborasi antara pemerintah dengan para pelaku pembangunan perumahan dalam menyediakan hunian yang layak bagi masyarakat.

"Kami tetap optimis Program Sejuta Rumah bisa mencapai target pembangunan yang telah ditetapkan. Untuk capaian Program Sejuta Rumah saat ini terdiri dari 220.878 unit rumah masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dan 57.847 unit rumah non MBR," terangnya.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

MBR dan Non MBR

Pembangunan Sejuta Rumah Bersubsidi Masih Berlanjut
Anak-anak bermain di depan pembangunan rumah bersubsidi di Kompleks Perumahan Grand Viona, Ciseeng, Bogor, Selasa (8/6/2021). Kementerian PUPR memastikan pembangunan rumah bersubsidi dalam program sejuta rumah tahun ini masih berlanjut meski di tengah pandemi Covid-19. (merdeka.com/Arie Basuki)

Berdasarkan data yang ada di Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian PUPR, capaian Program Sejuta Rumah untuk rumah MBR mencapai 79 persen dan 21 persen rumah non MBR.

Untuk rumah MBR jumlahnya 220.878 unit yang berasal dari pembangunan rumah yang dilaksanakan oleh kementerian PUPR sebanyak 34.000 unit, kementerian/lembaga terkait 49 unit, pemerintah daerah 1.680 unit, pengembang 153.264 unit, CSR perusahaan 14 unit, masyarakat 31.871 unit.

Sedangkan rumah untuk non-MBR totalnya 57.847 unit yang berasal dari pembangunan rumah yang dilaksanakan oleh pengembang 39.576 unit dan masyarakat 18.271 unit.

"Masyarakat sangat membutuhkan bantuan perumahan dari pemerintah. Kami akan terus mempercepat pembangunan hunian untuk masyarakat dengan menggerakkan seluruh pemangku kepentingan untuk tetap mewujudkan infrastruktur perumahan yang baik," tutur Iwan.

Pemerintah Optimis Program Sejuta Rumah Naik Usai Lebaran 2022

Pembangunan Sejuta Rumah Bersubsidi Masih Berlanjut
Suasana embangunan rumah bersubsidi di Kompleks Perumahan Grand Viona, Ciseeng, Bogor, Selasa (8/6/2021). Kementerian PUPR memastikan pembangunan rumah bersubsidi dalam program sejuta rumah tahun ini masih berlanjut meski di tengah pandemi Covid-19. (merdeka.com/Arie Basuki)

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) optimistis pelaksanaan Program Sejuta Rumah akan semakin meningkat usai Lebaran 2022 atau Hari Raya Idul Fitri 1443 Hijriah.

Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR Iwan Suprihanto menekankan, semakin meningkatnya kebutuhan rumah layak huni serta adanya kebijakan pemerintah untuk mendorong perekonomian di berbagai sektor industri, diharapkan mampu meningkatkan daya beli masyarakat terhadap properti di Indonesia.

"Kami tetap optimis Program Sejuta Rumah akan semakin membaik dan meningkat usai Idul Fitri tahun ini," ujar Iwan dalam keterangan tertulis, Selasa (3/5/2022).

Lebih lanjut, Iwan juga menerangkan, di masa mudik lebaran tahun ini diharapkan masyarakat bisa memahami arti penting rumah yang layak huni. Para pemudik yang kembali ke kampung halaman diharapkan bisa menikmati hati raya bersama keluarga di rumah yang layak, sehingga nyaman saat bersilaturahmi bersama keluarga.

"Rumah memiliki arti penting, apalagi di hari raya Idul Fitri ini setiap orang bersilaturahmi di rumahnya bersama keluarga. Rumah yang layak huni sangat diperlukan oleh setiap keluarga Indonesia karena semua berawal dari rumah," katanya.

Sebagai informasi, Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian PUPR mencatat capaian Program Sejuta Rumah per 31 Maret 2022 sudah mencapai 159.372 unit atau 15,9 persen.

Capaian pembangunan rumah tersebut berasal dari rumah masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) sebanyak 117.532 unit dan rumah untuk non-MBR 41.840 unit.

Program Sejuta Rumah Utamakan Pemanfaatan Produk Dalam Negeri

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus berupaya meningkatkan pemanfaatan produk dalam negeri untuk program pembangunan perumahan untuk masyarakat khususnya Program Sejuta Rumah.

Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR Iwan Suprijanto menilai, adanya produk bahan bangunan rumah produksi dalam negeri selain bisa meningkatkan daya saing industri dalam negeri juga dapat menggerakkan roda perekonomian Indonesia.

"Kita akan dorong pemanfaatan produk dalam negeri dalam Program Sejuta Rumah," ujar Iwan dalam keterangan tertulis, Jumat (28/1/2022).

Iwan berkomitmen menerapkan pemanfaatan produk dan memasukkanmya dalam spesifikiasi pembangunan rumah yang dilaksanakan Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian PUPR.

Sejumlah proyek pembangunan hunian yang akan dioptimalkan yakni pembangunan rumah khusus (rusus) dan rumah susun (rusun).

"Saya harap ke depan kita akan mempunyai standarisasi bahan bangunan khususnya produk dalam negeri. Apalagi di masa pandemi Covid-19, pemanfaatan produk dalam negeri ini juga menjadi bagian dari pemilihan ekonomi nasional," imbuhnya. 

Infografis Serba-serbi Rumah Ramah Lingkungan
Infografis Serba-serbi Rumah Ramah Lingkungan. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya