Jurus Jitu Sampoerna Pangkas Rantai Panjang Perdagangan Tembakau, Bikin Petani Merasa Nyaman

Musim tanam raya tembakau dimulai. Wajah para petani tembakau di Desa Ngadirejo, Kecamatan Ermoko, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah berseri-seri. Hati pun nyaman karena tidak ada lagi rantai panjang perdagangan.

oleh Shinta NM Sinaga diperbarui 10 Jul 2022, 02:53 WIB
Diterbitkan 08 Jul 2022, 21:07 WIB
Program Kemitraan Sampoerna, Solusi Tingkatkan Kualitas Tembakau dan Kesejahteraan Petani Tembakau
Asisten Deputi Pengembangan Agribisnis Perkebunan Kemenko Perekonomian, Moch. Edy Yusuf (tengah) mengoperasikan mesin kultivator yang disaksikan Direktur Tanaman Semusim dan Rempah Kementerian Pertanian Ardi Praptono (ketiga kiri), Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Jawa Tengah Supriyanto (kedua kiri), Kepala Urusan Eksternal PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna) Ervin Pakpahan (kedua kanan), Ketua DPD APTI Jawa Tengah Hafidz BR (kiri), dan pimpinan area PT Sadhana Arifnusa, Soeharto pada acara Tanam Raya Tembakau di Wonogiri, Jawa Tengah, Kamis (7/7/2020). (Foto: Sampoerna)

Liputan6.com, Wonogiri - Musim tanam raya tembakau dimulai. Wajah para petani tembakau di Desa Ngadirejo, Kecamatan Ermoko, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah berseri-seri. Hati pun nyaman karena tidak ada lagi rantai panjang perdagangan.

Ada 2.200 petani tembakau di Wonogiri yang menjadi peserta mitra PT HM Sampoerna Tbk atau Sampoerna sejak 2013 dan berjalan baik. Kualitas tembakau menjadi lebih baik dan petani tidak perlu risau mencari siapa yang mau beli hasil panen.

"Program kemitraan telah menghindarkan petani dari rantai perdagangan tembakau dan tengkulak yang panjang, yang berpotensi mengurangi keuntungan petani secara signifikan," kata Kepala Urusan Eksternal Sampoerna Ervin Pakpahan saat Tanam Raya Tembakau di Wonogiri, Jawa Tengah, Kamis 7 Juli 2022, bersama para petani tembakau.

Program kemitraan, tutur Ervin, menjamin penyerapan produksi sesuai dengan kesepakatan bersama antara petani mitra dan pemasok. Sehingga dapat memberi dampak positif dan kesejahteraan bagi para petani tembakau mitra beserta masyarakat sekitarnya.

Program kemitraan Sampoerna dengan petani tembakau menjadi jurus jitu dan telah berjalan lebih dari satu dekade. Sejak 2009 hingga 2022, tercatat sekitar 21.000 petani tembakau sudah menjadi mitra. Mereka tersebar di berbagai sentra penghasil tembakau di Pulau Jawa seperti Rembang, Jember dan Bondowoso, serta Nusa Tenggara Barat.

"Kami berharap program kemitraan dapat menjadi solusi bersama untuk menciptakan rantai pasok pertanian tembakau yang berkelanjutan di Indonesia. Selaras juga dengan upaya pemerintah meningkatkan kesejahteraan petani secara umum," ucap Ervin.

Jaminan Pembelian

Tanam Raya Tembakau di Wonogiri, Jawa Tengah, 7 Juli 2022
Tanam Raya Tembakau di Wonogiri, Jawa Tengah, 7 Juli 2022 (Foto: Sampoerna)

Pelaksanaan program kemitraan, tutur Ervin, diwujudkan melalui pendampingan, bimbingan teknis, akses yang mudah terhadap permodalan, dan prasarana produksi pertanian, serta jaminan pembelian bagi petani sesuai dengan kesepakatan yang sudah disepakati dari awal.

Para petani tembakau juga dibekali dengan pengetahuan tentang praktik pertanian yang baik, guna mengurangi dampak lingkungan, serta meningkatkan efisiensi produksi. Tujuannya untuk meningkatkan kualitas tembakau dan kesejahteraan petani.

"Di sisi lain, Sampoerna juga terus berkomitmen memerangi pekerja anak. Mencegah keterlibatan mereka dalam pekerjaan dan aktivitas pertanian tembakau. Selain kesejahteraan petani, kami juga turut melaksanakan program pemberdayaan perempuan, guna memberikan manfaat bagi masyarakat di sekitar sentra pertanian tembakau," tutur Ervin.

 

Nyaman dan Menguntungkan

Petani tembakau saat Tanam Raya Tembakau di Wonogiri, Jawa Tengah, 7 Juli 2022.
Petani tembakau saat Tanam Raya Tembakau di Wonogiri, Jawa Tengah, 7 Juli 2022. (Foto: Sampoerna)

Di Wonogiri, program kemitraan Sampoerna dilaksanakan melalui perusahaan pemasok tembakau, PT Sadhana Arifnusa, yang secara konsisten memberikan bimbingan bagi para petani mitra. Pendampingan tersebut berlangsung sejak pembibitan, penanaman, hingga panen, guna menjaga kualitas tembakau yang dihasilkan.

