Liputan6.com, Surakarta - Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan saat pandemi Covid-19, jumlah nasabah PNM Mekar bertambah 7,1 juta nasabah.
Padahal sebelum pandemi Covid-19, jumlah nasabah PNM Mekar mencapai 5,6 juta, kemudian ditambah 7,1 juta totalnya menjadi 12,7 juta nasabah.
Baca Juga
"Ibu-ibu di desa yang pinjamannya Rp 1-4 juta di bawah grup BRI PNM mekar bisa tumbuh saat covid 7,1 juta. Kenapa UMKM yang lain tidak bisa. Artinya kalau kita mau kita bisa, disaat yang sulit kita buktikan ekononomi kita tumbuh," kata Erick saat menghadiri acara Pemberian NIB kepada 550 pelaku UMK di Surakarta, Rabu (6/7/2022).
Advertisement
Apalagi dengan hadirnya kemudahan mendaftar Nomor Izin Berusaha melalui Online Single Submission (OSS) berbasis risiko, Erick yakin UMKM akan mudah mendapatkan pembiayaan dari perbankan. Selain itu, BUMN dibidang perbankan juga mudah menyalurkan pembiayaan.
"Saya yakin dengan proses yang dimudahkan dengan sistem OSS dan NIB ini, selama ini pembiayaan UMKM sulit mendapatkan data sekarang lebih terbuka untuk mendapatkan data sehingga lebih tepat sasaran," kata Erick.
Lebih lanjut, kata Erick, kolaborasi kementerian itu sangat penting. Tidak mungkin kementerian bisa sukses menjalankan program jika berdiri sendiri.
Kementerian BUMN sangat senang bisa dilibatkan dalam mendorong pelaku UMKM untuk mendapatkan NIB.
"Ini sesuai dengan instruksi bapak Presiden yang dimana bapak Presiden selalu menekankan, bahwa basis daripada pertumbuhan ekonomi kita adalah ekonomi kerakyatan," ujarnya.
Â
Kedepankan UMKM
UMKM harus dikedepankan tanpa membedakan dengan perusahaan-perusahaan besar yang telah menjadi pemain global.
Kesinambungan itu sangt penting antara perusahaan besar dengan perusahaan kecil terutama UMKM.
"Ekonomi yang kita bangun ini harus seimbang dan presiden menekankan bahwa kita bukan negara kapitalis, bukan negara oligarki, tetapi negara yang jelas punya pondasi yang kuat yang didorong berdasarkan ekonomi kerakyatan UMKM," ujar Erick.
Dia ingin menjadikan UMKM sebagai rantai pasok yang berkesinambungan supaya bisa beriringan dengan perusahaan besar.
"Kita fokus BUMN ini dipembiayaan dan pendampingan. Kalau bisa kita membuka pasar kita bantu dan terbukti dorongan pembiayaan KUR ini terus ditingkatkan," ujarnya.
Â
Advertisement
Target
Tahun 2024 bahkan Presiden menargetkan pembiayaan perbankan untuk sektor UMKM mencapai 30 persen. Namun, nanti ke depannya seluruh pembiayaan perbankan UMKM harus mencapai 50 persen.
"Tidak kalah dengan negara tetangga Malaysia dan Singapura, ini yang harus kita pastikan. Oleh karena itu tahap awal ini Pemerintah memastikan KUR tahun ini Rp 338 triliun naik dari Rp 260 triliun dan ini untuk UMKM," pungkasnya.