Pimpinan Area PT Sadhana Arifnusa, Soeharto menyampaikan, ada training personal dan kelompok hingga petani tembakau mengerti dan melakukannya. Juga ada transfer teknologi dan efisiensi pembiayaan di lapangan.

Dulu petani tembakau memakai cangkul, kini pakai kultivator. Dulu merajang daun tembakau secara manual, kini pakai mesin. Begitu juga dengan sistem irigasi dan penggunaan pupuk.

"Petani merasa nyaman. Ketika dia tanam tembakau, sudah merasa nyaman siapa yang akan beli. Jadi sudah tidak perlu mencari yang mau beli. Inilah kemitraan yang menguntungkan. Dari sisi kualitas tembakau yang baik terpenuhi, kesejahteraan dan pendapatan petani meningkat dibanding sebelumnya," kata Soeharto.

Jadi Kunci

Program Kemitraan Sampoerna, Solusi Tingkatkan Kualitas Tembakau dan Kesejahteraan Petani Tembakau
Perwakilan PT Sadhana Arifnusa di Jawa Tengah, Soeharto (kanan), didampingi Kepala Urusan Eksternal PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna) Ervin Pakpahan (kiri) menjelaskan program kemitraan pertanian tembakau kepada Asisten Deputi Pengembangan Agribisnis Perkebunan Kemenko Perekonomian, Moch. Edy Yusuf (kedua kiri) dan Direktur Tanaman Semusim dan Rempah Kementerian Pertanian Ardi Praptono (kedua kanan) di Wonogiri, Jawa Tengah, Kamis (7/7/2020). (Foto: Sampoerna)

Direktur Tanaman Semusim dan Rempah Kementerian Pertanian Ardi Praptono yang mewakili Direktur Jenderal Perkebunan berharap setiap pihak yang terlibat dalam program kemitraan bisa menjaga komunikasi dan hubungan yang baik.

"Kemitraan menjadi kunci budidaya tembakau. Bisa mewujudkan kualitas dan juga kesejahteraan. Kualitas adalah yang diharapkan industri tembakau. Kesejahteraan adalah yang diharapkan petani tembakau," kata Ardi.

Kementerian Pertanian, lanjut Ardi, berupaya memberikan dukungan. Bekerja sama dengan pemerintah provinsi sentra tembakau, Kementan mencoba memberikan jaminan perlindungan produk tembakau bagi petani dari segala risiko.

"Insya Allah dengan jaminan perlindungan ini para petani tembakau hatinya akan tenang, merasa yakin, merasa termotivasi. Sehingga semakin menghasilkan produk tembakau berkualitas dan memenuhi kebutuhan dalam negeri," ucap Ardi.

Percaya dan Berlanjut

Program Kemitraan Sampoerna, Solusi Tingkatkan Kualitas Tembakau dan Kesejahteraan Petani Tembakau
Perwakilan PT Sadhana Arifnusa di Jawa Tengah, Soeharto (kanan), didampingi Kepala Urusan Eksternal PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna) Ervin Pakpahan (kiri) menjelaskan program kemitraan pertanian tembakau kepada Asisten Deputi Pengembangan Agribisnis Perkebunan Kemenko Perekonomian, Moch. Edy Yusuf dan Direktur Tanaman Semusim dan Rempah Kementerian Pertanian Ardi Praptono di Wonogiri, Jawa Tengah, Kamis (7/7/2020). (Foto: Sampoerna)

Asisten Deputi Pengembangan Agribisnis Perkebunan Kemenko Perekonomian Moch. Edy Yusuf, mewakili Deputi II Pangan dan Agribisnis menyatakan senang bisa melihat langsung dan berkomunikasi dengan petani dalam Tanam Raya Tembakau. Sekaligus memastikan semua berjalan dengan baik, petani bisa menikmati kesejahteraan, dan harus ada keberlanjutan.

"Ada suatu kecerahan dari program kemitraan. Kuncinya adalah trust atau kepercayaan. Yang paling penting harus saling percaya. Hal paling utama dalam kemitraan adalah konsistensi dan transparansi, keterbukaan, sehingga petani nyaman," kata Edy.

Edy melihat program kemitraan yang telah terjalin sekian lama antara Sampoerna dengan petani tembakau Wonogiri berjalan dengan baik karena ada kepercayaan. Kunci selanjutnya adalah keberlanjutan.

"Kemitraan memastikan adanya peningkatan kesejahteraan, petani tembakau jadi semangat untuk menanam. Sampoerna juga memastikan kualitas yang ditanam petani memenuhi standar. Ini menjadi kunci keberlanjutan," ucap Edy.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya